Kota Depok Disudutkan, Sebagian Warga Masih Anggap Depok Aman

By nova.id, Senin, 16 Februari 2015 | 08:19 WIB
Kota Depok Disudutkan Sebagian Warga Masih Anggap Depok Aman (nova.id)

Tabloidnova.com - Sebelum para netizen ramai berkicau di media sosial mengenai maraknya kasus pembegalan motor di Kota Depok, pemberitaan di media online terkait kasus kriminalitas ini pertama kali muncul pada 20 Januari lalu melalui salah satu portal berita dengan judul "Warga Depok Cemas Komplotan Begal Sadis Masih Berkeliaran".

Pada tanggal yang sama, pemberitaan lain muncul lewat portal berita lain, dengan judul "Dipersenjatai dengan Lengkap, Berpatroli Di Daerah Rawan, Menyerupai Tim Densus 88: Begal Motor Tak Tertangkap Polres Terjunkan Tim Jaguar pada Selasa, 20 Januari lalu.

Menanggapi berita itu, keriuhan media sosial juga ikut menyoroti saat polisi mengerahkan tim jaguar, yakni tim bikers yang ditugaskan menangkapi para pembegal.

Contohnya, status yang ditulis @mlng_mlng, pada 27 Januari, pukul 00.54 WIB yang berbunyi: "Fungsi polis apa?" @KompasTV:Pemotor di Depok Harap Waspada Perampok Bersenjata nan Kejam Mengincar Pengendara Motor http:..."

Kecemasan warga Depok dan masyarakat umum ini tentu sangat beralasan, karena ternyata kasus pembegalan motor di Depok ini pernah marak terjadi pada April 2014 lalu. Sementara itu, polisi juga dinilai belum melakukan tindakan tegas ataupun menanganinya secara serius.

Kasus pembegalan motor di Depok yang terjadi pada April tahun lalu pun ramai diberitakan di beberapa media dan diperbincangkan di media sosial. Depok, dinilai sebagai kawasan ramai begal bersenjata taja,

Dan selama lebih dari sepekan sejak akhir Januari lalu, terkait kasus begal motor di Depok ini terpantau di media sosial menelurkan lebih dari 36.500 mentions atau penyebutan kata "Depok" pada multi-platform media sosial.

Mention kata "Depok" ini sebanyak 95 persen berasal dari Twitter, Facebook, dan sejumlah forum di media online atau berbagai situs. Dari total mention soal Depok, sebanyak 28 persen mengandung sentimen negatif dan mayoritas adalah mempersoalkan kasus-kasus kriminalitas yang terjadi.

Dan kasus kriminalitas yang paling banyak disebut adalah kasus begal motor yang belakangan memakan banyak korban, curanmor, narkoba, perampok bersenjata api, dan korupsi. Ada pula bahasan soal kemacetan yang dinilai sangat tinggi di wilayah Depok, yang juga disebut-sebut rawan kecelakaan.

Kasus kriminalitas terkait pelanggaran hukum dan pengaturan lalu lintas ini juga berdampak pada pandangan masyarakat pada umumnya yang kian negatif terhadap kota Depok. Pada pergerakan tren sentimen di media sosial ini terlihat, sentimen negatif masih sangat mendominasi, dan puncaknya terjadi pada 4 Februari lalu.

Kendati sudah diberitakan media bahwa 29 pelaku begal sudah berhasil ditangkap, namun kecemasan warga masih cukup tinggi, lantaran diduga masih ada begal yang buron. Tindak kriminal yang dilakukan para begal pun membuat warga marah dan berharap pelaku dihukum berat.

Sementara itu, stigma "Depok Kota Begal" mendapat persentase tinggi, hampir 50 persen di seluruh platform media sosial. Sebanyak 15 persen menyebut kota Depok sebagai sarang narkoba, sementara sebanyak 10 persen adalah potensi korupsi. Sisanya, sebanyak 10 persen lagi menyatakan seruan agar CCTV dipasang di kawasan Depok yang terancam kasus begal.