Pembunuh Dokter Alia Jalani Tes Kebohongan

By nova.id, Sabtu, 29 Agustus 2009 | 02:10 WIB
Pembunuh Dokter Alia Jalani Tes Kebohongan (nova.id)

Pembunuh Dokter Alia Jalani Tes Kebohongan (nova.id)

"Tersangka Iwan Andriansyah memperagakan adegan saat menghabisi dr Alia Pranita Sari (Foto: Syahrul Hidayat/Sripo) "

Iwan Andriansyah, tersangka pelaku pembunuhan terhadap dr Alia Pranita Sari, menjalani tes kebohongan menggunakan alat lie detector, di Ruang Kasat Reskrim Poltabes Palembang, Jumat (28/8) malam. Dari hasil tes menunjukkan bahwa selama ini Iwan berbohong. Ternyata Iwan memerkosa dr Alia sebelum membunuhnya. Sadisnya lagi, setelah dr Alia tewas Iwan kembali menyetubuhi mayat dr Alia.

Polisi akhirnya menyimpulkan bahwa Iwan Andriansyah (27) adalah satu-satunya tersangka pelaku tunggal pembunuhan dr Alia Pranita Sari (27). Dugaan keterlibatan orang lain dalam hal pelenyapan barang bukti pun tak bisa dibuktikan.

Ayah tersangka Syahril, pembantu tersangka Zubaidah dan kakak serta adik Iwan, Y dan I akan tetap berstatus saksi. "Enam hari melakukan penyelidikan dan penyidikan kita sudah sampai ke kesimpulan, tersangka I (maksudnya Iwan, Red) adalah pelaku tunggal. Keterlibatan pihak ketiga dalam membantu setelah pembunuhan pun tak bisa kita buktikan," kata Kapoltabes Palembang Kombes Pol Luki Hermawan saat dihubungi Sripo, Kamis (27/8) malam.

Saat ini menurut Kapoltabes, penyelidikan lebih difokuskan pada motif pembunhan. "Motif pertama masih motif asamara, namun masih perlu kita dalami. Ada kejanggalan dengan kondisi tubuh korban yang di organ intimnya mengeluarkan darah," kata Luki.

Polisi menilai bukti ini bisa jadi merubah motif asmara diawal penyelidikan. Poltabes sampai saat ini tidak mendapatkan keterangan pasti dari tim medis tentang bukti darah ini. "Laporan hasil visum sementara dari Riau hanya menyebutkan kondisi tubuh korban seperti leher patah dan bekas cekikan. Untuk bukti darah di kemaluan, tak disebutkan jelas apa penyebabnya," kata Luki.

Untuk menyelidiki ini, polisi akan mendatangkan saksi ahli dari Riau yang menvisum jenazah korban. Saksi Ahli ini akan diperiksa Sabtu depan karena baru berangkat besok. "Hasil penelitian sampel rahim korban juga baru keluar minggu depan," katanya lagi. Mendatangkan saksi ahli ini, setelah Kapoltabes melakukan rapat khusus dan konsultasi dengan Kabid Dokes Polda Sumsel kemarin sore.

Mobil Alia TibaSementara itu siang harinya, mobil Honda Jazz merah bernopol BG 2815 NM milik dr Alia yang dipakai Iwan mengangkut jenazah sang pemilik ke Palalawan, Riau akhirnya tiba di Palembang. Tiga bintara Unit Pidum Poltabes Palembang, Bripka Budi, Brigadir Medi dan Husein yang membawa mobil itu. Selain mobil ikut juga dibawa sejumlah barang bukti yang sebelumnya sempat dibuang tersangka Iwan.

Seperti kain sprei sarung bantal, celana dalam korban, handuk, dan kaos dalam. Meski jenazah Alia sudah dikeluarkan dari mobil, sejak pertama kali ditemukan, Minggu (23/8) lalu, ternyata sampai saat tiba di Palembang masih didapati banyak belatung. Mobil itu memang sengaja tak dibersihkan untuk pembuktian. Bau busuk juga masih terasa menyengat, keluar dari dalam mobil itu. Tiga bintara itu membawanya dari hari Rabu (26/8) pukul 17.00 dan tiba Kamis (27/8) pukul 12.00, sekitar hampir 19 jam. Iwan sendiri memacunya hanya dalam waktu hanya 12 jam.

Tapi Iwan hanya berhenti sekali untuk mengisi bensin kala itu. Berbeda dengan tiga bintara yang sempat berhenti selama empat jam untuk beristirahat. Lalu apa tujuan Iwan membawa jenazah Alia ke Riau ? Polisi ternyata sudah punya kesimpulan. Usai membunuh Alia, Iwan memang sengaja membawa mayat itu jauh dari Palembang. "Dia bawa mayat itu jauh, lalu berencana mencari pesawat untuk kembali lagi ke Palembang keesokan harinya. Ini dilakukan untuk membuat alibi bahwa Iwan tak tahu keberadaan korban dan sebelumnya ikut mencarinya," kata Luki.

Namun Iwan salah, hari sudah siang dia mengira sudah berada di Pekanbaru. Padahal dia masih dua jam lagi ke Pekanbaru. rencanya dia mau cari bandara, namun di Pangkalan Kerinci itu cuma ada bandara kecil dan tak ada pesawat. Alibi Iwan pun runtuh. Kain sprei, baju dalam, handuk dan celana dalam yang berceceran darah itu sebelumnya dibuang Iwan ke semak-semak dekat RSUD Selasih, beberapa saat setelah dia meninggalkan mayat Alia. Siang kemarin Poltabes juga menggelar rekonstroksi baru.

Iwan mengaku dia membunuh Alia dengan memukul leher lalu menekan kemaluan korban dengan dengkul dan mencekiknya hingga tewas. Ada bekas luka di dengkul korban. Iwan tak tahu mengapa banyak darah keluar dari organ intim korban. Hukuman MatiUsai rekonstruksi lanjutan Iwan langsung diperiksa, disela-sela pemeriksaan Iwan mengungkapkan kepada Sripo bahwa ia bersedia menerima semua konsekwensi perbuatannya. "Dihukum mati pun saya siap, jika itu memang sanksinya," kata Iwan. Iwan mengaku akan menjalani semua proses pemeriksaan.

Dia berjanji tak akan berbelit-belit lagi. Iwan menegaskan tak akan bunuh diri. "Bunuh diri tak membuat Alia hidup kembali," katanya. Iwan sempat menangis beberapa saat setelah Sripo memberikan aroma parfum yang dipakai Alia. "Benar ini baunya Alia," katanya. Iwan mengaku sebelumnya sempat terus dibayangi bau parfum Alia, yang merupakan salah satu alasan Iwan menyerahkan diri.

Alia menggunakan parfum merek Clinique Happy. Sore kemarin polisi pun melakukan pemeriksaan terhadap kejiwaan Iwan. Dua dokter didatangkan untuk mendiagnosa kejiwaan Iwan sekarang dan sebelumnya. Iwan masih tampak tenang, meski sempat menangis tersedu saat ibu bekas pacarnya, Dane (45) membesuknya. Keluarga Iwan sudah dua hari tak mebesuk Iwan. Iwan berpuasa hari itu. "Saya sahur sama-sama dengan tahannan yang lain," katanya lirih. cr3/sripo