Simpan beku sel telur adalah penyimpanan sel telur yang diambil di ovarium wanita untuk digunakan kemudian hari. Cara ini dapat meningkatkan peluang kehamilan wanita di usia tua.
Di sebuah kota di Jepang, simpan beku sel telur bahkan dianjurkan untuk meningkatkan angka kelahiran yang rendah. Di sana, wanita yang melakukan pembekuan sel telur akan mendapat bantuan biaya. Pemerintah pun menggelontorkan sejumlah dana untuk penelitian pembekuan telur.
Metode simpan beku sel telur ini juga sudah dikembangkan di Indonesia. Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut lima hal tentang pembekuan sel telur seperti dikutip dari Livescience.com.
1. Pembekuan sel telur tak dianjurkan untuk wanita subur yang ingin menunda kehamilan
Simpan beku sel telur sebenarnya ditujukan untuk wanita yang mengalami kondisi medis tertentu, misalnya terkena kanker pada usia muda.
American Society for Reproductive Medicine (ASRM) tahun 2012 menyatakan, prosedur pembekuan sel telur tidak dianjurkan untuk wanita subur yang sengaja menunda kehamilan.
BACA: Begini Siklus Perjalanan Sel Telur Sebelum Dibuahi
Meskipun peminat mulai banyak, prosedur ini masih bukan cara yang dianjurkan untuk wanita yang ingin menunda memiliki anak, setidaknya tidak di Amerika Serikat.
2. Masih sedikit wanita yang menggunakan kembali sel telur beku
Wanita yang menjalani prosedur pembekuan sel telur masih sangat sedikit dan yang kembali menggunakannya di kemudian hari juga sangat rendah.
Dalam penelitian terbaru di klinik kesuburan Santa Monica, California, ada 232 wanita yang menjalani simpan beku sel telur sejak tahun 2007-2012. Tetapi tahun 2015, sebanyak 95 persen wanita tersebut belum menggunakan sel telurnya.
3. Pembekuan sel telur tak menjamin kehamilan saat digunakan