Dua Pulau Terluar
Selain perkebunan, pertanian, perikanan, dan peternakan, Kabupaten Batubara yang baru terbentuk pada tahun 2007 itu juga memiliki potensi kekayaan pariwisata yang tak kalah menawan. Berada di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara yang berbatasan dengan Selat Malaka, Kabupaten Batubara memiliki banyak obyek wisata bahari.
Secara jumlah, Kabupaten Batubara memiliki 5 Pantai, 2 Pulau dan 1 danau, antara lain Pantai Jono (Pantai Perjuangan) di kecamatan Medang Deras, Pantai Bunga di Kecamatan Talawi, Pantai Datuk Alam Indah di Kecamatan Sei Suka, Pantai Sejarah di Kecamatan Lima Puluh dan Pantai Laksamana di kecamatan Tanjung Tiram.
Sementara Pulau Pandang, Pulau Salah Nama dan Danau Laut Tador berada di Kecamatan Tanjung Tiram. Dua pulau ini termasuk pulau terluar yang berbatasan langsung dengan wilayah negeri jiran, Malaysia. Kedua pulau ini juga menyimpan keindahan laut yang layak dikunjungi pencinta olahraga air seperti menyelam dan snorkling.
Perjalanan menuju pulau ini dapat ditempuh selama 1 jam dari dermaga Pelabuhan Tanjung Tiram. Kepala Dinas Budaya Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Batubara, Ishak Liza, mengatakan bahwa pihaknya tengah membangun dan menata Pulau Salah Nama. Hasilnya, kini telah berdiri musala dan Puskesmas. Ke depan, pihaknya akan menyiapkan sarana transportasi khusus menuju pulau.
Karena sebagian besar wilayah Kabupaten Batubara berada di pinggir laut, hampir sebagain besar warganya bekerja sebagai nelayan. Tak salah kiranya untuk berkunjung ke beberapa dermaga dan Tempat Penjualan Ikan (TPI). Salah satu dermaga dan TPI yang patut dikunjungi adalah Tanjung Tiram. Di tempat ini banyak penjual hasil tangkapan nelayan yang sudah diolah mejadi ikan asin.
Satu lokasi wisata yang tak boleh dilewatkan adalah Danau Laut Tador. Danau tersebut berada di kawasan Batu Tohap, berbatasan dengan Desa Tanjung Perapat. Meski tidak seluas Danau Toba, kondisi lingkungan seputar danau ini masih asri dan menyenangkan.
Sisa-sisa Kejayaan Sejarah
Nama Batubara sempat disebut dalam buku "Mission To The East Coast Of Sumatra" karya John Anderson, seorang utusan Pemerintah Inggris dan Penang yang mengunjungi Batubara pada tahun 1823. Pasalnya, sejak abad ke-18, Batubara menjadi pangkalan pedagang untuk membawa beragam hasil bumi Sumatera ke Penang (Malaysia) dan Singapura. Tak heran jika penduduk yang bermukim di Kabupaten Batubara ini terdiri dari beragam etnis seperti Jawa, Melayu dan Batak.