Lempar Bra, Hujan Bakal Sirna? (2)

By nova.id, Rabu, 3 Juni 2009 | 17:09 WIB
Lempar Bra Hujan Bakal Sirna 2 (nova.id)

Lempar Bra Hujan Bakal Sirna 2 (nova.id)

"Sudah 30 tahun lebih HJ. Emma dipercaya mampu memindahkan hujan (Foto : Adrianus Adrianto) "

Tak hanya memindahkan hujan, "Suatu waktu saya juga pernah dimintakan tolong untuk mendatangkan hujan. Salah satunya ketika Bogor dikunjungi oleh seorang Presiden Luar Negeri. Ketika itu saya diminta untuk menurunkan hujan untuk menghalau unjuk rasa."

Pria pensiunan sebuah BUMN yang bergerak di bidang Gas dan Minyak ini pun semakin dikenal. Tak hanya dikalangan tetangga, tapi juga di perusahaan tempatnya bekerja. "Terkadang saya ikut ke lokasi penambangan atau lokasi peresmian gedung atau proyek di berbagai daerah di Indonesia. Kadang juga di beberapa acara kantor departemen memakai jasa saya," akunya.

Acara yang ditanganinya juga tak terbatas di Jawa. "Saya juga pernah diajak ke Sumatera dan Bali. Acaranya juga semakin beragam, misalnya saat ada UN Climate Change Convention di Bali, saya pun diundang ke Bali. Saya ditugaskan di Pulau Nusa Penida selama satu minggu untuk membantu kelancaran proses pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB)."

Selama seminggu, ia menghadapi dilema. "Di satu sisi saya harus memindahkan hujan agar pembangunan berjalan sesuai jadwal, tapi di sisi lain masyarakat pulau itu membutuhkan hujan. Soalnya mereka hanya mengandalkan hujan untuk mendapatkan air bersih. Selain itu tak jauh dari lokasi PLTB ada perkebunan Jarak yang juga membutuhkan hujan," imbuhnya saat ditemui oleh Tabloid Nova.

"Saya lalu berdoa kepada Allah agar diberikan yang terbaik saja. Alhamdulillah, kalau pun hujan, hujannya itu sore hari dan hanya rintik-rintik. Dengan begitu, semuanya merasa diuntungkan," ucapnya.

Beberapa kali, Ebeng diajak ke lokasi penambangan. "Paling banyak di wilayah Sumatera. Saya membantu agar tidak hujan, karena kalau hujan tanah di sana itu tidak bisa dilewati kendaraan-kendaraan berat."

Selama menjalani profesi ini, ia mengaku memang tidak selalu sukses. "Saya hanya mendoakan, meminta kepada Allah sesuai dengan ajaran agama. Semuanya kembali kepada Allah. Kalau pun hujan atau tidak hujan itu semua kehendak Allah. Allah tahu yang terbaik untuk umatnya, kan? Karena itu pula, saya enggak pernah meminta bayaran atau pasang tarif. Saya ikhlas."

Sesuai dengan agama pula, "Dalam melaksanakan tugas, saya enggak pakai syarat macam-macam. Hanya berdoa saja kepada Allah. Kalau pun ada yang pakai syarat itu tergantung dengan orangnya saja. Karena memang ilmu semacam ini sudah ada dalam kebudayaan kita sejak lama. Jadi, ragamnya banyak. Misalnya ada yang harus puasa, pakai sapu lidi atau melempar celana dalam ke atas genteng," tukasnya.

Satu Paket

Hj. Emma Malapermas (66), juga kerap diminta untuk membantu kelancaran acara. Sudah lebih dari 30 tahun, ibu 13 anak ini menjalani profesi seperti ini. "Saya sebenarnya enggak bisa apa-apa. Saya hanya memohon kepada Allah, ikut mendoakan keinginan orang. Jadi kalau ditanya bagaimana dan cara apa yang saya pakai? Ya, enggak ada yang lain selain berdoa," ungkap Ibu dari Joice Elvira mantan penyanyi cilik era 90-an itu.

Sama seperti Ebeng, Hj. Emma juga mendapat kemampuan memindahkan hujan secara turun-temurun. "Yang datang menemui saya untuk minta didoakan semakin banyak dan tak hanya mengenai pawang hujan. Ada yang datang untuk minta jodoh, kenaikan pangkat dan sebagainya. Alhamdulillah banyak yang berhasil," terang perempuan berdarah Subang, Jawa Barat ini.