Usus Dipotong Akibat Gila Mi Instan (1)

By nova.id, Selasa, 18 Agustus 2009 | 04:13 WIB
Usus Dipotong Akibat Gila Mi Instan 1 (nova.id)

Utang Belum Lunas

Ternyata cobaan kami belum berakhir sampai di situ. Tiga hari kemudian, dokter menemukan masih ada bagian usus yang bocor. Mau tidak mau, Hilal harus kembali naik ke meja operasi dan merelakan sebagian usunya lagi.

Jelas, aku dan suami sangat ingin Hilal sembuh. Namun di sisi lain, penghasilanku sebagai buruh tidaklah seberapa. Setiap bulan, aku hanya bisa membawa pulang uang Rp 250 ribu atau Rp 300 ribu kalau lembur. Sedangkan suamiku, penghasilannya tidak pernah menentu. Maklum, ia hanya kuli kasar di pabrik tahu di Bandung.

Sejak Hilal jatuh sakit, aku memutuskan berhenti bekerja. Alhasil, suamiku harus banting tulang mengerjakan pekerjaan apa pun asal menghasilkan uang. Kendati sudah bekerja begitu keras, rasanya sia-sia saja. Biaya operasi Hilal yang mencapai Rp 16 juta, terasa begitu besar dan entah kapan bisa dilunasi. Apalagi kami hanya punya waktu 10 hari untuk melunasinya. Untung pihak rumah sakit berbaik hati memberi kelonggaran waktu dua hari, sehingga kami masih sempat meminjam uang ke beberapa keluarga dan tetangga.

Demi kesembuhan Hilal pula, kami harus lebih berhemat. Rumah kontrakan kami tinggalkan dan kami menumpang di rumah orangtuaku. Sebenarnya uang kontrakan rumah itu tidak terlalu besar, hanya Rp 300 ribu pertahun, tapi tetap saja uang sebesar itu sangat berarti untuk biaya pengobatan Hilal.

Kata dokter, kolostomi di perut Hilal sudah bisa ditutup setelah tiga bulan. Namun baru setelah 8 bulan kemudian, tepatnya 23 Juli 2009 lalu, operasi penutupan dilakukan. Apalagi kalau bukan masalah biaya. Itu pun bisa dilakukan karena kami dapat bantuan dari sebuah stasiun televisi swasta sebesar Rp 14 juta.

Soal utang ke keluarga dan tetangga sebesar Rp 16 juta, entah kapan bisa kami selesaikan. Kepalaku jadi tambah pening bila mengingat, sebentar lagi si sulung, Panda Erdini (11), akan masuk SMP.Ester Sondang /bersambung