Jenazah Dokter Alia Disetubuhi Pelaku

By nova.id, Minggu, 30 Agustus 2009 | 03:14 WIB
Jenazah Dokter Alia Disetubuhi Pelaku (nova.id)

Jenazah Dokter Alia Disetubuhi Pelaku (nova.id)

"Iwan saat menjalani tes kebohongan (Foto: Sripo/cr3) "

Darah yang mengucur dari organ intim jenazah dr Alia Pranita Sari (27) jadi kunci penuntasan motif pembunuhan Iwan Andriansyah (27) terhadap dokter cantik itu. Akhirnya, Iwan mengakui bahwa dia membunuh Alia setelah memerkosanya lebih dulu. Bahkan setelah jadi mayat (sekitar setengah jam setelah dibunuh, Red), Alia diperkosanya lagi.

Pengakuan Iwan ini keluar usai menjalani uji kebohongan melalui Lie Detector, Jumat (28/8) malam pukul 22.15. Iwan tak mampu berkelit lagi setelah tim dokter forensik mengkonfrontirnya dengan analisa mereka. Perbuatan Iwan memerkosa mayat ini dalam istilah kejiwaan disebut nekrofilia (baca juga Nekrofilia sejak zaman Mesir Kuno). Sejak awal penyidik Poltabes Palembang meragukan pengakuan Iwan. Akhirnya penyidik meminta bantuan analisa dari Dokter kesehatan Polda Sumsel, ahli ginekologi dan forensik. Darah yang keluar dari organ intim korban terasa janggal. "Proses pembusukan anus dan organ intim pada umumnya hampir bersamaan. Tetapi dalam kasus dokter Alia ini di organ intim terjadi lebih cepat," kata Kabid Dokter dan Kesehatan Polda Sumsel, Kombes Pol Dr TB Rijanto DFH yang memimpin penyelidikan medis tersebut.

Penyebab proses yang lebih cepat itu, bisa disebabkan karena faktor kekerasan. "Kesimpulan akhirnya korban mengalami kekerasan seksual sesaat setelah tidak berdaya atau meninggal dunia, dalam kurun waktu setengah sampai satu jam," kata Rijanto lagi. Darah dalam jumlah banyak yang keluar dari organ intim itu juga biasa terjadi pada kasus kekerasan seksual yang dilakukan setelah seorang perempuan meninggal dunia. Atau dalam kata lain korban diperkosa setelah menjadi mayat. "Inilah yang biasa disebut dengan reaksi supra vital (cedera usai kematian, Red)," katanya.

Akhirnya tim medis sampai pada kesimpulan bahwa pernyataan Iwan bahwa melakukan hubungan intim suka sama suka, bohong. Namun kesimpulan ini masih akan didalami lagi. Penegasan ini akhirnya juga meruntuhkan keterangan Iwan yang mengaku berpacaran dengan dr Alia. Rijanto menambahkan kesimpulan yang dibenarkan dengan pengakuan tersangka ini akan direkomendasikan agar tersangka menjalani pemeriksaan kejiwaan lanjutan. Mulanya Iwan tak mengaku. Kemarin memang selain melakukan uji kebohongan tim medis juga melakukan diskusi dan menanyai tersangka. Tersangka dihadapkan dengan bukti kesimpulan medis. Masih tak mengaku, pemeriksaan dilanjutkan dengan uji kebohongan yang menggunakan perangkat khusus.

Dengan berkaus putih bercelana pendek Iwan menjalani pemeriksaan. Sepuluh pertanyaan uji kebohongan dilakukan. Entah kenapa sebabnya, di sesi akhir pemeriksaan tiba-tiba Iwan mengaku. Pengakuan ini tercatat pukul 22.15. Rijanto sampai berteriak histeris menyampaikan pengakuan Iwan kepada wartawan yang sudah lama menunggu. Terancam 20 TahunKapoltabes Palembang Kombes Pol Luki Hermawan menyatakan, keraguan pihaknya selama ini terbukti benar. Analisa pihaknya memang masih menyisakan pertanyaan seputar darah yang keluar dari organ intim korban. Akhirnya sehari sebelumnya Kapoltabes meminta Dokkes Polda melakukan penyelidikan dan penyimpulan, untuk kemudian dijadikan petunjuk.

Dokter forensik yang memvisum jenazah Alia pertama kali juga didatangkan dari Riau ke Palembang. "Karena bukti ini, maka minimal Iwan bakal terancam hukuman 20 tahun penjara. Pembunuhan yang dilakukannya disertai dengan tindakan keji yang memberatkan," kata Luki. Luki menjelaskan pihaknya memang sengaja melakukan uji kebohongan kepada tersangka, untuk mendapatkan kesimpulan akhir. "Ada sepuluh pertanyaan. Tiga pertanyaan seputar pemerkosaan itu dan tujuh lainnya pertanyaan penunjang yang mengarah ke tiga pertanyaan inti. "Hasil awal, yang bisa dilihat di alat peraga ternyata Iwan lebih banyak bohong," kata Luki. Pengakuan Iwan memerkosa dan memerkosa lagi mayat Alia ini diluar dugaan. Sore harinya Iwan masih tampak tenang mengatakan bahwa dia memang berpacaran dengan korban. Pada tahap pertama pengujian petugas mendengarkan runtutan cerita versi Iwan. Iwan menuturkan kembali selama hampir 2,5 jam. Pukul 17.30 Iwan keluar dari ruang Kasat Reskrim. Dia lalu berbuka puasa bersama Kanit Pidum AKP Antoni Adhi dan anggotanya. Sebotol teh dingin habis, dilanjutkan dengan menyantap nasi.

"Tak ada lagi yang saya tutup-tutupi, saya sudah menceritakan semuanya," kata Iwan lirih. Iwan saat itu masih bersikeras mengaku tak memerkosa. Ia juga tak tahu apa penyebab darah itu mengalir. Iwan berbohong. Dia tak menyangka darah yang keluar dari organ intim korban mematahkan alibinya. Bekas ceceran darah itu sempat melekat di sprei, handuk dan celana dalam milik korban. Sprei dan handuk dan celana dalam itu sempat dibuang ke semak-semak sebelum Iwan meninggalkan mayat Alia dalam mobilnya di parkiran RSUD Selasih Palalawan, Riau. Polisi berhasil menemukan barang berceceran darah yang dibuangnya itu. cr3/sripo