Jika Kakak Melakukan Kekerasan pada Adik

By nova.id, Jumat, 5 Oktober 2012 | 23:45 WIB
Jika Kakak Melakukan Kekerasan pada Adik (nova.id)

Jika Kakak Melakukan Kekerasan pada Adik (nova.id)

"Ilustrasi "

Pelajari tanda-tanda peringatan jika salah satu anak telah mendapat kekerasan dari saudaranya dan langkah apa yang harus diambil untuk menghentikannya:

Kenali  Kekerasan pada Anak

Bagaimana Anda tahu jika pertengkaran dan kekerasan antar anak, masih dalam tataran normal atau telah berubah menjadi sebuah pelanggaran? Berikut beberapa tanda-tanda  kekerasan bersaudara yang mungkin terjadi di rumah:o Anak selalu menghindari saudara kandungnya,o Anak kerap mengalami memar, luka goresan, luka-luka tersayat yang tidak dapat dijelaskannya,o Terjadi perubahan perilaku, pola tidur atau kebiasaan makan anak,o Salah satu anak menjadi lebih agresif,o Terjadi peningkatan tindakan kasar dan kekerasan  dari waktu ke waktu,o Hubungan bersaudara yang menjadi negatif,o Anak tidak ingin pulang,o Anak menolak  bermain bersama,o Anak menjadi  'terlalu' patuh, pasif atau menarik diri

Cara Menghentikan

Pertama, lindungi anak. Bukan hanya  dari luka fisik, tapi Anda juga harus melindunginya dari cedera mental dan emosional. Anak yang dilecehkan akan mem-personalisasi-kan situasi dan percaya dia tidak layak diperlakukan dengan baik. Anak juga dapat tumbuh dan meniru kekerasan. "Jadi, pastikan untuk anak (yang mendapat kekerasan) aman hingga  saudara nya dapat belajar berperilaku lebih baik," ungkap Dr. Phill.

Dr Phil juga mengingatkan jika kekerasan fisik dapat terjadi ketika anak kehabisan cara diterima secara sosial maupun mengekspresikan dirinya sendiri. "Anda perlu mengajarkan kekuatan kata-kata pada anak. Misal, bicara pada Anak dan biarkan Ia mengekspresikan kemarahan dan frustrasi kepada Anda. Bukan beralih ke kekerasan," ungkap Phill.

Kekuatan kata-kata dapat dilakukan dengan mengatakan "Ceritakan perasaanmu pada Ibu, mengapa kamu begitu marah?"

Ketika anak mulai belajar mengekspresikan kemarahan, ini bisa menjadi sangat katarsis dan melepas ketegangan dalam waktu yang bersamaan.Cobalah lebih berempati dengan memastikan anak mendengar Anda berkata, "Ibu mengerti kemarahanmu, yuk kita bicarakan soal itu". Tempatkan diri Anda hingga anak menyadari Anda memahaminya, sehingga ia merasa lebih baik.

 Sangat penting bagi anak mengetahui mereka penting bagi keluarga. Dan, jika mereka tidak ada di sana, keluarga tidak akan terasa lengkap.  

Uji Empati

Satu hal lagi, lakukan uji empati pada anak-anak. Pertama, Anda dapat melakukan pengenalan kemampuan anak dalam menghormati dan memahami emosi serta posisi orang lain. Lakukan pengujian untuk melihat kemampuan anak  menempatkan diri pada orang lain. Dan ketiga, lakukan pengujian apakah anak mampu memiliki perspektif yang cukup menghargai orang lain dan menyelami perasaannya.

Para ahli mengatakan, anak-anak tidak memiliki kemampuan untuk berempati sampai pada usia 5 hingga 8 tahun. Untuk mengetahui apakah anak memiliki empati, cobalah uji anak seperti yang dilakukan  psikolog.

Angkatlah selembar kartu atau selembar kertas berwarna hitam di satu sisi dan putih di sisi lain. Tampilkan kedua sisi kartu untuk anak, sehingga ia tahu satu sisi hitam dan sisi putih. Pegang kartu sehingga hanya salah satu warna yang dilihat anak. Ajukan pertanyaan, "Apa warna yang kamu lihat?" dan "Warna apa yang Ibu lihat?". Jika anak menyatakan warna yang sama (antara yang dilihat dan yang Anda lihat, Red.), ia mungkin tidak dapat melihat dari sudut pandang Anda, atau dengan kata lain tidak ada empati.

Laili / dari berbagai sumber