Duka Keluarga Penumpang Pesawat Hilang

By nova.id, Senin, 17 Maret 2014 | 07:32 WIB
Duka Keluarga Penumpang Pesawat Hilang (nova.id)

Selanjutnya, kata Sang Bunda, Firman melamar pekerjaan lagi. "Dasar anaknya memang berotak encer, dia kembali diterima bekerja di perusahaan minyak dan gas Baker Hughes di Abu Dhabi. Awal tahun 2013 dia mulai bekerja di Abu Dhabi. Suatu hari, kebetulan ada ladang minyak yang berhasil mereka temui. Jadi, untuk penempatan kerja, perusahaan akan memberikan training atau orientasi bagi karyawan baru di seluruh dunia. Training itu diadakan Senin- Jumat (3 - 7 Maret). Mereka semua dikumpulkan di Hotel Renaissance, KL."

Diperkirakan, lanjut Herlina, setelah selesai training, Firman akan ditempatkan di Schlumberger yang bertempat di Beijing, Cina selama 9 bulan. "Seharusnya, dia ikut training pada Desember tahun lalu bersama kawannya satu perusahaan. Tapi karena Desember lalu sedang musim salju di Cina, jadi dia tak jadi berangkat. Semua tiket dan dokumennya hangus."

Pasangan suami istri ini merasa bersyukur, kelima anaknya tumbuh menjadi anak yang berhasil. "Selain Firman, ada lagi kakaknya yang bekerja sebagai diplomat di Meksiko. Semasa di sekolah, kelima anak saya memang selalu dapat ranking. Mereka tahu diri, dinasihati dan dibekali orangtuanya selalu menurut. Sejak kecil saya sudah tanamkan ke mereka agar mencari ilmu setinggi-tingginya. Karena kita tak tahu kondisi zaman ke depan. Kalau mereka berilmu, praktis bekerja di mana pun akan gampang," ujar Risman menimpali istrinya.

Menurut Risman pula, sejak SMP sampai SMA Firman selalu ditunjuk menjadi Ketua OSIS. "Setelah menamatkan sekolah di SMA Negeri 4 Medan, Firman lulus jalur undangan kuliah di ITB jurusan Elektro Informatika hingga menyelesikan S1," ujar Risman bangga. Kendati sangat pintar dan berprestasi, namun cara belajar Firman cukup unik.

"Kata kawan-kawannya yang datang ke rumah, Firman itu seperti main-main saja kalau belajar. Jika guru menerangkan di depan kelas, dia malah lebih suka main-main di belakang kelas. Tak pernah baca buku. Tapi, kok, bisa pintar, ya? Selalu bisa menjawab pertanyan guru. Begitu kata kawan-kawan Firman," kenang Herlina.

Namun ia dan suaminya mengaku tak paham kenapa prestasi anak-anaknya bisa melejit. Wanita yang tampak awet muda ini pun hanya bisa mengenang perilaku Firman sehari-harinya yang cukup sederhana. Herlina ingat, saat ia pernah menawari Firman untuk naik mobil ke sekolah. Tapi Firman tak mau. Dia bilang lebih baik ke sekolah naik angkot saja.

Berharap Kembali

Akan tetapi yang membuat Herlina semakin resah adalah sampai saat ini pihak maskapai penerbangan di Malaysia mengaku bingung, lantaran pesawat yang ditumpangi itu sama sekali tak memberikan sinyal. "Tapi kami sedikit terhibur. Karena pihak perwakilan dari Malaysia yang berada di Kuala Lumpur dan Medan sangat kooperatif. Mereka selalu menghibur kami dan tak sembarangan memberi informasi," tukas Herlina.

Ibu lima anak ini juga merasa lega, karena pihak MAS berusaha keras untuk menemukan keberadaan pesawat itu. Bahkan, saat ini pencariannya tak hanya di perairan melainkan sudah mencapai daratan. Bahkan melibatkan sejumlah negara untuk mencari keberadaan pesawat yang hilang di kawasan Vietnam itu.

Hatinya pun semakin terhibur tatkala kawan-kawan Firman dari mana-mana datang ke rumahnya untuk memberi dukungan dan doa. Bahkan, "Ada kawannya yang dulu kuliah di ITB melakukan salat tahajud untuk mendoakan Firman agar cepat ditemukan. Dan bapak kos Firman sewaktu di Bandung dulu, kemarin sempat telepon. Dia minta agar saya bersabar dan mendoakan agar Firman cepat kembali," tutur Herlina menahan tangisnya agar tak pecah.

 Berbagai harapan dan doa pun dilakukan seluruh keluarga Herlina dan Risman. "Kami dengar, alat secanggih apa pun sudah dikerahkan untuk mencari keberadaan pesawat yang hilang itu. Tapi sampai saat ini belum membuahkan hasil. Jadi, kami hanya menunggu mukjizat dari Tuhan saja agar anak kami bisa kembali," harap Risman dan Herlina berbarengan.

Harapkan Kejelasan Kabar