Gawat, Putriku Malas Sekolah!

By nova.id, Minggu, 6 Desember 2009 | 17:54 WIB
Gawat Putriku Malas Sekolah! (nova.id)

Gawat Putriku Malas Sekolah! (nova.id)

"Foto: Eng Naftali/NOVA "

Yang jadi masalah, belakangan ini putri kami jadi terlihat malas sekolah (padahal dulu semangat sekali, sakit pun memaksa masuk). Ada-ada saja alasannya untuk bolos sekolah. Tadinya, saya pikir, mungkin ia masih canggung dengan teman-teman dan lingkungan barunya. Tapi kalau saya tolerir terus, bisa-bisa dia ketinggalan pelajaran dan tak naik kelas. Sikapnya juga jadi cenderung "bermusuhan" dengan ayahnya. Pernah ia berkata, "Gara-gara Papa, aku jadi harus sekolah di tempat yang enggak aku suka!" Saya sedih sekali mendengarnya.

Apa yang harus saya lakukan?

Jawaban:

Perubahan suasana dan lingkungan sekolah tentu saja memerlukan penyesuaian diri. Tiap individu memiliki cara dan waktu untuk menyesuaikan diri masing-masing. Dalam kasus ananda, Anda dan suami sudah bertindak bijak dengan mendiskusikan terlebih dahulu dengan ananda mengenai alasan dan rencana perpindahan sekolah. Tentu saja sangat wajar bila Ananda kecewa dan bersedih hati. Mungkin saja di dalam hatinya ia juga turut prihatin dengan kondisi keluarga yang sedang dialaminya.

Perlu dipahami, bahwa tiap sekolah memiliki metode yang berbeda-beda. Apalagi ananda sempat bersekolah di sekolah yang favorit yang kemungkinan menggunakan metode belajar yang menyenangkan dan sesuai untuk ananda. Saat ini ananda sedang berusaha menyesuaikan diri dengan suasana belajar di sekolah. Mungkin tidak mudah bagi ananda untuk mengubah dan menerima perubahan ini.

Ibu dapat mengajak ananda untuk berdiskusi mengenai perkembangannya di sekolah. Berikan kesempatan pada ananda untuk mencurahkan perasaan dan pendapatnya mengenai sekolah yang baru. Ibu tidak perlu mengubah pendapatnya dengan memberikan penjelasan-penjelasan atau menyalahkan perasaannya. Ibu bertindak menjadi pendengar. Bentuk komunikasi terbuka akan membuat ananda merasa nyaman setelah ia merasa dihargai dan diterima pendapatnya.

Dari hasil diskusi, Ibu dan ananda akan dapat kesimpulan tentang faktor apa di skeolah yang membuat ananda merasa tidak nyaman. Apakah teman-teman di sekolah, atau metode belajar di sekolah, atau ada suasana lain di sekolah yang membuatnya merasa malas ke sekolah. Faktor lain yang bisa jadi penyebab adalah pelajaran yang dialaminya di kelas. Apakah proses belajar berjalan lebih lambat dibandingkan kemampuan ananda atau ternyata pelajaran sudah dipelajari oleh ananda di sekolah yang sebelumnya. Atau, sebaliknya, justru pelajaran di sekolah tidak mampu diikuti oleh ananda dan ia merasa kesulitan karenanya. Ibu dapat memperhatikan nilai-nilai yang didapat oleh ananda sebagia suatu patokan.

Untuk faktor pertemanan, tentunya Ibu yang lebih mengenal karakter ananda. Apakah ananda adalah anak yang luwes, atau memang memerlukan waktu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru. Ajak ananda untuk mencari sesuatu yang menarik dari lingkungan yang baru ditemuinya. Apakah ada teman yang baik pada dirinya, atau ada kegiatan ekstra kurikuler yang menarik bagi ananda. Ajak ananda untuk melihat sesuatu yang berbeda dari lingkungan barunya.

Selama ananda melakukan penyesuaian diri di lingkungan yang baru, hendaknya Ibu dapat mendampingi secara emosional. Berbagilah mengenai pengalaman sehari-hari yang dilakukan bersama, menanyakan mengenai hal-hal yang membuat ananda senang atau sedih pada hari ini. Libatkan pula ananda dalam aktivitas keseharian di rumah. Dengan demikian ananda tidak hanya terpaku pada perubahan suasana yang sedang ia alami.