Bila Anak Mogok Sekolah (2)

By nova.id, Kamis, 22 Maret 2012 | 23:28 WIB
Bila Anak Mogok Sekolah 2 (nova.id)

Minta Bantuan

Tujuan utama mengatasi mogok sekolah adalah agar anak mau segera kembali sekolah. Sayangnya, ketika anak-anak terlihat sakit dan menolak sekolah, orangtua acapkali tidak sadar bahwa anak mereka sebenarnya tengah menghindari sekolah. Itu sebabnya, kunjungan ke dokter anak bisa menjadi langkah yang baik. Apalagi banyak anak yang juga memiliki gejala fisik maupun emosional. Sehingga sangat penting untuk memastikan bahwa gejala-gejala kecemasan dan depresi tidak berhubungan dengan penyakit atau penyebab fisik lainnya. Setelah itu, Anda bisa memutuskan untuk membawa anak kepada seorang psikolog atau konselor. Dan begitu orangtua yakin bahwa anak sehat, mereka bisa segera:

1 Memastikan bahwa gejala yang dimunculkan anak bukanlah gejala gangguan kesehatan, melainkan karena penolakan bersekolah. Ini akan membantu anak segera kembali bersekolah dan terhindar dari tes kesehatan yang tidak perlu.

2 Meyakinkan anak untuk segera masuk sekolah, karena semakin lama anak tinggal di rumah, semakin sulit buat mereka untuk kembali ke sekolah.

3 Berbicara dengan anak dan pihak sekolah untuk mencari tahu apa yang menjadi penyebab anak mogok sekolah. Guru anak Anda mungkin dapat memberikan beberapa wawasan mengenai apakah ada hal yang terjadi di sekolah yang memberikan kontribusi terhadap masalah yang dialami anak. Misalnya, apakah anak mengalami bullying, kesulitan belajar, atau sulit beradaptasi dengan lingkungan sekolah.

4 Mempertimbangkan untuk minta bantuan ahli (psikolog/psikiater anak), selain dokter anak, khususnya bila orangtua "terpaksa" harus memaksa anak kembali bersekolah.

5 Mempertimbangkan terapi keluarga jika ternyata ada stressor di rumah, seperti perceraian, perpisahan, masalah disiplin, kematian anggota keluarga, adik baru, atau pindah rumah.

Setelah Anda menjalin kontak dengan sekolah dan konselor, saatnya untuk melihat apa yang bisa Anda lakukan di rumah untuk membantu anak kembali ke sekolah. Salah satunya, Anda barangkali harus mengevaluasi kembali prioritas Anda. Misalnya, wajib mendampingi anak setiap kali anak belajar dan setiap kali anak hendak berangkat ke sekolah. Pada kesempatan seperti ini, Anda bisa menggali informasi lebih banyak tentang apa saja yang tengah dirasakan dan dialami anak.

Yang terpenting, orangtua harus tetap tenang dan rasional. Tentu saja, ini lebih mudah dikatakan daripada dilakukan, terutama ketika perilaku anak mengganggu urusan rumah yang lain. Apa pun itu, Anda perlu menjaga harapan bahwa sekolah adalah kegiatan yang wajib diikuti anak.

Cemas Hingga Bullying

Ada sejumlah tanda-tanda umum anak-anak memiliki masalah sekolah, di antaranya:

- Mengeluhkan penyakit fisik yang tidak jelas, seperti sakit perut, sakit kepala, mual, kelelahan atau hanya "tidak enak badan".

- Anak khawatir tentang sesuatu yang terjadi di sekolah. Kadang-kadang pengaduan tersebut spesifik, seperti bullying, tapi kadang-kadang anak hanya khawatir bahwa ada "sesuatu" yang akan terjadi.

- Anak mencemaskan orangtua mereka saat mereka berada di sekolah.

- Anak punya masalah belajar atau kesulitan bergaul dengan guru dan rekan-rekan mereka.

Hasto Prianggoro/Berbagai Sumber