Beberapa faktor yang mempercepat kelainan refraksi, di antaranya anak yang terlalu cepat bisa membaca. Misalnya, usia 3 tahun sudah bisa membaca dan diberi banyak buku bacaan cerita. "Akhirnya ia asyik dan membacanya lama. Ini bisa jadi pencetus kelainan refraksi, karena pada saat membaca, ada daya akomodasi mata yang menyebabkan pertumbuhan bola mata menjadi lebih cepat."
Kehidupan yang saat ini serba digital juga amat memengaruhi terjadinya kelainan refraksi. Misalnya anak sekarang jarang sekali main layangan. Padahal, bermain layangan (penglihatan jauh) sangat meminimalisasi akomodasi mata. Akomodasi bisa mempercapat kelainan refraksi.
"Dengan melihat jauh, tanpa ada akomodasi, mata dalam keadaan relaks. Melihat lapangan, melihat pemandangan jarak jauh buat anak-anak zaman sekarang hampir tidak pernah. Semua permainan serba digital, serba jarak dekat yang butuh akomodasi. Apalagi di luar negeri, tinggal di apartemen yang notabene serba digital dan jarak pendek. Sampai-sampai, di beberapa negara, sebelum pelajaran sekolah dimulai, selalu dilakukan senam mata."
Hasto Prianggoro