Kamus Kontrasepsi (2)

By nova.id, Rabu, 2 Mei 2012 | 23:18 WIB
Kamus Kontrasepsi 2 (nova.id)

5 Kontrasepsi Kombinasi Kontrasepsi ini terbagi menjadi dua, yaitu:

a. Pil Kombinasi - Mengandung 21 pil hormon aktif estrogen dan progestin serta tujuh pil tanpa hormon (plasebo). - Bekerja dengan menekan ovulasi, mencegah penempelan sel telur yang sudah dibuahi dalam rahim, mengentalkan lendir serviks sehingga sulit dilalui sperma, dan mengganggu pergerakan saluran telur sehingga transportasi sel telur terhambat. - Sifat KB ini sementara dan efektivitasnya tinggi bila digunakan teratur. Jadi, jika istri lupa meminum pil ini, meski hanya sehari, kesuburannya dapat segera kembali. - Pil kombinasi bisa digunakan perempuan usia reproduksi, kecuali ibu hamil atau diduga hamil, menyusui, pendarahan yang tidak diketahui sebabnya, penyakit liver akut, perokok berusia lebih dari 35 tahun, memiliki riwayat gangguan pembekuan darah, dan kanker payudara. - Harganya relatif mahal, efek samping yang mungkin dirasakan adalah mual, pendarahan bercak atau sela (selama pemakaian 3 bulan pertama), berat badan naik, tekanan darah meningkat, dan mengurangi ASI.

b. Suntik Kombinasi - Suntik kombinasi mengandung hormon aktif kombinasi yang diberikan melalui injeksi intramuscular. - Suntik kombinasi cukup diberikan tiap empat minggu. - Bekerja dengan menekan ovulasi, membuat lendir serviks kental sehingga sperma sukar lewat, dinding rahim menjadi atrofi sehingga implantasi, dan menghambat transportasi hasil pembuahan sperma dan sel telur di tuba. - Efek sampingnya adalah perubahan pola haid seperti pendarahan bercak atau spotting atau pendarahan sela selama 10 hari, mual, penambahan berat badan.

6 Kontrasepsi Progestin Kontrasepsi hormonal ini berbeda dengan kontrasepsi kombinasi karena hanya mengandung hormon aktif progestin. Yang termasuk dalam kontrasepsi progestin adalah:

a. Suntik Progestin - Efektif dan aman dipakai semua wanita usia reproduksi, cocok untuk masa menyusui karena tidak menekan produksi ASI. - Jenis suntikan yang banyak dikenal adalah depo medroksiprogesteron asetat (DMPA) dan diberikan setiap tiga bulan di bokong. - Cara kerjanya sama dengan suntik kombinasi. 

b. Pil Progestin - Bisa juga digunakan ibu menyusui dan tidak menurunkan produksi ASI. - Pil mulai diminum pada hari 1-5 siklus haid. - Salah satu cara kerjanya mengubah pergerakan saluran telur. - Kontrasepsi ini bersifat sementara dan efektivitasnya tinggi bila digunakan secara benar.

c. Susuk atau Implant - Batang silastik lembut yang diinsersikan ke sisi medial lengan atas. - Terdiri dari 1 batang (implanon), 6 batang (norplant) dan yang paling banyak digunakan adalah 2 batang (indoplant). Implanon dan indoplant dapat bertahan selama 3 tahun, sedangkan norplant 5 tahun. - Metode ini mengganggu pembentukan lapisan dinding rahim sehingga sulit terjadi implantasi. Efektivitasnya dapat hilang setelah implan dicabut.

d. AKDR Progestin - Serupa dengan AKDR biasa namun hanya mengandung hormon progestin.

7Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) - Kontrasepsi berupa kerangka plastik seperti huruf "T" yang diselubungi kawat halus dan terbuat dari tembaga (Cu). - AKDR yang beredar di Indonesia adalah Cu-T-380A dan Nova T. - Alat ini menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi, memengaruhi fertilitasi sebelum ovum mencapai cavum uteri, mencegah sperma dan sel telur bertemu, serta mencegah implantasi. - Saat pemasangan, Anda akan terasa sedikit nyeri di vagina, bisa juga terjadi komplikasi dinding uterus jika pemasangan tidak dilakukan dengan benar.

8 Kontrasepsi Mantap Sifatnya permanen dan terdiri dari dua jenis, yaitu:

a. Tubektomi - Dikenal sebagai Medik Operasi Wanita (MOW). Prosedurnya mengikat, memotong, atau memasang cincin pada saluran telur sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan sel telur. - Dilakukan pada wanita yang sudah terlalu banyak memiliki anak atau tidak boleh hamil lagi karena alasan medis.

b. Vasektomi - Sedangkan vasektomi atau Medik Operasi Pria (MOP) adalah bedah minor pada oklusi vasa deferensia sehingga tranportasi sperma terhambat dan proses pembuahan dengan sel telur tidak terjadi. - Pemotongan dilakukan pada sebagian (0,5-1 cm) saluran benih. - Meski bisa pulih kembali dengan penyambungan kembali, pikirkan matang-matang sebelum memilih kontrasepsi ini karena metode ini bersifat permanen.

Kontrasepsi Herbal?

Saat ini terdapat obat herbal yang digunakan sebagai metode kontrasepsi yang beredar di pasaran, seperti daun kelor, daun jeruk, dan gandarusa. Namun hingga kini, belum ada penelitian atau uji klinik yang mendukung keakuratan khasiatnya. "Jika obat herbal itu sudah melewati uji klinik dan disahkan pemerintah melalui badan POM (Pengawasan Obat dan Makanan), mungkin saja dapat menjadi alternatif kontrasepsi yang alami. Jadi, selama belum ada penelitian yang memadai dan diakui pemerintah, maka obat herbal itu belum dapat dikategorikan sebagai metode kontrasepsi untuk menghambat kehamilan," urai Junita.

Ester Sondang