Stres, diet, atau pola makan yang tidak tepat adalah beberapa penyebab sakit kepala. Terlepas dari apa pun pemicunya, sakit kepala memang "mengganggu". Berikut beberapa fakta mengenai sakit kepala yang dirangkum dari berbagai sumber.
1 Sakit kepala sudah dikenal sejak zaman dulu. Masyarakat Yunani dan Romawi Kuno, misalnya, menggunakan teh pepermin untuk mengatasi sakit kepala. Mereka juga meminum sejenis ramuan yang terbuat dari daun-daunan serta menempelkan semacam "bedak" ke kepala untuk mengurangi sakit kepala.
2 Masyarakat zaman dulu juga menganggap sakit kepala sebagai ulah roh jahat. Mereka pun mengadakan ritual mengusir roh jahat untuk mengenyahkan sakit kepala. Bicara soal ritual, masyarakat periode Neolithikum akan membuang tulang yang berlubang-lubang yang dipercaya sebagai "jalan keluar" roh jahat.
3 Kebanyakan orang mengobati sakit kepala dengan mengonsumsi obat-obatan yang dijual bebas (over-the-counter drug/OTC) dan tanpa diagnosis. Padahal, penggunaan obat-obatan bebas dalam jangka waktu lama dan tanpa dosis yang benar justru bisa menjadi penyebab sakit kepala itu. Tentu saja, cara yang paling tepat adalah berobat ke dokter.
4 Sakit kepala dibagi menjadi dua kelompok yaitu sakit kepala primer dan sakit kepala sekunder.
5 Sakit kepala primer yang terbagi menjadi tension headache dan vascular headache. Tension headache terjadi akibat ketegangan pada otot kepala dan leher yang biasanya ditimbulkan stres dan rasa cemas. Jenis sakit kepala ini menyerang hampir 20 persen populasi dunia.
6 Sementara itu, salah satu jenis sakit kepala vaskuler (vascular headache) adalah migrain yang menyerang hampir 5 - 10 persen populasi dunia, di mana sebagian besar adalah perempuan.
7 Sakit kepala kluster (cluster headache) juga termasuk sakit kepala vaskular. Meski hanya diderita oleh sekitar satu persen penderita sakit kepala, serangan sakit kepala kluster bertahap, mulai ringan sampai berat.
8 Cluster headache adalah jenis sakit kepala hebat yang kerap terjadi pada waktu yang sama setiap hari atau selama beberapa hari. Meski sangat menyiksa, namun biasanya sakit kepala akan reda dalam waktu kurang dari 90 menit. Mereka yang hobi meminum alkohol dan perokok sering mengalami sakit kepala jenis ini.
9 Lain halnya dengan perempuan, pria lebih banyak mengalami sakit kepala kluster ketimbang perempuan.
10 Migrain sering berhubungan dengan hormon yang berfluktuasi. Oleh karena itu, tak mengherankan bila banyak perempuan yang mengalami migrain beberapa hari sebelum datangnya menstruasi. Tapi, ada pula sebagian perempuan yang justru diserang migrain selama masa menstruasi.
11 Sakit kepala sekunder adalah sakit kepala karena penyakit atau adanya gangguan kesehatan lain. Begitu gangguannya teratasi, sakit kepalanya pun biasanya akan mereda.
12 Sakit kepala lainnya adalah hangover headache, umumnya disebabkan oleh acetaldehyde, yang menggantikan molekul glukosa di otak. Biasanya, mereka yang menderita sakit kepala jenis ini juga mengalami dehidrasi dan gula darah rendah. Solusinya, perbanyak minum air putih atau teh manis untuk membantu meredakan.
13 Bagi satu di antara sepuluh orang, sakit kepala merupakan pengalaman menyiksa dan bisa merupakan gejala penyakit serius.
14 Seseorang juga bisa mengalami sakit kepala akibat terlalu sering minum obat pereda sakit kepala. Sakit kepala jenis ini disebut rebound headache.
15 Satu-satunya cara menghentikan rebound headache adalah menghentikan konsumsi obat-obatan pereda sakit kepala. Pasalnya, terlalu banyak mengonsumsi obat pereda sakit juga bisa mengganggu liver dan ginjal.
16 Sakit kepala tak selalu berkaitan dengan diet, stres, dan kelelahan. Gigi yang tak lengkap pun bisa memicu sakit kepala. Tanda-tanda bahwa sakit kepala disebabkan oleh masalah di rongga mulut antara lain sakit di belakang mata atau sakit pada otot dagu.
Hasto Prianggono/ berbagai sumber