Kekhawatiran lainnya yaitu bayi tak akan mendapatkan cukup susu bila ibu menyusui berpuasa, juga tak disetujui oleh Utami. "ASI tak mungkin akan berkurang," tandasnya, "karena produksi ASI sebenarnya disesuaikan dengan permintaan bayi," lanjutnya. ASI yang tak keluar, penyebabnya lebih berkaitan dengan kondisi psikis si ibu semisal stres.
Rangsangan produksi ASI, terang Utami, bukanlah karena isapan bayi tapi pengosongan susu itu sendiri. "Di bawah areola ibu ada 2 buah 'ruangan'. Yang satu adalah 'pabrik' susu dan yang kedua disebut 'gudang' susu. Nah, 'pabrik' akan terangsang untuk memproduksi susu kalau susu di 'gudang'nya habis." Misalnya, bayi menghabiskan 5 cc susu, maka 'pabrik' akan memasukkan lagi 5 cc. "Jadi, jangan khawatir ibu akan kekurangan air susu untuk bayinya."
Hanya saja, lanjut Utami, untuk mengalirkan susu dari "pabrik" ke "gudang", sang ibu masih memerlukan suatu refleks yang disebut let down reflex. Refleks ini terletak dekat dengan otak, yang artinya sangat dipengaruhi oleh emosi si ibu. Dengan demikian, walaupun produksi susunya bagus tapi kalau refleks itu tak bisa dilepaskan, maka tak akan ada susunya. "Tak ada bayi yang bisa menyedot langsung dari 'pabrik' susu karena mengalirnya susu sangat dipengaruhi oleh emosi si ibu. Jadi, ibu menyusui harus positive thinking."
Tak masalah lagi, kan, Bu!
Faras