First Aid Buat Anak (1)

By nova.id, Selasa, 23 Maret 2010 | 17:09 WIB
First Aid Buat Anak 1 (nova.id)

First Aid Buat Anak 1 (nova.id)

"Foto: Daniel Supriyono/Nova "

American Heart Association (AHA), mengategorikan anak berdasarkan usia, karena penanganan pertama pada keadaan darurat atau First Aid (FA)-nya berbeda. Pertolongan kepada anak yang sakit atau terluka bisa saja berubah berdasarkan usia mereka. 0-1 (infant), 1-3 (toddler), 4-10 (young child).

Menurut Dr. Victor Liberto Ramoh, dari International SOS Indonesia, penanganan keadaan darurat tak hanya penanganan pada saat kejadian, tetapi juga meliputi pencegahan, penyediaan first aid kit, pemahaman prosedur penanganan keadaan darurat, Emergency Response Plan (ERP) seandainya terjadi situasi darurat pada anak, serta Basic Life Support (bantuan dasar hidup) berupa resusitasi jantung dan paru (RJP) atau (CPR/Cardiopulminary Resuscitation). Sangat penting untuk mencatat dan menempelkan nomor telepon yang bisa dihubungi untuk pertolongan medis jika dibutuhkan, misalnya nomor dokter keluarga atau nomor rumah sakit terdekat.

Keadaan darurat ternyata juga tak hanya terjadi di rumah. Anak juga bisa terekspos bahaya di sekolah, di tempat-tempat umum, maupun di dalam mobil. Oleh karena itu, orang tua harus mampu menilai potensi keadaan darurat dan melakukan pencegahan. "Di rumah misalnya, obat-obatan harus aman terkunci di dalam kotak obat yang jauh dari jangkauan anak. Anak-anak, kan biasanya ingin tahu. Apalagi, obat-obatan yang berwarna-warni akan membuat anak tertarik," lanjut Victor.

Colokan listrik (electricity plug) yang berada di bawah sebaiknya diberi penutup (cover). Benda-benda tajam, seperti pisau atau gunting, sebaiknya juga tidak diletakkan sembarangan dan segera disimpan begitu usai digunakan. "Pembersih lantai seperti karbol juga harus ditaruh di tempat khusus dan dikunci. Dispenser yang ada air panasnya juga harus diawasi, air panas atau wajan berisi minyak goreng panas harus dijauhkan dari jangkauan anak-anak. Kalau bisa, letakkan kompor di tempat yang tidak mudah dijangkau anak," kata Victor.

Keamanan di mobil juga harus menjadi perhatian. Safety belt yang didesain untuk anak-anak wajib ada, juga child lock. Anak juga suka memencet tombol automatic window dan mengeluarkan tangan ke luar jendela mobil, jadi sebaiknya diawasi. "Jangan sekali-sekali meninggalkan anak sendirian di dalam mobil, karena hal-hal yang tidak kita inginkan bisa saja terjadi. Misalnya, pintu terkunci dari dalam, cedera trauma karena mobil berjalan sendiri, dan sebagainya," lanjutnya.

Orang tua juga sebaiknya mengetahui kegiatan olahraga anak, karena ini berkaitan dengan fit atau tidaknya anak. Misalnya pada anak yang menderita asma, olahraga-olahraga tertentu sebaiknya dihindari karena bisa memicu serangan asma, termasuk peralatan olahraga yang digunakan.

Anak usia 1-3 tahun juga bisa mengalami kasus tenggelam hanya karena air yang tidak terlalu dalam. "Anak bisa tenggelam di bathtub, ember atau genangan air," papar Victor menjelaskan.

Basic life support

Komponen berikut dari FA pada anak adalah ERP atau prosedur jika terjadi keadaan darurat. Misalnya, jika tinggal di perumahan, ke mana kita harus menelepon jika tiba-tiba anak mengalami keadaan darurat.

Pada beberapa keadaan, kondisi anak bisa jadi tidak stabil, misalnya tidak sadar. Maka langkah yang harus dilakukan adalah memberikan basic life support atau bantuan hidup dasar. "Yang pertama, pastikan lingkungan aman untuk Anda dan anak," kata Victor. Berikutnya adalah memeriksa kesadaran anak. Caranya, tepuk atau guncangkan bahu anak perlahan, kemudian panggil nama anak dengan suara keras. Jika korban sadar, dia akan menjawab atau bergerak. Periksa apakah ada cedera atau memerlukan bantuan medis.

Jika korban tidak sadar, tidak bergerak, dan tidak bernapas, mintalah pertolongan dan mulailah melakukan resusitasi jantung paru (RJP). Jika Anda hanya sendiri, lakukan RJP sebanyak 5 siklus (sekitar 2 menit). Satu siklus RJP adalah 30 tekanan/kompresi dada dan pemberian 2 bantuan napas. Tekanan dilakukan pada bagian tengah bawah dari tulang dada, tetapi jangan menekan ujung tulang dada. Untuk setiap tekanan, beri kesempatan dada kembali ke posisi semula. Penekanan dada yang benar adalah tekan keras, dorong cepat, lepaskan dengan sempurna, dan minimalkan interupsi selama penekanan dada.