Anak Tewas, Rumah Musnah

By nova.id, Kamis, 10 September 2009 | 17:09 WIB
Anak Tewas Rumah Musnah (nova.id)

Anak Tewas Rumah Musnah (nova.id)

"Yanti tak tahu bagaimana menata hidup di hari esok nanti (Foto: Adrianus Adrianto) "

Gempa disertai longsor juga melenyapkan Kampung Babakan Caringin, Desa Cikangkareng, Cianjur. Akibat tertimbun batuan ukuran raksasa karena tebing batu longsor, puluhan korban ditemukan meninggal. Termasuk 10 anggota keluarga Yanti (38). Tragisnya, tiga anaknya ikut tewas. Berikut kisah Yanti.

Seperti tak merasakan kesedihan, wajah anak-anak di lapangan Dusun Cisalak, Cikangrangkeng, Cibinong, Cianjur terlihat gembira. Sesekali terdengar tawa ria mereka saat mendengarkan cerita kisah nabi yang didongengkan Iman Surahman dari Dompet Dhuafa (DD).

Gaya mendongeng Kak Iman yang kocak tapi sarat makna, membuat anak-anak dan beberapa orang tua sejenak bisa melupakan kegetiran hidup mereka akibat gempa hebat, Rabu pekan lalu. Dompet Dhuafa (DD) memang sengaja datang ke Cikangkareng untuk "menyelamatkan" anak-anak korban gempa yang selama ini kerap terlupakan penanganannya. "Fokus kami ke anak-anak pengungsian, jadi tak bertabrakan dengan relawan lain," kata Iman yang sudah beberapa kali terjun di lokasi bencana. Selain membawa buku bacaan, tim DD juga membawa mainan, dokter, obat-obatan, dan makanan untuk anak-anak.

Anak-anak korban bencana, kata Iman, harus segera ditangani. Hari kedua setelah bencana, ia mulai mengumpulkan anak-anak dari berbagai kampung di Cikangkareng. "Cuma hari itu kami belum bisa memulai program karena situasinya masih belum memungkinkan." Baru setelah hari ketiga, Iman dan timnya mulai mengajak anak-anak bermain di lokasi pengungsian. "Kegiatan ini juga untuk mengisi kekosongan jam belajar mereka. Kan, mereka terpaksa tak sekolah."

Soal fokus ke anak-anak, lanjut Iman, "Kalau kami memberi program untuk orangtua, mereka biasanya enggak fokus karena kepikiran, anaknya main ke mana. Kalau anak-anak yang diberi program, orangtuanya biasanya ikut mendampingi. Lihat saja tadi, ketika anaknya tertawa, orangtuanya ikut senang."

Di sisi lain, "Tujuan utamamnya memberi pemahaman soal bencana ini kepada anak-anak, agar trauma yang mereka rasakan, sedikit demi sedikit hilang. Caranya yang lewat permainan dan dongeng yang menyenangkan."Krisna