Agar Pendidikan Anak Maksimal

By nova.id, Minggu, 21 Oktober 2012 | 00:22 WIB
Agar Pendidikan Anak Maksimal (nova.id)

Agar Pendidikan Anak Maksimal (nova.id)

""

Mengerjakan Pekerjaan Rumah

Sebelum mendaftarkan anak  ke sekolah, cobalah untuk mengunjunginya terlebih dahulu. Kenali  filosofi  lingkungan sekolah dengan  berbicara pada beberapa orangtua dimana anak mereka memiliki Guru yang sama dengan anak Anda. Jika ada beberapa pilihan Guru, coba temui  mereka  sebelum masuk sekolah, amati mereka ketika mengajar di kelas, dan gunakan intuisi Anda untuk memutuskan, "Apakah ini orang yang tepat untuk anak saya?"

Jika anak memiliki ketergantungan yang tinggi akan segala hal.  Tak perlu memberitahukan, di mana sekolah barunya dan siapa yang akan menjadi Gurunya karena hal tersebut adalah keputusan besar orangtua. Tanamkan banyak kepercayaan jika Anda yakin anak adalah pribadi yang solid. Ini penting sebagai modal anak menghadapi tantangan sekolah.

Bila perlu, ajak anak bertemu calon Gurunya ini akan mengondisikan sebelum kelas dimulai. Begitu pula, ajak anak bersekolah bersama teman-teman sebayanya dalam kelas yang sama.  

Pastikan anak  dan  Guru mendapatkan kecocokan

Mungkin akan sulit untuk menemukan seorang guru mampu memiliki keseimbangan dalam pengasuhan dan pendidikan.  Teorinya, semakin sedikit anak yang diajar, Guru juga semakin cukup memiliki perhatian. Cobalah melihat kondisi kelas sebelum ajaran dimulai, pastikan kapasitas kelas dan jumlah siswa cukup berimbang.

Kendati demikian, jangan terlalu protektif dengan tidak mengijinkan anak bersekolah di tempat kurang baik menurut Anda. Ingat, orangtua juga perlu memberi kepercayaan jika anak memiliki kemampuan survivalnya.  

Saat anak mulai bersekolah, cobalah cari tahu apa yang disukai Anak dari cara Guru mengajar. Beberapa informasi yang didapat juga menjadi jembatan anak memahami Gurunya. Semakin anak merasa memiliki kebebasan menjadi dirinya dan merasa cocok dengan Guru, akan membuat prestasi akademisnya melambung.

Bantu anak dalam penyesuaian

Pergi dan pulang ke sekolah di masa-masa awal sekolah dapat membuat stres anak. Kenyataan ini dapat berlangsung selama beberapa hari. Anak dapat mengalami pergantian mood yang tak terduga selama masa awal sekolah.

Hal ini, diantaranya, bisa disebabkan perbedaan ekspektasi baik dari Guru, dan teman sekolah  yang memiliki kebiasaan yang tak biasa. Beberapa anak kemudian merasa "leluasa" bertingkah di hadapan Ibunya namun tidak di depan Guru dan teman-temannya.

Jika ragu, ajak anak  keluar

Jangan terlalu bereksperimen. Beberapa anak memproses  informasi secara berbeda. Ada yang membutuhkan alat bantu visual kemudian melakukan yang terbaik dalam lingkungan  terstruktur dan fleksibel.

Anak dengan kebutuhan yang tinggi,  cenderung membutuhkan perhatian one-on-one . Banyak dari anak-anak  perfeksionis  takut gagal memenuhi harapan Guru. Mereka sering merasa leluasa bertingkah atau berbuat nakal di depan ibu.  Sesuai prinsip dasar membesarkan anak,  beberapa anak memang akan lebih penurut kepada Guru daripada orang tua.

Beberapa anak juga  bisa cenderung ultra sensitif dengan sekolah karena mereka menilai performa akademis sangat identik degan nilai  pribadinya. Anak-anak membutuhkan keseimbangan  antara akademisi dan kasih sayang.

Anak cerdas juga cenderung lebih cepat  bosan di sekolah. Anak yang bosan akan menyimpang ke dalam perilaku yang tidak diinginkan, beberapa juga memperoleh cap sebagai pembuat onar. Jika,  setelah beberapa minggu anak Anda yang tadinya baik  berubah tak lagi seperti ketika awal Anda daftarkan sekolah,  ini adalah pertanda  Anda perlu membuat perubahan.

Mulai secara bertahap

Setelah Anda  memutuskan kapan dan di mana sekolah Anak, mulailah secara bertahap. Mungkin beberapa anak ingin terjun langsung ke sekolah. Sayangnya,  anak-anak sebenarnya memiliki kebutuhan yang tinggi akan  pengenalan bertahap.

Kendati Anda mungkin ingin anak  pergi ke sekolah langsung untuk sehari penuh, anak  hanya siap untuk setengah hari di awal mereka sekolah.  Ketidak siapan ini kerap ditandai dengan perilaku yang kerap memburuk menjelang sore hari.

Anda dapat saja melakukan pengondisian seperti dengan meluangkan waktu ke sekolah anak beberapa jam dalam minggu-minggu awal. Anda akan mengetahui kapan harus melepas anak bersekolah sendiri ketika Ia telah terbiasa dengan sekolah barunya.

Ada korelasi timbal balik yang sensitif antara anak berkebutuhan tinggi  terhadap orang tuanya.  Anak-anak ini menangkap suasana hati  dengan sangat mudah. Jika Anda cemas  anak  pergi  sekolah, anak  dapat  menjadi lebih cemas. Suasana hati antara orang tua dan anak-anak dapat menular, terutama pada anak yang berkebutuhan tinggi dan orang tua sangat dekat dengan anak. Sebaiknya, berikan anak  pesan jika sekolah itu menyenangkan, dan Anda juga bersemangat  akan sekolah anak. Katakan, jika tidak  apa-apa anak berada di sekolah dan itu adalah pengalaman menyenangkan.

Anak dengan kebutuhan tinggi akan menuntut kreativitas Guru-guru seperti orangtuanya. Jadi, penting  memastikan Guru dan anak memiliki kecocokan. Teruslah memantau dampak  sekolah pada pertumbuhan intelektual dan emosional  anak Anda.

Laili/ dari berbagai sumber