Tabula Rasa, Kisah Pesepakbola yang Banting Setir Jadi Juru Masak

By nova.id, Minggu, 14 September 2014 | 23:45 WIB
Tabula Rasa Kisah Pesepakbola yang Banting Setir Jadi Juru Masak (nova.id)

Tabula Rasa Kisah Pesepakbola yang Banting Setir Jadi Juru Masak (nova.id)

"Para pemain dan produser Tabula Rasa, siap ramaikan bioskop Indonesia mulai tanggal 25 September mendatang. (FOTO: INTAN Y. SEPTIANI/NOVA) "

Tabloidnova.com - Apa jadinya jika seorang pesepakbola yang sangat mencintai lapangan hijau tiba-tiba harus banting setir menjadi juru masak yang bertugas di dalam dapur? Itulah yang terjadi pada Hans, pria asal Papua yang bercita-cita menjadi pemain sepakbola Tim Nasional, namun gagal meraih impiannya.

Tentu saja Hans tak pernah berpikir jika masa depannya akan membuat dirinya justru harus berjibaku di dalam dapur. Namun takdir berkata lain. Ketika Hans bertolak ke Jakarta demi mengejar mimpi menjadi pemain sepak bola Timnas, ia justru disia-siakan oleh kalangan olah raga yang selama ini ia cintai setengah mati.

Hingga suatu hari Hans ditemukan tak sadarkan diri dengan wajah dan tubuh penuh luka di pinggir jalan dekat pasar tradisional, yang kerap dilalui oleh si Mak, seorang wanita setengah baya asal Sumatera Barat (Sumbar) pemilik sebuah Lapau atau rumah makan masakan Minang.

Mak yang tak tega melihat Hans yang terkapar bersimbah darah, kemudian menolong pria berkulit hitam dan berambut keriting itu. Mak pun kemudian merawat Hans hingga pulih. Dan lantaran tak bisa kembali ke kampung halamannya, Hans pun diterima si Mak bekerja di rumah makan masakan Minang miliknya.

Hati kecil Mak kemudian berbicara. Ternyata Hans bisa dipercaya. Akhirnya Mak pun menyerahkan tanggung jawab yang sangat penting bagi kelangsungan hidup rumah makan miliknya itu kepada Hans. Yakni Hans dimintanya menjadi penggantinya sebagai juru masak rumah makan Padang itu.

Juru masak di rumah makan Minang ibarat jantung pada tubuh manusia. Lantas, mampukah Hans menaklukan tantangan yang diberikan si Mak untuknya? Belum lagi, Hans harus menghadapi cibiran dari kedua rekannya yang menjadi pelayan di rumah makan Padang itu.

Itulah sedikit kisah yang tergambar dalam film terbaru produksi LifeLike Pictures dan diproduseri oleh Sheila Timothy atau akrab disapa Lala Timothy dan adik iparnya, aktor Vino G. Bastian, yang diberi judul unik, Tabula Rasa.

Selain judulnya yang unik, film ini pun mengangkat tema yang tak biasa, yakni tentang kuliner khas dari Sumbar atau biasa disebut masakan Minang/Padang. Sehingga, agar setiap masakan khas daerah ini tergambar sempurna, Lala sampai harus mengajak Chef Adzan Tri Budiman, dan pengusaha Rendang Uni Farah, Reno Andam Suri, sebagai konsultan kulinernya.

Bahkan Lala pun mengaku harus melakukan observasi ke sejumlah daerah di Sumatera Barat yang membuat sejumlah resep masakan khas sesuai aslinya. Termasuk membawa berbagai alat masak asli yang hanya ada di Sumbar ke Jakarta, untuk mendapatkan setting dapur khas orang Sumbar seasli mungkin.

Lantas mengapa Lala memilih judul Tabula Rasa untuk mengangkat tema film soal kekayaan kuliner kash Indonesia ini? "Selain menarik didengar dan diucapkan, tabula rasa mengandung filosofi yang sangat dalam. Artinya dalam bahasa Latin adalah kertas kosong, mengacu pada teori yang digagas oleh John Locke, manusia terlahir ibarat kertas kosong," ujar Lala.

Jadi dengan kata lain, imbuh Lala, "Untuk film ini, tabula rasa bisa diartikan dengan memulai sesuatu yang baru tanpa prasangka. Itulah yang terjadi pada tokoh utama Hans dan Mak di film ini," papar Lala saat berkunjung ke kantor Redaksi Tabloid NOVA beberapa waktu lalu.

Film ini semakin istimewa lantaran banyak menampilkan nama-nama baru di dunia film, namun memiliki kemampuan akting yang tak kalah dengan para pemain senior. Hans diperankan oleh pemain film pendatang baru yang memang berasal dari Papua, Jimmy Kobogau. Sementara si Mak diperankan oleh aktris senior Dewi Irawan, dan pelayan rumah makan Padang milik Mak yang bernama Natsir diperankan oleh Ozzol Ramdan.