Balada Sita-Rega, Mempelai Pria Ternyata Wanita

By nova.id, Senin, 29 Juni 2009 | 17:09 WIB
Balada Sita Rega Mempelai Pria Ternyata Wanita (nova.id)

Balada Sita Rega Mempelai Pria Ternyata Wanita (nova.id)

"Sita syok mengetahui calon suaminya perempuan (Foto : Gandhi) "

Yang dialami Sita (nama samaran) sungguh dramatis. Gadis usia 17 tahun ini terpaksa membatalkan pernikahannya. Masalahnya, menjelang hari-H, baru ketahuan, calon suaminya ternyata perempuan!

Gara-gara telepon yang salah sambung, Sita yang asli Blora (Jateng) berkenalan dengan Rega Randy Pratama. Mereka pun jadi akrab karena sama-sama dari Blora. Saat kenalan, Sita bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Jember, sementara Rega mengaku bekerja di toko sepeda motor, di Surabaya.

"Tiap telepon, kata-katanya manis sekali. Perhatiannya juga luar biasa," kata Sita yang singkat kata bersedia disunting kendati belum pernah melihat sosok Rega. "Kami baru saling jumpa Mei lalu, di alun-alun." Meski tak terlihat seperti pria sejati dengan tubuh kekar, "Dia seperti lelaki sungguhan. Suaranya, pakaiannya, rambut pendeknya, benar-benar seperti pria."

Setelah beberapa kali bertemu, Sita makin yakin, itulah pria idaman hatinya. Hati Sita makin berbunga-bunga ketika ayah-ibunya menyambut hangat Rega saat diajak berkenalan ke rumah orangtuanya. "Anaknya terkesan baik. Bahkan kalau pas tidak ada pekerjaan, dia juga membantu menggembala kambing atau ikut ke sawah," kata Sarmidi (48), ayah Sita.

Kecelakaan

Merasa sudah pas dijadikan menantu, Sarmidi minta agar orangtua Rega datang. Selain bersilaturahmi, sekaligus mencari hari baik perkawinan. Rega pun menyanggupi. "Lalu kami dapat telepon dari lelaki bernama Guntur. Mengakunya ayah Rega. Dia minta maaf tidak bisa datang karena mengalami kecelakaan dan cedera di tangannya." Guntur juga menyerahkan urusan pernikahan Rega pada Sarmidi.

Tanggal pernikahan pun ditetapkan, Minggu 21 Juni 2009, pagi hari. Rega sesumbar, Sabtu malam menjelang akad nikah, orangtua beserta 150 kerabat, akan datang menumpang empat bis. "Katanya mau acara lamaran dulu," papar Sarmidi.

Sarmidi pun dengan penuh sukacita menyiapkan perhelatan besar. Apalagi, baru pertama kali ini ia mantu. Seekor sapi dan sebagian sawahnya dijual dengan nilai Rp 9 juta.

Hari yang dinanti pun tiba. Sabtu siang menjelang datangnya lamaran, tenda dan kursi sudah tertata rapi. Hidangan siap disantap. Bahkan Sarmidi juga sudah menyiapkan seorang kiai untuk memberi ceramah agama di tengah-tengah acara. "Pokoknya, sudah siap semua. Warga sekitar juga kerabat jauh sudah datang, siap menyambut calon besan kami," papar kerabat Sita yang menceritakan kejadian itu dengan berlinang air mata.

Pengantin Tak Muncul

Di tengah hiruk-pikuk persiapan pernikahan, Rega pamit pulang. Alasannya, bersiap-siap bersama keluarganya. Sarmidi mengizinkan tanpa curiga.

Menjelang magrib, Sita sudah berdandan cantik menunggu kedatangan calon suami dan rombongan. Tunggu punya tunggu, rombongan Rega yang katanya berjumlah ratusan, tak sebatang hidung pun muncul. "Kami semua panik karena sampai malam tak juga muncul, sementara di rumah sudah penuh orang," cerita Sarmidi.

Di tengah kepanikan itu, Rega menelepon keponakan Sarmidi. "Dia minta maaf tidak bisa mendatangkan keluarganya karena sejatinya dia itu sejak kecil hidupnya di pondok. Jangan tanya bagaimana perasaan kami. Semua menangis," ujar kerabat Sita yang tak mau disebutkan namanya karena malu dengan kejadian ini.

Akhirnya, setelah dibujuk, malam itu Rega akhirnya muncul. "Dia hanya diam saja, sama sekali tak mau mengungkapkan alasan membatalkan pernikahan."

Kesal dan merasa dipermalukan. "Malam itu juga dia kami serahkan ke Polsek Tunjungan," papar Sarmidi.

Daging Tumbuh

Esok paginya, rumah Sarmidi kedatangan tamu. "Ternyata mau menagih utang ke Rega." Setelah diberitahu Rega sudah dilaporkan ke polisi, akhirnya si penagih utang itu cerita, sebenarnya Rega adalah seorang wanita.

"Rasanya seperti disambar petir. Kami semua antara percaya dan tidak," ujar Sarmidi. Merasa tak yakin, Sarmidi langsung mendatangi desa Rega berada. Ternyata info dari si penagih utang, benar adanya. "Kepala desanya bilang, nama asli Rega adalah Martini."

Seakan belum habis penderitaan Sita dan keluarganya, "Hari itu kami juga dapat kabar dari polisi, Rega sebenarnya perempuan."

Soal fisik, kata Sita, ia memang pernah bertanya ke Rega, mengapa bagian dadanya menonjol. "Katanya, ada daging tumbuh. Juga karena waktu kecil dia rajin minum susu," ujar Sita yang mengaku, "Sebelum tahu dia perempuan, saya stres karena saya cinta sekali tapi sekarang saya sudah bisa tertawa."

Meski Sita sudah bisa tertawa, Sarmidi tetap merasa sedih. "Ini bukan persoalan harta saja, tapi kami semua malu dengan kejadian ini," katanya dengan nada prihatin.GANDHI WASONO M