7 Kunci Pola Asuh Anak

By nova.id, Jumat, 2 November 2012 | 00:59 WIB
7 Kunci Pola Asuh Anak (nova.id)

7 Kunci Pola Asuh Anak (nova.id)

"Ilustrasi "

1. Ikatan Lahiriah

Cara bayi dan orang tua memulai hubungan satu dengan yang lain dapat menjadi  awal dari sebuah pola asuh. Pada minggu-minggu pasca kelahiran merupakan periode sensitif, dimana ibu dan bayi  secara unik ingin menjadi dekat satu sama lain. Merawat sendiri bayi  setelah lahir, secara alami akan mendorong kedekatan ibu dan anak  secara biologis, intuitif, serta didapat kualitas pengasuhan  terbaik bagi ibu dan anak. Dimana ibu dan anak yang merupakan pasangan biologis ini akan saling memenuhi kebutuhan, baik bayi yang berkebutuhan tinggi akan ibunya maupun ibu yang selalu  siap memberikan yang dibutuhkan oleh bayi.

Terkadang komplikasi medis Ibu dan bayi  terpisah sementara waktu.  Ini jangan dijadikan masalah besar. Ketika kondisi Ibu telah memungkinkan, Ibu dapat  mengejar proses bonding sesegera mungkin.  Dimana bonding merupakan hasil dari serangkaian langkah-langkah yang dilakukan seumur hidup bersama anak. Semakin lama ini dilakukan, akan menjadi semacam lem instan yang mengukuhkan hubungan ibu-anak selamanya.  

2. Menyusui

Menyusui juga merupakan latihan dalam membaca perilaku bayi. Menyusui membantu Anda membaca isyarat serta bahasa tubuh bayi, yang merupakan langkah pertama  mengenal bayi. Menyusui memberi bayi dan ibu awal yang baik bagi kehidupan kelak. Dimana ASI mengandung nutrisi bangunan otak unik  yang tidak dapat diproduksi oleh pabrik. Menyusui juga mendorong produksi kimia  tepat antara ibu dan bayi, dimana aktivitas ini dapat merangsang tubuh  memproduksi prolaktin dan oksitosin yang memberi dorongan pada ibu.

3. Mengganti Pakaian Bayi Sendiri

Seorang bayi belajar banyak  dalam pelukan seorang Ibu. Bayi tak terawat tidak akan terlalu rewel  dan lebih tenang (tidak sering terjaga maupun menangis).  Perilaku ini ditunjukkan oleh  bayi yang belajar  banyak dari lingkungannya. Saat Ibu memakaikan pakaian maupun mengganti popok bayi sendiri, ini juga akan  meningkatkan sensitivitas  orangtua. Bayi yang  dekat  dengan orangtua, lebih dapat dikenali dengan baik. Kedekatan ini mendorong terjadinya keakraban.

4. Tidur Dekat Bayi

Menjadi rekan tidur bayi terutama di malam hari akan menambahkan sentuhan  orangtua terhadap bayi. Ini sangat bermanfaat, khususnya bagi orangtua yang  sibuk di siang hari untuk terkoneksi  kembali dengan sang bayi di malam hari. Apalagi  malam hari adalah waktu yang menakutkan bagi anak kecil sehingga tidur  dekat orangtua  meminimalkan kecemasan  dan membantu bayi belajar tidur dengan tenang. 

5. Hargai Bahasa Tangisan Bayi  

Sebuah tangisan  merupakan sinyal  keberlangsungan hidup  bayi sekaligus perkembangan sebagai orangtua. Menanggapi  tangisan bayi secara sensitif dapat membangun kepercayaan orangtua-anak. Dalam hal ini, bayi percaya  orangtuanya  responsif terhadap kebutuhannya. Orangtua pun secara bertahap belajar  percaya pada kemampuannya  secara tepat memenuhi kebutuhan bayi. Hal ini meningkatkan komunikasi orangtua-anak. Kelak, bayi  menangis hanya untuk berkomunikasi, bukan  memanipulasi.