"Dalam kenyataan, orangtua kerap kali terkaget-kaget ketika anak-anak terlalu banyak mendengar hal-hal yang belum semestinya didengar," ungkap Brad Sachs, PhD, seorang psikolog keluarga di Kolumbia, juga seorang penulis buku "The Good Enough Child and The Good Enough Teen".
Anak adalah pendengar dan pengingat yang baik, oleh karena itu pikirkan kembali situasi dan kondisi sebelum Anda mengumbar kata-kata terhadap pasangan. Selain itu, anak-anak dapat merasa bingung dan kecewa atas apa yang didengarnya dari orang dewasa. Mereka tak selalu menyatakan kebingungannya di hadapan Anda karena khawatir Anda kecewa. Namun mereka dapat mengulang kata-kata atau perilaku yang tak selayaknya di lain waktu. Sebelum semua itu terjadi, berikut beberapa hal yang patut Anda pertimbangkan 'Boleh dan Tidak Boleh' dibicarakan di depan anak.
6 Hal yang Harus Dihindari
1. Topik panas. Hati-hati berbicara dengan pasangan Anda tentang isu-isu besar, seperti, masalah keuangan keluarga atau krisis keluarga. Anak-anak dapat secara magnetis tertarik dengan perdebatan dan emosional Anda, demikian dipaparkan Eileen Kennedy-Moore, PhD, seorang psikolog di Princeton, NJ, juga penulis Smart Parenting for Smart Kids: Nurturing Your Child's True Potential. Kendati mereka mungkin tidak benar-benar mengerti apa yang terjadi. Interpretasi mereka dapat lebih menakutkan daripada apa yang sebenarnya terjadi.
Sebaiknya, jika sesuatu yang besar sedang terjadi dalam rumah tangga, cobalah menyembunyikannya dari anak-anak. Beri mereka fakta-fakta dasarnya saja, sedangkan detilnya dapat diberikan seiring berjalannya waktu.
2. Bicara kotor. Jangan kerap mengritisi Guru sang anak, Ibu kandung Anda, ataupun mantan suami di hadapan anak.
Sebaiknya, hentikan berbicara ini. Anda akan menjadi contoh yang buruk bagi anak-anak. Selain itu, Anda juga dapat menyakiti anak karena telah membicarakan seseorang yang mereka sayangi. Ini akan menjadi luka yang sangat mengganggu hubungan Anda dengan sang buah hati.
3. Mengritik anak. Anda mungkin kerap mengutarakan kekecewaan atau kemarahan terhadap anak dengan berbicara di telepon, tanpa mempertimbangkan jika anak dapat mendengarnya. Hati-hati, ini dapat sangat menyakiti anak-anak ketika mendengarnya. Anak dapat merasa malu atau sangat marah karena perilaku Anda.
Sebaiknya, hilangkan kebiasaan mengritik anak-anak atas kekurangannya. Cobalah lebih berhati-hati menyikapi kekecewaan Anda terhadap kecerobohan anak, ketimbang membicarakan pada orang lain.
4. Mengeluh. Orang dewasa kerap kali mengeluh atas beberapa hal yang terjadi dalam hidupnya, seperti, pekerjaan dan pasangan. Sayangnya, ketika didengar oleh anak-anak, mereka akan menangkapnya sebagai contoh atau perilaku buruk yang dapat diimitasi saat bersosial di sekolah bahkan kelak kemudian hari dalam pekerjaannya.
Sebaiknya, lebih banyak bicarakan tentang aspek positif dalam pekerjaan. Jika Anda sedang mengerjakan proyek yang penting akhir-akhir ini, pastikan anak mendengarnya dari Anda.