Pantang MundurPeristiwa ini menjadi pelajaran sangat berharga bagiku. Enggak semua orang senang dengan apa yang Mas lakukan, pasti ada saja yang enggak suka. Pekerjaan Mas, kan, menangkap orang yang korupsi, nah, ironisnya sekarang Mas malah ditangkap.
Untungnya selama ini enggak ada yang sinis terhadap masalah ini. Tadinya aku pikir ibu-ibu teman sekolah Jihan akan memandang sinis terhadapku, ternyata mereka malah menangis ketika melihatku. Duh, hati ini rasanya makin kuat melihat dukungan terbesar tersebut.
Sekarang Mas sudah sibuk dengan pekerjaan kantornya lagi. Meski begitu sempat ada berita yang mengatakan Mas diminta mundur dari kerjaan. Lalu, aku tanyakan kebenaran berita itu. Tapi Mas hanya terdiam dan mengaku ingin istirahat.
Mendengar keinginan itu, aku menasihati Mas. "Mas jangan mundur, ya. Ibaratnya sudah masuk lubang, lalu kenapa harus masuk lubang terus. Kok, enggak ada usaha naik ke atas. Sekalian saja kecebur. Selama ini, kan, Mas enggak salah, kalau mundur berarti sia-sia dong, apa yang telah diperjuangkan Mas. Jika Mas mundur, nanti orang-orang yang mendukung Mas malah kecewa atas keputusan Mas. Pokoknya Mas harus bertekad menumpas korupsi. Sudah kadung di tengah jalan," kataku waktu itu panjang lebar. Akhirnya dengan suara lantang Mas berkata, "Siap!"
Aku paham mungkin dia khawatir akan kondisi keluarganya. Tapi aku sudah siap akan risiko yang terjadi, ya, moga-moga jangan terjadi lagi hal-hal yang diluar dugaan.
Jika ada yang tanya bagaimana perasaanku saat ini, rasanya sudah kebal, entah mau jawab bagaimana. Kini, di rumah pun kami enggak pernah mau nonton teve meski hanya melihat perkembangan kasus ini. Paling kami melakukan hobi lama, main game.
Oh ya, selama ditahan, berat badan Mas turun 11 kilogram. Sekarang perutnya pun rata. Kadang suka aku becandain , bentuk tubuhnya seperti peragawan. Ha ha ha. Berat badanku juga turun 3 kg, Jihan juga begitu. Mukaku sampai tirus, masih terlihat sampai kini.
Liburan Usai MasalahYang paling penting sekarang adalah memikirkan sekolah Jihan. Soal itu kami sepaham, kami akan membebaskan Jihan memilih pendidikannya, pokoknya sekolah terus sampai tinggi. Sekarang Jihan senang menggambar, makanya aku kasih les agar gambarannya lebih terarah.
Aku juga sudah mengutarakan keinginanku untuk bekerja di rumah bikin usaha, ternyata Mas mengizinkan. Dulu memang pernah punya butik, bahkan ikut pameran. Entah kenapa niatku lebih mengarah ke baju atau jualan online. Kadang sesekali juga suka bikin lagu. Dulu sih suka bikin puisi atau karya ilmiah. Bahkan kalau ujian, hobiku minta kertas tambahan lantaran aku suka sekali menulis panjang. Sampai-sampai nilainya A. Ha ha ha.
Mas juga ada rencana mau bikin buku, tapi katanya jangan aku yang menulis nanti tulisannya subyektif. Saat ini yang aku senang dan bahagia banget karena Mas bisa cuti lumayan lama. Jadi, rencana lama kami touring dengan mobil ke Jawa dan Bali bisa terlaksana. Ibaratnya seperti anak sekolah, habis menjalani tes lalu liburan sekolah karena lulus ujian.
Aku senang sekali bisa melihat berbagai daerah, mencoba berbagai makanan. Sejenak kami melupakan kepenatan kota Jakarta. Aku bahagia bisa merasakan kebersamaan kami kembali. Semoga di tahun 2010 ini semuanya berjalan lacar tanpa kendala lagi. Amin. (TAMAT)
Noverita K. Waldan