Ayah Mia Minta Pengeroyok Anaknya Dihukum Berat

By nova.id, Kamis, 13 Maret 2014 | 09:23 WIB
Ayah Mia Minta Pengeroyok Anaknya Dihukum Berat (nova.id)

Ayah Mia Minta Pengeroyok Anaknya Dihukum Berat (nova.id)

"Foto: Laili "

Saat ditemuitabloidnova.comdi halaman Mapolsek, Haris menuturkan jika anaknya sebelum ini tak pernah memiliki masalah dengan teman-temannya. "Ya. Pernah sekali saya dengan cuma masalah sama mantan cowoknya," ujarnya.

Namun di hari Selasa (11/3) terakhir bertemu putri keduanya tersebut, Haris tak menyangka jika masalah tersebut yang mengakhiri usia anaknya.

Selama ini, putrinya tersebut dikenal tak banyak beraktivitas aneh-aneh. "Hanya hari itu, habis makan siang dia ke lantai bawah (sementara Haris dan istrinya  Nurhasanah di lantai atas). Saya enggak tahu, mungkin dijemput," kenangnya.

Selama ini, Haris juga tak tahu apakah putrinya punya tempat nongkrong khusus atau suka begadang di luaran. Haris yang sehari-hari bekerja sebagai petugas keamanan di Senopati mengaku tak hafal kebiasaan Mia karena kadang dirinya harus bekerja dan tak pulang.

"Sore itu sekitar jam 5 saya sempat telepon kok. Saya tanya, jam berapa pulang. Dia cuma bilang entaran," ujarnya lagi.

Namun ditunggu hingga pukul 12 malam tak ada kabar, Haris dan Nurhasanah pun pergi tidur.  Tiba-tiba pukul 2 ?pagi, rumah Haris digedor sudah ada 2 perempuan dan satu bapak-bapak naik sepeda motor mengabarkan anaknya kecelakaan.

"Sampai di lokasi anak saya sudah dibawa (ditutupi) kondisinya sudah begitu (tidak sadar) dan dibawa ke rumah sakit Cilandak," ujarnya.

Tak disangka, Mia sudah meninggal malam itu akibat lemparan gir sepeda motor oleh mantan pacarnya yang meremukkan kepalanya.

Saat ditanya, apakah hari ini akan menjenguk pelaku (teman-teman mantan pacar Mia) yang sudah tertangkap, Haris mengatakan, "Kalau hanya minta maaf enggak mungkinlah. Saya  minta hukum dilakukan seberat-beratnya kalau bisa hukuman seumur hidup karena itu nyawa," ujarnya emosi.

Haris teringat telah membesarkan putrinya yang kini duduk di kelas 2 SMP Islam, kini anak itu sudah tiada. "Duia bungsu dua bersaudara," ujarnya lara.

Yang lebih menyakitkan, Mia meninggal akibat keroyokan anak-anak sebayanya (bahkan ada yang berusia 30 tahun) dengan luka-luka tak sedikit.