Ini 5 Mitos Seputar Diabetes, Nomor Terakhir Masih Banyak yang Percaya

By Dionysia Mayang, Rabu, 26 Juli 2017 | 09:09 WIB
5 Mitos Seputar Diabetes, Nomor 5 Masih Banyak yang Percaya (Dionysia Mayang)

Kesadaran masyarakat akan risiko penyakit diabetes saat ini sudah lebih baik daripada sebelumnya.

Sayang, masih banyak mitos mengenai diabetes yang masih saja dipercaya padahal tak terbukti secara ilmiah.

Mitos-mitos seputar diabetes yang harus kita abaikan mulai dari sekarang adalah:

  1. Jangan Konsumsi Gula

Mitos yang paling banyak didengar ini tak sepenuhnya tepat.

Kadar glukosa darah memang dapat cepat meningkat karena kandungan karbohidrat dalam hidangan yang manis.

(Baca juga : Begini Cara Bikin Bedak Awet Menempel di Wajah, Nomor 2 Paling Sering Salah)

Namun bukan berarti para penderita diabetes harus menghindari gula di setiap makanan.

Para penderita diabetes harus tetap mengontrol konsumsi gula dan kadar gula darah, agar perubahan glukosa dalam tubuh tetap normal.

  1. Penyakit Orang Tua

Awalnya, diabetes tipe 2 yang disebabkan oleh resistensi insulin ini memang banyak dijumpai pada usia empat puluh tahun ke atas.

Namun saat ini usia penderita sudah semakin muda dan meningkat jumlahnya.

Faktor penyebabnya adalah gaya hidup tak sehat seperti makanan tinggi lemak, kurang serat, stress, serta kurang beraktivitas fisik.

Sementara itu, diabetes tipe 1 bisa menyerang anak-anak karena faktor genetik.

Penyebabnya, kerusakan sel-sel pankreas yang memang tidak bisa memproduksi insulin secara efektif.

(Baca juga : Permohonan Penangguhan Anaknya Ditolak Polisi, Ini reaksi Jeremy Thomas)

  1. Kadar Gula Bisa Terasa

Meski gejala-gejala hiperglikemia (gula darah tinggi) dan hipoglikemia (gula darah terlalu rendah) bisa dideteksi.

Namun faktanya mayoritas penderita diabetes tidak menyadarinya.

Hiperglikemia terjadi ketika kadar gula darah di atas 180mg/dl yang ditandai dengan intensitas buang air kecil yang meningkat serta haus terus menerus.

Pada kondisi yang lebih serius, hiperglikemia berpotensi menimbulkan ketoacidosis atau koma berkepanjangan yang berakibat fatal.

Sementara itu, hipoglikemia terjadi ketika angka gula darah berada di bawah 60mg/dl.

Pertolongan pertamanya adalah dengan meminum gula atau memakan makanan yang manis.

(Baca juga : Meski Sehat, Tidak Semua Buah Bisa Dikonsumsi untuk Penderita Diabetes)

  1. Bisa Sembuh Total

Faktanya, gangguan kesehatan ini bersifat permanen dan tidak bisa diubah.

Pada diabetes tipe 1, para penderitanya harus selalu mendapatkan suntikan insulin karena pankreas yang memproduksi insulin sudah rusak.

Sementara itu pada diabetes tipe 2, insulin dalam tubuh tidak bekerja sempurna saat menurunkan gula darah.

Pada tipe ini dibutuhkan terapi konsisten yang melibatkan perubahan gaya hidup untuk membuat kadar gula darah stabil.

(Baca juga : Begini Cara Menggunakan Gadget Agar Awet dan Tidak Cepat Rusak)

  1. Diturunkan Menyilang

Riwayat diabetes dalam keluarga memang membuat risiko terkena pun semakin meningkat.

Namun, munculnya penyakit ini lebih disebabkan oleh gaya hidup.

Ada pula yang memercayai bahwa diabetes umumnya diturunkan dari ibu ke anak lelaki, atau dari ayah ke anak perempuannya.

Padahal anggapan ini hanyalah mitos saja, lho.(*)