Kekerasan ereksi yang dimaksud didasarkan Nugroho pada EHS (Erection Hardness Score). Untuk mencapai hubungan suami-istri yang menyenangkan kedua belah pihak, EHS harus mencapai nilai 4 atau diibaratkan sekeras mentimun. Nilai ini banyak dilaporkan oleh pasangan usia 20 - 30 tahun. Selanjutnya, pada usia di atas 40, didapat nilai 3. Di mana ereksi mengeras tapi masih bisa meliuk-liuk.
Pada usia 50 - 60 tahun, ereksi biasanya mengeras tetapi sulit penetrasi sehingga hubungan seksual tidak lagi memuaskan pasangan. Sedangkan pada usia 60 tahun ke atas penis membesar, namun tetap lembek. "Alhasil pengalaman seks menyenangkan sudah menjadi kenangan yang lama saja," ujar Nugroho.
Sembuhkan Dulu
Lantas apa yang harus dilakukan jika kualitas ereksi sudah menurun? Nugroho menganjurkan, lebih baik hubungan seksual tidak dilanjutkan. "Kalau dilanjutkan sudah pasti tidak menyenangkan bagi pasangan. Saya anjurkan, lebih baik menunda dulu hubungan seksual dan mencari perawatan dokter, sampai akhirnya ereksinya tokcer kembali," katanya.
Saran Nugroho ini didasari fakta bahwa kekerasan ereksi yang mulai menurun adalah tanda peringatan adanya masalah kesehatan. Ketika ereksinya tidak keras berarti pembuluh darah di penis tidak sepenuhnya diisi oleh darah. Bisa jadi masalah ini adalah dampak penyakit pencetus yang mungkin sudah mengancam. Sebut saja kegemukan, kardiovaskuler, diabetes, dan sebagainya. Alangkah baiknya, lanjut Nugroho, jika penyakit yang sudah ada disembuhkan terlebih dulu.
Di sisi lain, penyakit pencetus tadi bisa dihindari datangnya bila sejak dini. Caranya, antara lain dengan pemeriksaan kesehatan secara rutin, terutama kalau usia sudah memasuki usia 40 tahun. Tidak kalah penting adalah menghindari gaya hidup yang buruk, seperti begadang, merokok, dan sebagainya.
"Senantiasa bijak mengelola waktu antara pekerjaan dan kegiatan lainnya, akan membuat alam pikiran lebih rileks yang secara langsung membawa manfaat kepada kualitas seks lebih menyenangkan," jelas Nugroho. Melakukan olahraga secara teratur dan terukur juga tak kalah penting karena akan membuat kekerasan ereksi yang lebih baik dibandingkan dengan mereka yang jarang olahraga.
Penurunan Kadar Estrogen
Setali tiga uang dengan wanita. Pada usia berapa pun, menjaga agar kehidupan seksual tetap bergairah dan meletup-letup adalah hal yang penting untuk setiap wanita. "Lakukan seks secara teratur tapi jangan menjadi rutin. Hindari hal-hal yang sama, buatlah eksperimen agar seks tidak membosankan," sarannya.
Namun, saat Anda berdua memasuki usia 40 - 50 tahun, keluhannya akan lebih "komplet" lagi akibat penurunan kadar hormon estrogen. Padalah di usia produktif, hormon estrogen akan melindungi wanita dari berbagai penyakit, seperti jantung dan pembuluh darah, osteoporosis, gangguan imunitas tubuh, dan sebagainya
Nah, begitu memasuki masa menopause maka berbagai gangguan seperti dinding vagina kering, gangguan emosional, dan sebagainya, akan hadir secara serentak membuat hubungan seksual menjadi tidak nyaman.
Gangguan seperti ini, biasanya dapat diatasi melalui terapi suplementasi estrogen yang dinamakan HRT (Hormone Replacement Therapy). Tentu saja diawali pemeriksaan oleh dokter. "Kalau gangguan sudah teratasi, tidak ada hambatan untuk menikmati kebutuhan seksual secara rutin, layaknya usia muda di mana gairah sedang panas-panasnya," ujar Nugroho.
Tumpak Sidabutar