Meski amat bermanfaat untuk mengembangkan anak, tapi tempat bermain umum juga bisa menyebarkan bibit penyakit.
Boleh dibilang, tak ada mal yang tak menyediakan fasilitas tempat bermain untuk anak. Bahkan, supermarket dan rumah makan tertentu pun menyediakan fasilitas tersebut. Tujuannya tak lain agar orang tua bisa berbelanja dengan nyaman tanpa direpotkan oleh anak karena si anak sudah "dititipkan" di tempat bermain bersama pengasuhnya.
Umumnya, mainan yang disediakan bersifat hiburan atau rekreatif semisal, games, bom-bom car, kolam bola, kereta api, mobil-mobil atau aneka binatang yang bergerak naik-turun atau mengayun maju-mundur, dan lainnya. Ada pula mainan yang bersifat ketangkasan seperti jaring-jaring, terowongan berbelok-belok, perosotan, dan sebagainya.
Tentu saja, semua fasilitas bermain itu tak disediakan secara cuma-cuma. Biasanya, pengunjung harus menukarkan sejumlah uang dengan koin atau karcis. Meski ada pula yang tak harus bayar semisal di sejumlah rumah makan fast food, tapi tentu hanya buat pengunjung yang makan di restoran itu.
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN ANAK
Menurut Dr. H.Adi Tagor, SpA, DPH, dari RS Pondok Indah, Jakarta, tempat bermain umum amat bermanfaat buat anak. Antara lain, merangsang audiovisual (penglihatan dan pendengaran) dan takti/l perabaan anak. Misal, kolam bola. "Ini bagus untuk perabaan. Kalau berenang ada sentuhan air pada badan, nah, kolam bola memberikan sentuhan benda padat pada tubuh." Selain itu, aneka warna bola akan memperkaya pengenalan anak pada aneka warna.
Anak pun mendapatkan pengalaman spasial/ keruangan tiga dimensi, semisal pengalaman berguling di mana badannya melakukan gerakan-gerakan di ruang atau menjelajahi ruang, naik-turun, dan lainnya. "Malah ada anak-anak tertentu yang bakat spatial skill- nya luar biasa untuk gerak, misal, senam, main tenis, bola, basket, voli, tinju, silat, dan lainnya, karena ruang." Selain di bidang olahraga, juga untuk kelak sebagai profesi seperti pilot, tentara, astronot, dan dokter bedah.
Tak hanya itu, anak pun bisa mengembangkan verbal skills-nya. "Ini biasanya pada permainan-permainan audiovisual seperti komputer, playstation, atau games," tutur Adi. Masih ada lagi, yaitu mainan-mainan yang analitic skill, seperti games perang-perangan yang menggunakan strategi, puzzle, catur, dan playstation soccer. "Ini pun bisa mengarah ke profesi, semisal politikus, pedagang, dan lainnya."
Selain itu, kadang ada games yang memberikan hadiah. Misal, main pukul kepala buaya atau memancing ikan-ikanan. Di sini anak dirangsang kecepatannya. "Ada lo, anak yang berbakat entrepreneur. Misal, ia tertantang untuk mendapatkan hadiah, bahkan mengumpulkannya dari apa yang dikerjakan. Lain lagi kalau anak cuma senang memecahkan masalahnya tanpa tertarik hadiahnya, ia berbakat jadi ilmuwan atau peneliti."
JANGAN CUMA REKREASI
Melihat manfaatnya yang banyak, Adi minta agar orang tua tak melarang anak bermain di tempat bermain umum. Kalau tidak, "anak tak akan mendapatkan early experience. Bukankah manusia adalah mahluk yang diterjunkan ke dalam suatu situasi pengalaman? Sejak dari kandungan sampai pengalaman lahir, pengalaman di rumah, di tetangga, dan sebagainya. Jadi, sambil anak itu bertumbuh, dia akan selalu mendapat challenge berupa pengalaman," terangnya.
Selain mendapatkan pengalaman untuk dirinya, dengan bermain di tempat bermain umum, anak juga mendapatkan peer experience atau belajar dari sebayanya. "Di sini, kan, juga ada pembelajaran emosi, misal, ada kemauan, menenggang rasa dengan teman sebaya, dan lainnya. Anak juga akan merasa tertantang untuk melakukan sesuatu bila dia melihat teman sebayanya," terang Adi lebih lanjut.