Anak dapat dilatih mandi sendiri sejak ia bisa berdiri. Selain jadi mandiri, kebiasaan ini juga menumbuhkan rasa percaya dirinya.
Jangan mentang- mentang masih batita lalu anak tak perlu belajar mandi sendiri, lo, Bu-Pak. Tak mau, kan, kalau ia terlanjur harus selalu dimandikan meski sudah duduk di bangku SD? Celakanya, banyak orang tua menganggap, tak bakal bersih bila si kecil mandi sendiri. Akhirnya, anak dimandikan.
Apalagi, seperti dituturkan Dra. Ratna Djuwita, Dipl. Psych., "Orang tua maunya cepat beres karena tak punya banyak waktu. Atau menyuruh pengasuh memandikan anak karena dijamin bersih sekaligus menghemat waktu karena tak harus mengerjakannya sendiri.Pengasuh pun biasanya hanya menjalankan tugas sehingga jarang atau tak terpikir untuk mengajarkan si anak mandi sendiri.
Akibatnya, anak terbiasa dimandikan tanpa diajari mandi sendiri. "Yang rugi, jelas orang tuanya. Mereka lupa, ada kesempatan emas yang hilang, yang seharusnya bisa didapat si anak dari belajar mandi sendiri". ungkap psikolog dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia ini.
TUMBUH RASA PERCAYA DIRI
Padahal, mandi sendiri seharusnya dibiasakan. Terutama setelah anak dapat berdiri. "Anak bisa belajar mandi sendiri di usia 1 tahun, meski belum betul." Secara bertahap, sejalan dengan bertambahnya usia anak, ajarkan terus sehingga ketika berumur 4 tahun, sudah betul-betul bisa mandi sendiri kendati, harus tetap diawasi orang dewasa.
Saat memberinya gayung, misal, biarkan ia mengambil air sendiri dan menyiram-nyiram badannya. Orang tua cukup membantu menyabuni bagian-bagian yang sulit dilakukannya sendiri, seperti punggung. Sama halnya dengan anak belajar makan sendiri, yang bikin belepotan pipi dan mulutnya, begitu juga dengan mandi. Ia tentu belum bisa menyiram dan menyabuni dengan betul seluruh tubuhnya. Tapi setidaknya dia merasa dirinya dipercaya dan dia bisa.
"Hal inilah yang sebetulnya ingin kita tumbuhkan pada anak. Sayangnya orang tua sering lupa, sebetulnya dengan mandi sendiri, rasa percaya diri serta konsep dirinya bahwa ia bisa mandiri, tumbuh subur."
Jika anak tak pernah diberi kesempatan, sama saja dengan menghambat proses percaya diri si anak. Akibatnya, ia akan takut bertindak karena khawatir disalahkan. "Seharusnya, kalau memang mandi si anak tidak bersih, orang tua yang membersihkan. Itu sebabnya orang tua diminta tetap mengawasi anak kala ia mandi."
HARUS MENYENANGKAN
Tak hanya rasa percaya dirinya yang tumbuh, tapi erat pula kaitannya dengan pembentukan konsep diri yang tak bisa dilepaskan dari persepsi orang lain terhadap dirinya. "Konsep diri, kan, bukan sepenuhnya tergantung pada kepribadian seseorang. Tapi juga tergantung pada pengaruh orang lain." Jadi, mandi bukan sekadar masalah kebersihan.
Dengan diberi kepercayaan, anak pun merasa dirinya sudah besar. Rasa percaya diri inilah yang mempengaruhi bagaimana anak berinteraksi dengan orang lain. Saat menginap di rumah sepupunya, misal, kalau ketahuan masih dimandikan, dia bisa jadi bahan tertawaan. "Nah, pengalaman ditertawakan ini bisa membuatnya luka dan malu."