Pergoki Pencurian, Anggota Paskibraka Tewas di Rumahnya

By Sukrisna [cak KRIS], Jumat, 10 Juli 2015 | 03:45 WIB
Rahma Della alias radel ketika menjadi anggota Paskibraka Sulawesi Selatan tahun 2014 (Sukrisna [cak KRIS])

Tabloidnova.com - Rahman Della (18) seorang pelajar yang baru saja lulus dari pendidikan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Palembang, ditemukan tewas dengan keadaan bersimbah darah di dalam kamar rumahnya Jalan Sukabangun II Lorong Beringin No 1765 Rt 67 Kelurahan Sukajaya, Kecamatan Sukarami Palembang, Kamis (9/7/2015) sekitar pukul 10.30 WIB.

Korban yang merupakan anggota Paskibraka Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) tahun 2014 itu, tewas setelah ditusuk perampok yang menyatroni kediamannya. Korban yang akrab disapa Radel itu, ditusuk perampok menggunakan pisau di bagian leher sebelah kanan karena telah mempergoki pelaku saat tengah beraksi.

Menurut keterangan ibu angkat korban, Masyitha (53), ia adalah orang yang pertama kali menemukan dan mengetahui jika anak angkatnya tersebut tewas.

"Pas saya pulang dari kantor (BKKBN Provinsi-red) itu, sesampai di rumah pintu dalam keadaan tidak terkunci serta di dalam juga berantakan," jelasnya saat ditemui di Instalasi Pemulasaran Jenazah RSMH Palembang.

Mendapat hal itu, Masyita pun langsung menemui Radel di kamarnya bermaksud untuk menanyakan hal tersebut. Namun saat masuk ke dalam kamar anaknya dan memanggil-manggil, anaknya itu tidak menjawab sepatah kata pun.

"Karena tidak menjawab dan saya kira tertidur pulas, jadi anak saya yang saat itu dalam keadaan tengkurap di tempat tidurnya langsung saya tarik untuk dibalik. Dan betapa terkejutnya saya, ketika itu saya melihat lehernya sudah bersimbah darah," terangnya.

Mengetahui hal itu, Masyita pun langsung bergegas meminta tolong kepada para tetangganya dan kemudian bersama-sama membawa anaknya tersebut ke RS Myria Palembang untuk memberikan pertolongan medis.

"Setiba di sana (RS Myria-red), kata dokter anak saya sudah tidak bernyawa lagi hingga akhirnya dibawa ke Instalasi Pemulasaran Jenazah RSMH Palembang ini untuk dilakukan visum," ungkapnya.

Saat kejadian berlangsung, anak angkatnya itu tengah berada di rumah seorang diri. Dikarenakan beberapa keluarganya yang lain telah pulang kampung terlebih dahulu ke Sakatiga Indralaya.

"Jadi di Palembang hanya tinggal kami berdua saja dan rencananya baru akan menyusul nanti kalau saya sudah libur bekerja. Nanti rencananya jenazahnya akan langsung dibawa ke Sakatiga dan akan dimakamkan di sana," tuturnya.

Sementara itu, menurut keterangan rekan kerja ibu angkat korban, Eria (50), sesaat sebelum kejadian atau tepatnya saat berada di kantor, Masyita sudah gelisah dan ingin cepat-cepat untuk pulang.

"Jadi Masyita itu tadi pulang cepat atau sekitar pukul 10.00. Dan tidak lama dari itu langsung dikabari lewat telepone jika anaknya telah menjadi korban perampokan, makanya kami dari kantor langsung beramai-ramai ke sini ini," jelasnya.