Mencicipi Mie Kepiting dan Keumamah

By nova.id, Minggu, 12 Juni 2016 | 05:15 WIB
Kari Kambing muda (nova.id)

Rasanya sayang berkunjung ke kota yang dikenal sebagai Serambi Mekkah tanpa mencoba wisata kulinernya. Padahal, kekayaan kulinernya sangat menggugah selera. Dan tak cuma kopi saja lho yang layak dinikmati, kuliner tradisional seperti mie kepiting pun wajib disambangi.

RM Syiah Kuala: Sajikan Kuliner Tradisi

Berlokasi di kawasan Jalan Syiah Kuala, Lamdingin, Banda Aceh, Rumah Makan Syiah Kuala menawarkan cita rasa makanan tradisional. Bangunan rumah makan yang khas beserta suasana yang asri menambah kenikmatan menyantap sajian tradisional yang ditawarkan. Pelayanan yang diberikan pun terhitung cepat,  pengunjung tak menunggu lama untuk langsung mencoba kuliner yang disajikan.

Andi (26), pengelola RM Syiah Kuala yang ditemui NOVA menceritakan kelebihan dari kuliner yang disajikan di rumah makan ini. Menurutnya, menu tradisi yang ditawarkan semuanya terinspirasi dari masakan Aceh dan sekitarnya.

“Ada banyak varian menu makanan, konsumen bisa memilih mana yang disukai. Mulai dari ayam kampung panas, asam keumamah, plik u, kari kambing muda khas Aceh Rayeuk, asam udang le, asam camplie, asam kepiting keumamah gulai kampoeng, asam teri tepep, ikan paya tangkap goreng, daging bakar cincang, daging goreng garing, ayam tangkap dan masih banyak menu lain yang pasti akan menggoyang lidah,” katanya berpromosi.

Dari semua sajian tersebut, menu andalan yang selalu dicari para konsumen adalah asam keumamah. “Menu ini  menjadi favorit, melengkapi menu lain seperti ayam kampung goreng. Ayam goreng ini disajikan dengan daun kari sama daun pandan yang sudah dibumbu dan digoreng renyah.Satu lagi yang juga tidak ketinggalan dipesan adalah kari kambing muda,” jawab Andi.

Semua masakan diolah dengan cita rasa tradisional khas Aceh dan sekitarnya. “Keumamah itu juga kan terkenalnya dari Aceh dan menjadi ikon. Keumamah adalah ikan kayu atau ikan tongkol yang dimasak dengan cara pengasapan. Diolah bersama combrang dengan bumbu bawang putih sedikit dan tentunya bersama asam serta cabai hijau menjadikan asam keumamah nikmat tak hanya sebagai pelengkap tetapi juga jadi lauk,” sahutnya.

Tak hanya melayani konsumen di rumah makan, rumah makan ini juga melayani pesanan. “Menu Ayam Tangkap ini  spesial dan khusus untuk pesanan, karena membuatnya memang harus dibumbu lagi,” jelasnya.

Soal harga, lumayan terjangkau untuk semua kalangan. “Harga di sini terhitung murah, mulai 10ribu per porsi, jadi bisa dinikmati semua orang. Mulai pengusaha, pekerja kantoran sampai mahasiswa bisa menikmati kelezatan masakan kami,” kata Andi.

Kari kambing yang paling mahal pun hanya dihargai Rp20 ribu seporsi. Tak heran, tempat ini selalu menjadi rekomendasi dan dipadati para pelanggan dan pendatang. RM Syiah Kuala sendiri sudah buka selama 2 tahun dan sekarang penikmatnya semakin bertambah. Semua menu otentik dan original khas Aceh dari resep nenek yang akan terus kami lestarikan,” tambah Andi yang merupakan adik dari sang pemilik, Nazaruddin.

Mie Razali: Pilihan Para Pendatang

Pencinta kuliner mie tentu tak akan melewatkan untuk menikmati kelezatan mie aceh yang terkenal. Uniknya, di kota Banda Aceh, tak ada lagi sebutan mie aceh, melainkan langsung merujuk kepada lokasi atau nama pemiliknya, misalnya Mie Razali, Mie Ayah Iy, Mie Lala dan masih banyak lainnya.