Benarkah Perempuan Lebih Beser? (1)

By nova.id, Senin, 24 Agustus 2009 | 17:10 WIB
Benarkah Perempuan Lebih Beser 1 (nova.id)

Benarkah Perempuan Lebih Beser 1 (nova.id)

"Foto: Romy Palar/NOVA "

Ketika harus menjalani pertemuan penting yang lumayan panjang, Anda berulang kali izin untuk buang air kecil (BAK). Tentu saja seisi ruangan jadi tak nyaman dengan perilaku Anda. Berkali-kali ketika pembicaraan penting dilakukan, Anda meninggalkan ruangan hanya untuk berkemih.

Ya, BAK yang terlalu sering atau kerap disebut orang awam sebagai beser, memang bisa mengganggu secara sosial, psikologis, hingga fisik. Kondisi ini sebenarnya merupakan hasil dari kontraksi dinding kandung kemih yang meningkat frekuensinya.

Normalnya urin diproduksi 2 sampai 2,5 liter perhari dan dikeluarkan sekitar 7 kali dalam sehari. Urin ini langsung diproduksi setelah mengkonsumsi cairan, namun tak seketika dikeluarkan.Se­telah kandung kemih penuh­ (sekitar 200 sampai 300 mililiter) akan timbul kontraksi pada otot dinding kandung kemih dan terkirim sinyal ke otak sebagai keinginan untuk berkemih.

Pada kejadian normal, tekanan pada kandung kemih ini bertahan stabil hingga kandung kemih penuh, sehingga orang akan berkemih sekitar setiap 2 jam sekali. Namun, bila terjadi ketidakkonstanan fase pengisian maupun kontraksi otot dinding kandung kemih, proses ini lantas berjalan lebih singkat.Inilah yang menurut dr. Charles M. Hutasoit, Sp.U, spesialis urologi dari Siloam Hospital Kebon Jeruk, Jakarta, terjadi pada sebagian besar kasus beser atau overactive bladder.

Sayangnya beser atau berkemih yang terlalu sering ini bisa terjadi pada siapapun. Bukan hanya pada kaum lanjut usia, yang muda pun bisa mengalaminya. Kejadiannya pun disebabkan beragam pemicu. Apa sajakah itu? IdiopatikSebagian besar kasus beser tak diketahui penyebabnya secara jelas. Tiba-tiba saja frekuensi BAK jadi lebih sering dan amat mengganggu. Meski tak mengonsumsi banyak cairan, minuman tertentu, maupun berada di lingkungan yang bisa memicu beser, tetap mengalami beser.Menurut Charles, kejadian beser yang sulit dijelaskan penyebabnya ini kebanyakan terjadi pada orang-orang yang sensitif terhadap rang­sang BAK.Jika orang lain masih bisa me­nahan keinginan berkemih, tak demikian pada orang-orang ini. Begitu tercetus keinginan berkemih, ia sudah harus berkemih, karena perasaan yang sudah sangat tidak nyaman. Gangguan Kandung KemihProses berkemih yang terlampau sering juga bisa disebabkan adanya gangguan pada kandung kemih. Pada kasus infeksi saluran kemih, umumnya juga disertai frekuensi BAK yang meningkat. Ini disebabkan infeksi tadi juga memicu kontraksi pada kandung kemih yang men­cetus rangsang ingin BAK.Selain itu, riwayat operasi di daerah kandung kemih maupun ginjal juga bisa meningkatkan fre­kuensi ke belakang. Namun, pada kasus ini lebih banyak disebabkan proses pengosongan ginjal yang berlangsung lebih cepat. Atau bisa dikatakan proses pembentukan urin yang relatif lebih cepat.

Laili Damayanti