Jika Anak Menolak Ditinggal di Sekolah

By nova.id, Selasa, 6 November 2012 | 04:40 WIB
Jika Anak Menolak Ditinggal di Sekolah (nova.id)

Jika Anak Menolak Ditinggal di Sekolah (nova.id)

"Ilustrasi "

Anak yang menolak tinggal di sekolah, juga kerap berteriak dan menangis. Intinya, mereka tidak ingin ditinggal sendirian di ruang kelas. Ulah yang kerap dipertontonkan pada hari-hari awal bersekolah inipun kerap membuat para orangtua pusing menghadapinya.

Masih Normal

Pertama-tama,  yang perlu Anda pahami  adalah perilaku ini  masih termasuk normal. Anak yang merasa dekat orangtuanya (TIDAK  rutin dititipkan pada pusat pengasuhan anak di unit keagamaan, tempat penitipan anak/daycare, penitipan anak di kantor/pusat perbelanjaan, Red.), tentu tidak akan senang ketika tiba-tiba ditinggalkan di prasekolah.  Kebanyakan anak usia 4 tahun merasa tak nyaman ketika harus menemui kondisi tersebut.

Berikut beberapa saran dari Dr.Bob, salah satu psikolog di Askdrsears.com,  menghadapi kesulitan memperkenalkan anak pada Prasekolah :

Saat hari pertama anak sekolah, usahakan orangtua (istri maupun suami) untuk mendampingi anak di sekolah.  Ini akan membuat kesan orangtua mampu terlibat dengan prasekolah. Setelah beberapa bulan, cobalah tinggalkan dia kendati beberapa kali anak akan menolaknya. Anak umumnya takut dirinya tidak akan nyaman di sana.  Anda tetap harus membuka telinga untuk mendengarkan cerita bersekolah anak.

Kemudian, anak-anak juga mampu merasakan permasalahan antara orangtua dan murid yang terjadi di lingkungan sekolah. Orangtua yang telah cukup terkoneksi dengan prasekolah akan dapat merasakannya. Jika Anda tak merasa senang dengan perkembangan anak di sekolah, mulailah pikirkan untuk mencari prasekolah yang lebih subyektif pada anak. Atau, prasekolah dengan kelas kecil sehingga anak mendapat cukup perhatian.

Ini akan mendorong anak lebih menyukai pengalaman dengan prasekolah dan merasa nyaman. Cobalah untuk menemaninya di lingkungan baru satu jam perhari selama dua hari, dan Anda akan melihat apakah semua berjalan dengan baik. Setelah yakin anak menyukainya, Anda dapat melepaskannya bersekolah di Prasekolah.

Pada beberapa pengalaman, anak-anak masih dapat merasa tak nyaman kendati telah kerap berganti prasekolah dan setahun merasakan bersekolah. Beberapa anak berusia 5 tahun bahkan masih kerap menangis  ketika harus berangkat prasekolah di awal pekan. Dan, merengek seolah merasa berat untuk berangkat sekolah.

Coba Cari Tahu

Batasi mencoba 3 jenis Taman Kanak-Kanak  untuk mengetahui mana yang lebih nyaman bagi anak. Biarkan anak memilihnya. Selanjutnya biarkan anak merasakan tinggal di sana selama sekitar 5 menit dan katakan Anda akan meninggalkannya di sana hingga pelajaran usai. Biarkan anak tahu ketika Anda berpamitan dan melambai padanya.  Ketika anak menangis sekitar 2 menitan, cobalah tetap berada diluar ruangan dan pastikan anak baik-baik saja.  

Terkadang, anak menolak Prasekolah karena Ia lebih menyukai kelas kecil. Ruangan yang tidak seberapa luas, anak didik yang terbatas, dan ruangan yang tertutup, bagi beberapa anak menawarkan keamanan dan kenyamanan. Beberapa hal lain juga dikaitkan dengan tenaga pengajar yang cukup perhatian serta sangat personal. Ini adalah hal-hal yang membuat anak mampu menerima Prasekolah dan penting diperhatikan para orangtua.

Jadi, cobalah beberapa prasekolah dan Guru. Lalu, beritahu anak berapa lama orangtua dapat tinggal di dalam kelas dan pukul berapa orangtua harus keluar dan menunggu anak diluar kelas.

Tetaplah bersabar dan dengarkan keluhan anak. Jika anak tetap menolak tinggal di Prasekolah, cobalah usahakan pindah Prasekolah lain. Tetaplah berusaha hingga anak merasa cocok dengan Prasekolahnya. Bila perlu, ijinkan anak-anak memilih prasekolah-nya.

Selalu sadari jika kondisi anak sulit bersekolah adalah hal yang normal. Seiring dengan kepercayaan yang dirasakan anak terhadap orangtua, anak akan merasa percaya diri menghadapi Guru dan Prasekolah.

Laili / dari berbagai sumber