Ubun & Yeni: Bahu Membahu Tangani Pernikahan Artis

By nova.id, Selasa, 12 Februari 2008 | 01:57 WIB
Ubun Yeni Bahu Membahu Tangani Pernikahan Artis (nova.id)

Ubun Yeni Bahu Membahu Tangani Pernikahan Artis (nova.id)

"ubun dan yenni "

Anda dikenal suami-istri yang sering menangani perkawinan para artis?

Ubun (U): Benar. Saya pertama kali dapat order dari Eno Lerian. Tapi, di sana tidak full. Order kedua dari Rossa. Sempat saya sampaikan pada Rossa, saya belum punya pengalaman menangani pernikahan artis. Rossa bilang, di pernikahannya itu saya punya kesempatan besar buat belajar. Saya seperti mimpi. Kalau mau Rossa, kan, bisa membayar WO dari Jakarta yang sudah punya nama dan pengalaman.

Lebih gembira lagi, Rossa menyerahkan seratus persen urusan perhelatan pernikahannya. Bahkan, saya juga menjemput kedatangan tamu VVIP di bandara sampai mencarikan kamar hotel. Juga membagikan sedekah untuk para pedagang kaki lima di sepanjang jalan provinsi yang ditutup lantaran dilalui arak-arakan pengantin.

Di pernikahan itu, saya pertama kali harus mengoordinir lebih dari seratus wartawan yang meliput Rossa. Belum lagi menghadapi warga Sumedang tumplek-blek ingin melihat arak-arakan pengantin. (Rossa menikah dengan Yoyo, drummer grup band Padi di Sumedang, Jawa Barat, pada Maret 2004 silam. Prosesi pernikahan mereka dibanjiri masyarakat luas ).

Yang paling gres, siapa artis yang Anda tangani?

Yeni (Y): Baru-baru ini saya merias pasangan Nadya-Adjie Pangestu dan Risa Susmex. Alhamdulillah keduanya terlihat puas. Sebelum menikah, mereka sering datang pada saya. Make up untuk pre wedding mereka, saya rancang dan kerjakan bersama Mas Ubun. Mereka enak diajak kerjasama, kok. Ya biasalah sebelum memilih saya, mereka tanya-tanya kosmetiknya apa sampai sedetil-detilnya. Pengalaman merias Nadya-Adjie memang amat berkesan karena make up untuk pre wedding saja dua hari dengan enam tema make up.

Ribet enggak, sih, ngurus perhelatan pernikahan artis?

(U): Masing-masing artis punya karakter dan keribetan berbeda. Ada yang merasa dirinya terkenal, lantas jadi sombong. Ada yang baik sekali seperti Rosa dan Yoyo atau pasangan Rachel Maryam dan Ebes. Juga pasangan Fera-Fatir dan Adjie Pangestu-Nadya. Ribetnya, sih, karena keinginan mau diwujudkan semua. Misalnya mengenakan pakaian dari beberapa sponsor dengan desain tertentu. Semua pakaian itu harus dikenakan. Sayangnya, desain baju tidak selalu cocok dengan upacara adat. Nah, tugas saya adalah memilah-milah, baju sponsor dari X hanya bisa dipakai dalam kesempatan Y. Begitu seterusnya. Singkatnya sponsor senang, artis senang, acara yang saya handle juga terlihat rapi. Win-win solution deh.

Gampang enggak artis diatur macam itu?

U: Ada yang gampang ada yang enggak. Pernah acara yang sudah saya atur rapi, tiba-tiba ingin mereka ubah. Saya jelaskan baik-buruknya bila acara diubah, digeser, atau ditambah. Kalau sampai acara perhelatan kacau, kan, WO-nya yang kena. Dagangan saya enggak laku. He..he..he.. Biasanya penjelasan saya diterima. Rencana kembali ke koridornya.

Sudah biasa di hari H, si pengantin mendapat bisikan-bisikan ide dari "pahlawan kesiangan", sehingga ada-ada saja yang minta diubah atau digeser. Menghadapi hal semacam itu, saya selalu iyakan saja permintaannya. Kalau dilawan prosesnya panjang, sementara saya harus mengerjakan hal lainnya. Memang dibutuhkan kesabaran. Contoh keribetan lainnya?

(U): Misalnya di pernikahan Mas Adjie Pangestu kemarin. Kata Mas Adjie, tidak mudah mengambil hati ibundanya. Tapi saya bisa berkomunikasi dengan baik tuh. Kata orang, kelebihan saya adalah mengambil hati orang tua. Kunci saya "menaklukkan" hati si empunya hajatan adalah mendengarkan keinginan mereka dan mencoba mewujudkan. Ibarat kena ikan, tapi airnya tetap bening.

Dari sekian banyak artis yang Anda tangani, siapa yang paling berkesan?

Kalau soal pengalaman ya di pernikahan Rosa-Yoyo. Soal keunikan tema, saat Adjie dan Nadya menikah. Imbasnya bagi saya, hasil kerja saya pasti jadi bahan berita. Anehnya, setiap kali ada artis asal Bandung mau menikah, saya pasti ditelepon wartawan untuk konfirmasi apakah saya WO-nya.

Nah, kalau saya dipesan agar tidak membocorkan rencana pernikahan si artis, tentu saya menghargai permintaanya. Dibayar berapa, pun saya tidak akan membocorkannya pada pers. Saya lebih mengutamakan kepercayaan agar usaha saya tidak hancur. Memang dari segi iklan akan menguntungkan saya. Saya mendapat publikasi dan semacam promosi gratis. Saat membuat pre wedding di Curug Ubruk dan Ciwedey untuk Mas Adjie selama dua hari, saya enggak bilang siapa-siapa.

Kadang saat menikah, artis tidak mau diliput wartawan, sementara wartawan ingin dapat berita bagus. Bagaimana kiat Anda mengantisipasi? (U): Biasanya wartawan saya beri tempat khusus dan batas tertentu untuk peliputan gambar. Contohnya, di pernikahan Mas Adjie. Dia enggak mau diganggu wartawan mana pun saat menikah. Di sisi lain, wartawan meminta bantuan saya. Lalu Mas Adjie saya bujuk. Akhirnya dia mau melayani pertanyaan wartawan.

Apa kuncinya membujuk artis?

(U): Hati Mas Adjie saya buat senang dulu. Orang itu kalau hatinya senang, diminta apa saja pasti mau. Kebetulan hati Mas Adjie memang bahagia banget karena acara sungkeman berjalan bagus dan sakral. Dia sampai menangis sesenggukan saat sungkeman pada orangtuanya. Katanya, waktu perkawinan pertama, dia enggak sampai mewek-mewek begitu. Nah, saat hatinya senang, saya mulai membujuk Mas Adjie agar mau menemui wartawan. Akhirnya berhasil.

Omong-omong mulai kapan menjadi perias pengantin dan WO?

(Y): Saya mulai terima order merias tahun 2005. Sebelumnya saya hanya mendesain dan menyewakan kebaya dan baju pengantin. Saya bisa merias pengantin berkat dorongan ibu yang meminta saya belajar tata rias. Saya belajar mulai dari profesional make up artis sampai pengantin di Jakarta. Jadi, saya sempat bolak-balik Jakarta-Bandung. Senangnya, semua ilmu merias bisa kepakai. Saya pernah membantu fashion show untuk Anne Affanti, pernah merias untuk model cover majalah, penyanyi, dan penyiar di teve. Saya menggunakan brand Wedding Gallery Centrobello.Ternyata menyenangkan belajar tata-rias meski latar belakang pendidikan saya Jurusan Ekonomi Tri Darma, Bandung.

(U): Saya pernah bekerja sesuai profesi saya, yakni arsitek. Spesialis karya saya adalah tempat tinggal. Ketika krisis ekonomi tahun 1997, saya terpuruk dan mengalami kerugian besar. Lalu, saya beralih jadi konsultan. Suatu saat, ketika ada saudara akan menikah, saya iseng-iseng belajar membuatkan desain baju dan tema pernikahan dengan sket-sket yang amat sederhana. Ternyata disukai. Saya mulai berani jadi EO pameran. Tahun 1999 mengkhususkan usaha di bidang WO. Klien pertama saya teman sendiri. Dia puas dengan hasil karya saya.

Di mana ketemu jodoh?

(Y): Kami ini cinta lokasi. Desember 2005 saya terima order merias pengantin. Kebetulan Mas Ubun sebagai WO dan dekorator. Setiap si empunya hajat bikin acara rapat, kami selalu bertemu. Dia yang tertarik pada saya duluan he..he..he.. (. Ubun menimpali. "Kebalik, kali." Lalu keduanya terbahak bersama Red). Pas hari H-nya, dia cari-cari perhatian terus ke saya. Dia bawakan secangkir teh saat saya tengah makan. Kami menjadi akrab. Selesai proyek dia menelepon saya terus. Akhirnya jadi nyangkut di hati.

Ketika Anda menikah, siapa WO dan periasnya?

(U): WO-nya saya sendiri. Cuma pelaksananya wakil saya di kantor.

(Y)Yang merias teman seperguruan waktu belajar make-up. Saya ingin tahu rasanya dirias. Tapi "gatal" juga kalau enggak membetulkan sana-sini. Setiap terima order Anda saling merekomendasi?

(U) Enggak. Keinginan klien selalu berbeda-beda. Terkadang saat datang ke saya, ada yang sudah memilih sendiri vendor-vendornya. Bila perias yang mereka pilih menurut saya kurang bagus, saya menyodorkan perias lain tapi bukan istri saya. Namun, bila klien tanya siapa perias yang bagus, baru saya rekomendasikan ke istri. Silakan melihat foto-foto pengantin yang pernah dirias istri saya. Rata-rata, klien tidak menolak kerja istri saya. Pada dasarnya hasil kerja istri saya juga sangat baik, kok.

(Y): Sama. Setiap ada order merias, saya juga enggak pernah menyodorkan suami sebagai WO. Kadang mereka sudah punya WO.

Pakai ritual khusus sebelum merias pengantin?

(Y): Saya puasa dan berdoa. Pengantin juga saya sarankan puasa agar acara berjalan lancar. Mulai dari sanggul sampai touch up saya kerjakan sendiri. Saya cuma dibantu satu asisten untuk menyiapkan alat-alat. Bila ada permintaan make up untuk keluarga, saya bawa asisten lagi.

Boleh tahu harga satu paket untuk riasan pengantin?

(Y): Aduh jangan. Tidak enak. Tergantung acara dan adatnya.

Banyak order untuk 7/7/7?

(U): Banyak. Paling tidak ada tujuh yang saya tolak. Aneh ya, sepertinya itu bulan biasa saja, ya. Tapi banyak banget yang mau nikah di tanggal dan bulan itu.

(Y): Saya harus tahu diri, terlebih sedang hamil. Paling banter saya cuma terima dua job. Itu pun dalam satu kota, pagi dan malam. Saya tidak mungkin merias satu pengantin, lalu saya tinggal pergi untuk merias di tempat lain.

Apa aktivitas Anda di luar kesibukan kerja?

Kami sama-sama hobi nonton. Pernah pas Ramadhan, kami tiap hari nonton. Suatu hari kami gratis masuk bioskop gara-gara penjaganya hafal wajah kami.

Rini Sulistyati

Foto : Dok. Nova