Izma tetap aktif bermusik meski jadi karyawati. Hobinya main game online mengantarkan wanita cantik ini bertemu dengan sang pujaan hati.
Musibah mulai menghampiri, mulai dari perusahaan dimana aku bekerja bangkrut, band bubar, otomatis aku tidak mempunyai apa-apa lagi. Inilah masa-masa sulitku. Aku berusaha menguatkan diri dan menyakinkan segala sesuatu sudah diatur Allah. Jadi, aku tidak panik, karena yakin ini hanya bersifat sementara. Tidak lupa aku juga selalu berdoa dan pasrah kepada Allah. Hanya saja aku tidak berani berterus terang kepada orangtua karena tak ingin membuat mereka, terutama Mama, khawatir terhadap diriku.
Benar saja, doa yang aku panjatkan dikabulkan Allah. Aku diterima bekerja di sebuah Servicing Oil Company bernama PT. Mitra Corigo Abadi sebagai Asisten Manager. Aku pun mulai fokus ke pekerjaanku mengikuti berbagai tender di beberapa perusahaan. Lambat laun perusahaan itu makin maju dan berkembang hingga aku bisa pindah kos ke tempat yang mendekati kantor. Bahkan ketika perusahaan itu mengaktifkan sebuah perusahaan lainnya, aku dipercaya menjadi manager perusahaan. Aku sangat bersyukur karena hidupku selalu dipermudah.
Namun jiwaku di dunia musik tidak pernah berhenti. Aku tetap punya obsesi membuat album. Semua aku lakukan sendiri. Mulai dari rekaman, pemilihan lagu, nyanyi, sampai main bas pun sendiri. Album itu produseri Budhy Haryono. Saking sibuknya aku terpaksa melepaskan pekerjaanku. Sayangnya, karena beberapa hal album itu tertunda. Aku pun kembali mencari pekerjaan lagi.
Meski aku sibuk kerja kantoran, tetap saja kalau ada tawaran main musik tak pernah kutolak. Aku pernah gabung di Selimut Band dimana semua anggotanya cowok. Juga di Geger band, menggantikan personel bass nya yang keluar. Kami sibuk manggung di berbagai stasiun teve dan acara khusus. Bisa dibayangkan betapa sibuknya aku waktu itu.
Meski asyik bermusik, aku tetap tak mengabaikan pekerjaan kantor. Kalau, toh, tidak selesai, selalu aku bawa ke rumah. Nah, aku menyelesaikannya di warnet. Karena jadi pelanggan tetap, aku pun kenal dengan pemiliknya yang ternyata salah satu jebolan FH UI. Suatu hari dia kedatangan teman-temannya dari UI. Salah satunya, Mas Chandra Hamzah. Nah, aku pun dikenalkan.
Main Game Semalaman
Pertama ketemu Mas Chandra tidak langsung tertarik. Maklum saat itu aku baru saja putus pacaran. Suasana hatiku juga kurang enak lantaran baru saja putus pacaran. Jadi malas mau ngobrol dengan lelaki. Tapi lama-lama hubungan kami makin dekat karena ternyata kami sehobi, yaitu main game online. Kalau ketemu yang dibicarakan, ya tentang game itu. Tumbuh perasaan sayang yang teramat dalam karena serunya game online.
Berbeda dengan pasangan lain, kami jarang ke mal atau nonton, yang paling penting kalau semua pekerjaan selesai, kami main game online. Hahaha. Kurang lebih setengah tahun kami berhubungan akhirnya kami memutuskan menikah Desember 2002. Aku tahu Mas pernah menikah dan bercerai, bahkan pernah aku tanyakan langsung ke Mas. Tapi aku, kan, menikah dengan kehidupan Mas yang sekarang bukan yang lalu. Pernikahan Mas pertama sudah lama sekali berlalu jadi enggak ada hubungannya. Ibaratnya sudah basi banget. Ha ha ha.
Aku memutuskan menerima lamaran Mas karena dalam waktu relatif singkat aku bisa melihat dia apa adanya, baik, penyayang, pengertian, itu sudah nilai lebih buatku. Mas juga tidak pernah mengada-ada, orangnya lucu, tegas, dan melindungi. Aku sangat menyayangi Mas, sebaliknya Mas juga begitu. Disitulah aku melihat keseriusan Mas saat melamarku dan kelak dalam berumah tangga. Aku juga tahu profesi Mas adalah seorang pengacara dan sedang disibukkan membangun law firm bersama sahabatnya.
Setelah menikah di Bandung, kami tidak langsung punya rumah tapi menempati rumah kontrakan selama 1,5 tahun di daerah Bendungan Hilir, Jakarta. Aku juga masih menekuni pekerjaan sebagai karyawati, main band bersama Geger, malah sempat bergabung dengan Band Cabin dan Magnet. Setelah menikah hobi kami main game ternyata tidak bisa berhenti malah semakin parah, bisa dari malam sampai pagi main game. Kayaknya jarang ya ada pasangan seperti itu. Ha ha ha.
KOMENTAR