Ketika Ayah Bertukar Peran dengan Ibu (1)

By nova.id, Minggu, 15 Januari 2012 | 23:20 WIB
Ketika Ayah Bertukar Peran dengan Ibu 1 (nova.id)

Positif Bagi Anak

Pada dasarnya baik pria dan perempuan sama-sama berusaha mengasuh dan menjaga keturunannya. Ini dibuktikan oleh beberapa penelitian yang menyatakan bahwa kemampuan ayah mengurus anak dan kedekatan ayah dengan anak sama bagusnya ketika dilakukan ibu. Jika ada anggapan bahwa perempuan memiliki insting caring yang lebih kuat lebih didasarkan pada keyakinan seorang perempuan bahwa anaknya memang benar-benar anaknya. "Ketika ada ayah yang kurang ingin terlibat dengan pengasuhan anak, menurut teori psikologi evolusioner, ayahnya kurang yakin bahwa anaknya benar-benar anaknya," papar psikolog keluarga ini.

Begitu pula dengan anggapan bahwa anak laki-laki yang diurus oleh SAHD cenderung tumbuh kurang maskulin. "Kalau dibedakan secara gender, setahuku justru lebih bagus buat laki-laki. Karena ia cenderung lebih menghargai perempuan, bisa belajar tentang cara laki-laki memperlakukan perempuan dengan baik, dan lebih menghargai tugas-tugas rumah tangga," ungkap Nina.

Anak laki-laki juga cenderung lebih fleksibel untuk memasuki berbagai jenis pergaulan karena sedari kecil sudah dibesarkan dengan SAHD yang termasuk ideologi maskulinitas nontradisional. "Tentu saja ini semua bisa terjadi ketika ayah dekat dengan anak-anaknya," tambahnya. Manfaat SAHD dan ibu yang bekerja juga didapatkan anak-anak tanpa membedakan jenis kelamin. Mereka cenderung lebih sehat karena aktivitas bersama ayah biasanya lebih banyak melibatkan kegiatan fisik. "Anak juga lebih berani mengambil risiko dan lebih berprestasi di sekolah, dll," pungkas Nina.

 Astrid Isnawati / bersambung