Kisah Seorang Ibu yang Rela Babak Belur Dianiaya Anak Kandungnya (2)

By nova.id, Selasa, 3 Maret 2015 | 14:03 WIB
Kisah Seorang Ibu yang Rela Babak Belur Dianiaya Anak Kandungnya 2 (nova.id)

Tabloidnova.com - "Saya babak belur oleh anak-anak saya sendiri, dianiaya sebanyak 30 kali dalam sehari. Bahkan salah satu anak saya ada yang pernah menusuk saya..." ujar wanita bernama Pauline Bubb (47).

Pauline mengungkapkan, putrinya Shappire (9) dan kakaknya Spencer (11) tak ubahkan anak-anak setan yang akan bersekongkol menyakiti dirinya. Namun sebagai single parent, Pauline mengaku malu untuk memberitahu orang lain perihal 'kelainan' yang diderita anak-anaknya.

Selain malu mengatakan perihal perilaku anak-anaknya, kata Pauline, ia juga kasihan karena ketiga anak-anaknya yang masih kecil itu tak punya siapa-siapa lagi selain dirinya sebagai ibu kandung mereka.

Pauline menggambarkan bagaimana Spencer mulai melakukan kekerasan pada usia yang lebih muda. Bahkan anak lelakinya itu pernah menikam perutnya dengan gunting, ketika masih berusia empat tahun!

Setahun berikutnya, kata Pauilne, Spencer didiagnosis mengalami gangguan perhatian defisit hiperaktif, atau ADHD. "Dia bisa sangat marah, hanya karena saya mengatakan tidak atau jangan kepadanya. Lain waktu, dia mencekik saya dari belakang."

Sementara kekerasan Spencer mulai mereda dengan bantuan obat, saat ini Sapphire lah yang mulai memperlihatkan perangai kejam sejak usia 7 tahun. Sedangkan saudara kembar Sapphire, Jorja, jarang bergabung dengan kedua kakaknya dan lebih memilih mundur dan diam.

Namun anehnya, kata Pauline, selama di luar rumah atau di sekolah, kedua anaknya akan bersikap baik-baik saja, bahkan lebih mirip malaikat yang tak berdosa. Serangan itu akan muncul tepat ketika anak-anaknya berada di rumah.

Dalam program acara itu, ibu yang dianiaya anaknya sendiri ini berkata, "Saya tak mengerti mengapa mereka marah dan menyakiti ibu sendiri. Mungkin saya memiliki masalah dengan kemarahan."

Tak seperti kakaknya, Sapphire belum didiagnosis ADHD, namun telah didiagnosis dengan masalah kecemasan, sehingga sering marah ketika ia berpikir ibunya akan meninggalkannya.

Pauline memiliki dua anak perempuan lain yang sudah berusia dua puluhan dari pernikahan sebelumnya. Ia berpisah dari suami keduanya yang memberikan tiga anak yang masih kecil-kecil, tak lama setelah si kembar Jorja dan Shappire lahir.

Ahli parenting Islay Downey, yang membantu masalah di keluarag Pauline, mengatakan, anak-anak Pauline telah tumbuh dengan masalah. "Ketika orangtua kurang percaya diri, maka anak-anak akan mendapatkan kekuatan lebih dari yang seharusnya. Mereka membutuhkan batas dan orangtua yang tegas tapi adil."

Menurut Islay, "Bukan anak-anak yang jadi 'setan' di sini, tapi mereka berperilaku seperti itu karena ada pemicu dari orangtuanya."