Ratna Fedara Fatimah: Proyeknya Gratisan Hingga Miliaran

By nova.id, Rabu, 13 Februari 2008 | 03:21 WIB
Ratna Fedara Fatimah Proyeknya Gratisan Hingga Miliaran (nova.id)

Ratna Fedara Fatimah Proyeknya Gratisan Hingga Miliaran (nova.id)

"ratna "

Sejak kapan Anda bercita-cita menjadi arsitek?

Sejak kecil saya suka sekali menggambar. Cita-cita saya sejak dulu, kalau tidak jadi arsitek, ya jadi desainer baju. Lalu, saat duduk di bangku SMP saya mantap menetapkan pilihan menjadi seorang arsitek. Kebetulan ibu saya pun seorang arsitek, jadi saya banyak belajar dari beliau. Lama-lama saya merasa, bikin bangunan itu benar-benar menyenangkan.

Mengapa? Bagi saya, membuat rumah dan ruang-ruangnya seperti membuat puzzle. Kesenangannya adalah bagaimana kita bisa menyatukan ruangan-ruangan dalam rumah tersebut.

Anda meneruskan kuliah di bidang arsitektur ?

Lulus SMA (1998), saya melanjutkan kuliah di Fakultas Arsitektur, Universitas Parahyangan, Bandung. Di bangku kuliah, saya menemukan dunia yang memang saya inginkan. Alhamdulillah, kuliah lancar dan 4,5 tahun kemudian saya wisuda.

Selesai wisuda langsung membuat perusahaan?

Tidak. Setelah wisuda, saya diterima kerja di perusahaan Kohler Sanitary. Di situ saya menjadi in house architect, merancang ruang pamer produk sanitary di showroom mereka. Jadi, lebih untuk merancang display produk di showroom, bukan produknya. Lama-lama, saya merasa sepertinya lebih baik enggak kerja untuk orang lain. Akhirnya dua tahun lalu, bersama dua teman, kami membuka perusahaan sendiri. Di perusahaan bernama Maxicon ini, saya bertugas menggambar rumah atau gedung dan juga interiornya. Dua teman saya yang lain bagian lapangan.

Apa proyek yang pertama dikerjakan?

Proyek pertama yang kami dapatkan adalah mengecat rumah. Selain itu hanya renovasi-renovasi saja, enggak membangun dari awal. Setelah itu order yang kami terima mulai meningkat. Misalnya, mendesain interior beberapa kafe di mal-mal. Proyek besar yang pertama kami terima adalah membangun rumah di kawasan Cirendeu, Ciputat. Kami mulai membangun dari awal sampai siap huni. Kami pun diberi keleluasaan untuk membangun rumah itu. Makanya saya merasa itu adalah proyek besar yang sangat memuaskan.

Selain itu?

Dari rumah, kami juga kerap dapat order untuk apartemen. Baru saja kami selesai mengerjakan desain interior untuk apartemen di Pakubuwono Residence dan Sudirman Park.

Antara desain eksterior dan interior, mana yang menurut Anda lebih sukar? Menurut saya lebih sulit desain interior. Karena sifatnya lebih detail, lebih banyak printilannya. Jadi, harus lebih banyak berlatih untuk membuat desain yang homy atau nyaman.

Apa tantangan berat selama menjalani profesi ini?

Hampir semua desain yang saya terima mempunyai tantangan tersendiri. Dalam hal ini tantangannya adalah bagaimana membuat klien percaya dan menerima saran saya. Setiap orang, kan berbeda-beda keinginannya.

Apa yang membedakan desain buatan Anda dengan orang lain?

Selain terlihat indah, saya selalu menekankan kenyamanan yang punya rumah. Bukan sekadar terlihat nyaman, tapi juga harus dirasakan nyaman.

Bagaimana caranya?

Setiap kali akan membuat desain eksterior atau desain interior saya perlu wawancara dulu dengan klien. Saya harus tahu apa keinginan mereka. Misalnya, klien ingin nuansa minimalis, saya akan tanya minimalis seperti apa? Minimalis yang terlihat dingin atau bagaimana ? Saya juga perlu tahu siapa saja penghuni rumah itu, apa saja kebutuhan mereka, dan bagaimana gaya hidup mereka.

Masalah penempatan ruangan juga perlu didiskusikan, soalnya ada orang yang ingin ruang service terpisah dari ruangan lain. Atau, ada yang ingin penempatan ruangan disesuaikan dengan feng shui.

Bagaimana jika klien ingin rancangannya sesuai dengan feng shui?

Untung ada mata kuliah feng shui di kampus. Jadi bisa saya terapkan dalam pekerjaan sehari-hari. Kepada klien, saya jelaskan kalau ingin menggunakan hitungan feng shui, akan ada beberapa ruangan yang tidak bisa dipaksakan untuk dibuat di lokasi tertentu atau bahkan harus dihilangkan.

Berapa kali pertemuan dengan klien?

Biasanya dua kali pertemuan saja sudah cukup. Setelah gambar jadi, klien bisa memberikan feedback. Setelah semuanya setuju, baru kami bisa mulai eksekusi. Lamanya pengerjaan tergantung kliennya juga, ada proyek rumah yang sudah setahun ini belum selesai juga.

Biasanya, berapa besar biaya yang dibutuhkan untuk bisa dikerjakan oleh Anda?

Besarnya budget tergantung klien. Saya bisa merancang sesuai dengan budget klien. Selama dua tahun ini, saya sudah pernah mengerjakan proyek dari saudara yang gratisan sampai proyek seharga 5 miliar.

Bisa sebutkan contoh karya Anda?

Beberapa kafe, misalnya Burger Blenger di Bintaro, serta proyek apartemen seperti Sudirman Park, Park Royale, serta Pakubuwono Residence.

Dari mana Anda mendapat ide dalam mengerjakan setiap desain?

Ide saya dapatkan dari mana-mana, tapi biasanya dari buku. Kadang juga dari tempat-tempat yang pernah saya kunjungi. Kalau dapat tempat yang bagus, saya foto dulu dan akan saya gambar sesampainya di rumah.

Bagaimana kalau sedang tidak mood mengerjakan desain?

Biasanya tanggal pekerjaannya saya undur sampai menunggu mood. Kalau enggak, paling saya pergi ke mal untuk shopping dan makan. Tempat favorit saya adalah Sushi Tei atau Starbucks. Pernah, lho, saya duduk di Starbucks dari pagi sampai malam hanya untuk mencari inspirasi. Begitu keluar parkir sampai kaget melihat tagihan parkirnya.

Apa yang Anda lakukan jika ada waktu luang?

Saya suka membaca, nonton, makan atau melukis. Saya suka melukis bergaya urban sketches. Terkadang saya bisa terbangun jam 03.00 pagi hanya untuk menggambar. Waktu SMP saya pernah jadi juara menggambar se Jabodetabek. Kalau waktu liburnya panjang, saya biasanya pergi jalan-jalan bersama teman-teman masa kuliah dulu. Bisa kemana saja, ke Bali atau Singapura.

Ada rencana apa di tahun baru ini?

Untuk perusahaan, alhamdulillah sudah ada beberapa proyek yang menunggu penyelesaian. Untuk pribadi, insya Allah bulan Mei 2008 ini saya akan segera menikah dengan kekasih saya, Ogi Safargan.

Bisa gambarkan diri Anda?

Saya itu sanguine phlegmatic atau orang yang optimis, kreatif, amat sangat ingin bersenang-senang dengan mencari keriaan, dan cinta damai. Saya sangat menghindari konflik.

EDWIN YUSMAN F