Salah Ucap di Depan Anak

By nova.id, Senin, 3 September 2012 | 23:18 WIB
Salah Ucap di Depan Anak (nova.id)

Menyepelekan Sesuatu

Saat Anda sedang berbincang mengenai sebuah urusan dengan pasangan dan kebetulan anak Anda ada di tempat yang sama, tanpa sengaja Anda berkata, "Kamu kasih uang saja ke orang itu supaya urusannya cepat selesai."

Tahukah Anda? Tanpa sadar Anda sedang mengajarkan anak menjadi pribadi yang menggampangkan segala sesuatu. Ucapan ini juga akan membuat anak selalu mencari jalan pintas untuk keluar dari masalah yang ia hadapi.

Mengambil Alih Tugas

Mungkin Anda sedang tidak sabar atau ingin urusan cepat selesai, maka Anda mengambil alih tugas anak atau menyuruh orang lain menyelesaikannya. "Ya sudah, biar Si Mbok nanti yang merapikan mainanmu. Sekarang kamu mandi saja sana." Percayalah, nantinya anak Anda bakal melepas tanggung jawabnya dengan sesuka hati. Ia juga akan terus berharap atau menyuruh orang lain mengambil alih tugasnya.

Menyombongkan Diri

"Saya pernah menemukan anak yang sering mengatakan ini, 'Kalau bukan karena aku, tugasnya enggak bakal selesai!'" ujar Fika. Setelah diselidiki, menurut Fika, ternyata orangtua Si Anak terbiasa menggunakan kata-kata seperti itu di rumah. Selain dianggap sombong, mungkin saja Si Anak kurang disenangi di lingkungannya.

Ingkar Janji

"Ayah, kan, sudah janji kalau hari Sabtu ini mau antar aku beli buku," kata anak Anda sambil merengek setelah Anda membatalkan janji untuk kesekian kalinya. Ingkar dari janji, hanya sekali atau berkali-kali, bisa menghilangkan rasa percaya anak kepada Anda sebagai orangtua. Anda juga akan dicap sebagai orang yang tak bisa diandalkan.

Tidak Menegur Anak Ketika Berlaku Salah

"Ini termasuk kasus yang sering saya temui. Ketika anak berperilaku tidak baik, orangtua biasanya langsung bereaksi marah. Tetapi, ketika anak berbuat baik, orangtuanya tak memberi respons. Atau, ada juga orangtua yang tidak pernah menegur anaknya ketika jelas-jelas berbuat salah," papar Fika. Dampaknya pada anak, ia sulit membedakan mana yang salah atau benar, serta terbiasa berbuat sesuka hatinya karena merasa tidak akan diawasi oleh orangtua.

Tidak Meminta Maaf

Meminta maaf jika melakukan kesalahan biasanya menjadi salah satu pelajaran yang sering diajarkan orangtua kepada anak. Tetapi, kadang ketika orangtua melaku­kan kesalahan, mere­ka lupa dan enggan­ meminta maaf. Atau, bahkan malah membela diri dan menyalahkan anak. Jika Anda tetap berperilaku seperti ini, jangan heran kalau nanti anak Anda akan tum­buh menjadi anak yang sulit mengakui kesalahan dan melempar kesalahannya kepada orang lain.

Asal Anak Senang

Dengan alibi malas mendengar keluhan dan rengekan anak, Anda cenderung menuruti setiap kemauannya. Padahal apa yang diminta anak belum tentu baik baginya.

Segera perbaiki perilaku ini. Jika tidak, anak akan menjadikan rengekan sebagai senjata dan menganggap kalau ia bisa mendapatkan apa pun yang ia inginkan hanya dengan merengek. Kebiasaan mengabulkan setiap permintaan anak juga akan membuat anak tidak patuh. Padahal, sejatinya, anak-anak harus belajar patuh kepada orangtua yang berperan sebagai nakhoda dalam rumah tangga.

 Ester Sondang