Terungkap, Teori Terselubung ‘Kitab Seks’ Kama Sutra Lainnya!

By nova.id, Rabu, 27 Juli 2016 | 09:00 WIB
Terungkap, Teori Terselubung ‘Kitab Seks’ Kama Sutra Lainnya! (nova.id)

Apa yang ada di benak Anda saat mendengar istilah ‘Kama Sutra’?

Barang tentu pasti terbayang soal urusan seks atau gaya bercinta yang banyak menginspirasi pasangan suami istri dalam momen bercinta.

Kama Sutra adalah kitab suci seks yang berasal dari zaman India kuno yang diyakini banyak orang di dunia sebagai manual untuk mencapai kebahagiaan serta kepuasan seks tertinggi.

Kama Sutra merupakan kitab seks tertua yang terdiri dari 1250 ayat, 36 bab dan dibagi menjadi 7 bagian.

"Sebenarnya Kama sutra merupakan buku teks untuk mempraktikkan tantra, yang berarti seksualitas suci dalam bahasa Sansekerta," kata Markie Twist, Ph.D, pakar Kama Sutra dari Universitas Wisconsin.

Baca: 5 Syarat Hubungan Seks Sehat yang Berkualitas

Tantra mengikuti dua langkah latihan, yakni Vama Marga (jalan tangan kiri) yang berisi tentang posisi seks akrobatik, serta Dakshina Marga (jalan tangan kanan), yang berisi tentang energi, emosi, dan hal-hal nonfisik dari seks.

Walau buku Kama Sutra memang mendeskripsikan tentang seks, tetapi juga menekankan tentang kepuasan emosional dan keintiman hubungan batin dengan pasangan.

Salah satu terjemahan Kama Sutra dalam bahasa Inggris yang paling populer ditulis oleh Sir Richard Burton tahun 1883. Sayangnya, sebagian besar isinya tidak tepat karena ia juga memasukkan banyak kepercayaan kuno dari era Victoria.

Hal itu pula yang menyebabkan mengapa banyak kerancuan tentang Kama Sutra. Oleh karena itu, pastikan Anda membaca buku dari terjemahan yang tepat.

Baca: Tips Seks Lebih Bergairah di Ranjang Tanpa Obat Perangsang

Teori terselubung Kama Sutra yang belum banyak diketahui orang Di luar soal posisi bercinta ala Kama Sutra yang banyak dicari orang, sebenarnya kitab ini juga mengajarkan berbagai ritual untuk membangun keintiman emosional yang tidak ada kaitannya dengan penetrasi seks.

Sebagai contoh, Anda bisa mencoba melakukan sinkronisasi pernapasan dengan pasangan (dengan meletakkan tangan di dada pasangannya) dan melakukan kontak mata selama beberapa waktu tanpa bergerak.

Praktik tersebut termasuk dalam meditasi yang dipercaya mampu meningkatkan sensasi dan membuat kita lebih memahami tubuh kita. Jika dilakukan rutin, efek rangsangan akan terasa lebih kuat.