Sakit Perut? Jangan Anggap Enteng! (2)

By nova.id, Rabu, 10 Juni 2009 | 03:19 WIB
Sakit Perut Jangan Anggap Enteng! 2 (nova.id)

DisfungsionalSakit perut disfungsional bisa disebabkan berbagai variasi fisiolog (kinerja organ pencernaan) yang normal. Misalnya, intoleransi laktosa dan konstipasi (sembelit). Pada kasus intoleransi laktosa, organ tak bisa mencerna karbohidrat susu (laktosa) sehingga terjadi diare.

Sedangkan pada konstipasi, usus besar yang dipenuhi kotoran, teregang hingga menstimulasi syaraf di sekelilingnya. Ini menyebabkan syaraf mengirim sinyal dan menyebabkan sakit perut.

Pada kasus lain seperti kolik bisa disebabkan usus halus atau usus besar terpelintir. Biasanya didahului gangguan pencernaan lain, seperti konstipasi. Atau disebabkan sumbatan, misalnya pada saluran ginjal ke kandung kemih.

Sakit perut tipe disfungsi biasanya berlangsung kurang dari satu jam. Rasa sakitnya hilang timbul dan tak disertai gejala lain seperti demam atau muntah.

Sakit perut bisa timbul mendadak, misalnya di area perut atau perut bawah. Namun, pemeriksaan fisik dan laboratorium justru akan didapatkan hasil yang normal.

PsikogenikSakit perut juga bisa disebabkan kondisi psikis yang tertekan. Misalnya, pada anak tipe yang mudah stres atau cemas atau anak yang selalu ingin tampil sempurna. "Sakit perut psikogenik ini bukan merupakan kasus klinis, tapi lebih ke psikologis," ujar Nia.

Sakit perut psikogenik bisa timbul berulang di saat tertentu ketika anak akan beraktivitas. Tanpa disertai gejala lain seperti diare, konstipasi, mual, muntah, atau hilang nafsu makan. Juga tak diakibatkan konsumsi makanan tertentu.

Hanya, gejalanya berulang pada situasi psikis anak sedang terganggu, misalnya saat akan berangkat sekolah atau akan menghadapi ujian. Sakit perutnya berulang, tapi jika penyebabnya sudah bisa dilewati atau relatif tenang, akan hilang sendiri.

Beda Usia, Beda DugaanMembedakan sakit perut juga bisa dilakukan berdasarkan usia, sesuai hasil riset medis yang melihat pola sakit perut kebanyakan orang. Pada anak usia di bawah 4 tahun atau di atas 15 tahun, sakit perut sebagian besar disebabkan faktor organik. Waspadai macam-macam infeksi maupun riwayat ulkus (luka lambung) pada keluarga. Ingat, yang paling penting waspadai gejala usus buntu!

Pada anak usia di atas 5 tahun hingga 14 tahun, sakit perut biasa disebabkan faktor disfungsional. Waspadai pola makan anak atau konsumsi susunya. Bila ditengarai ada riwayat alergi dalam keluarga atau frekuensi buang air besar berkurang, segera konsultasikan ke dokter anak.