5 Mitos Mengenai Orang Tua

By nova.id, Rabu, 24 April 2013 | 09:29 WIB
5 Mitos Mengenai Orang Tua (nova.id)

5 Mitos Mengenai Orang Tua (nova.id)

"Ilustrasi "

"Kasus orangtua yang cenderung suka marah-marah, depresi, mudah tersinggung, dan sejenisnya berdampak pada kita secara emosional. Media dan film-lah yang bertanggungjawab karena memperkuat stereotip negatif ini."  

Empty Nest Syndrome 

Ketika anak-anak tumbuh dewasa dan meninggalkan rumah, orangtua mengalami sindrom "Sarang Kosong".   "Secara umum, setelah anak-anak meninggalkan rumah, pasangan suami istri justru mengalami kepuasan pernikahan," kata Joan Erber, profesor emeritus psikologi di Florida International University, Miami.

"Suami dan istri membangun kembali kasih mereka, dimana sulit sekali mereka lakukan saat ada anak-anak masih berada di rumah," kata Erber.  

Berubah Drastis

Saat memasuki usia paruh baya, katanya, banyak orang tua masuk ke mode krisis (krisis paruh baya) dengan melakukan perubahan drastis. Misalnya saja, mencari pacar muda, membeli rambut palsu, atau berbelanja secara royal.  

Tapi tidak ada banyak bukti yang mengacu pada perubahan ini. "Jika Anda memiliki krisis paruh baya, itu mungkin karena Anda tidak berhasil menggapainya saat masih muda," kata Erber. Perubahan ini justru rentan terjadi di usia 30-an, terutama jika ada perceraian.  

Depresei

Lilienfeld mengatakan upaya bunuh diri memang cenderung lebih pada orangtua dibanding orang muda. Namun itu tidak lantas mengasumsikan bahwa ada hubungan antara usia tua dan depresi. "Kesedihan ekstrim bisa saja terjadi jika orang-orang yang dicintainya meninggalkan atau tak memedulikannya lagi," jelas Lilienfeld.  

Takut Mati

Ini salah sekali. Penuaan membawa orang lebih dekat dengan kematian dan juga membuatnya lebih menerima kematian sebagai kenyataan.