Kode Berintim-intim (2)

By nova.id, Kamis, 10 November 2011 | 23:09 WIB
Kode Berintim intim 2 (nova.id)

Lebih Sering Digunakan Wanita

Pada dasarnya, penggunaan kode-kode ajakan untuk berhubungan intim, lebih umum digunakan istri. "Ini karena secara psikologis, lelaki atau suami memiliki sifat lebih terbuka dibanding wanita. Jadi kalau suami mau, mungkin tak ada basa-basi lagi. Akibatnya, kadang seorang istri membolehkan saja dirinya disetubuhi suaminya, walaupun tidak siap, misal," papar Fidelis.

Sebaliknya, wanita secara psikologis memiliki sifat sangat sensitif dalam hal penolakan. Bahkan, bila dia sendiri yang ingin menolak keinginan atau ajakan suaminya. "Karena sifat istri secara psikologis lebih sensitif inilah, mereka pun cenderung lebih banyak menggunakan kode-kode dibanding suaminya."

Soal pemilihan kode, tiap individu tentu berbeda, sangat tergantung tipe kepribadian si wanita. Pada wanita bertipe audio, misal, tentu lebih banyak menggunakan kode-kode yang merangsang pendengarannya. "Jadi, mereka akan lebih banyak bicara atau mendengar kata-kata dari suaminya." Sebaliknya, pada tipe wanita yang visual, mereka lebih sensitif dalam berpakaian atau penataan ruang kamar. "Bagi yang bertipe visual, dengan pakaian tertentu sudah berarti dia menyiapkan diri untuk berhubungan intim."

Namun, bukan berarti kode-kode ini hanya digunakan oleh wanita, lo. Menurut Fidelis, para suami yang memiliki sifat romantis juga kerap menggunakan kode-kode untuk mengajak pasangannya berintim-intim. "Sama halnya, ada wanita yang tidak memakai kode-kode. Dia cenderung berterus-terang dalam 'menuntut' kebutuhan biologisnya."

Metode Menghindari Masa Subur

Di masyarakat Barat, papar Fidelis, kode-kode juga tak melulu digunakan untuk mengundang pasangan berintim-intim, melainkan juga untuk menolak, terutama dilakukan oleh para istri. Namun, penggunaan kode ini erat kaitannya dengan menunda kehamilan. "Di Eropa Barat ada suatu metode dikenal dengan metode menghindari masa subur. Jadi, masyarakat di sana cenderung ber-KB secara alamiah, dengan tidak pakai kondom atau alat kontrasepsi lainnya."

Nah, agar tak terjadi kehamilan, pada masa subur, wanita tak melakukan hubungan seksual dengan pasangannya. Sedangkan yang mengetahui masa subur itu sendiri, kan, si istri. Untuk itu, agar suami tahu si istri sedang dalam masa subur, maka istri harus mengirim pesan kepada suami bahwa saatnya tidak tepat untuk berhubungan.

"Biasanya, sebagai kode atau simbol untuk menolak secara halus, di kamar tidur mereka, istri meletakkan rangkaian bunga atau menyusun bantal di tempat tidur dalam susunan berbeda, yang memang sudah diketahui sang suami. Cara ini tentunya lebih enak dibandingkan langsung mengatakan secara terus terang."

Sama dengan kode untuk "ajakan", kode-kode yang bermakna "penolakan" juga harus melalui persetujuan dari kedua belah pihak, yaitu antara suami-istri telah sepakat untuk menghindari berhubungan seks pada masa subur.

Harus Dibarengi Penyerahan Diri Secara Psikologis

Menurut Fidelis, penggunaan kode-kode tak sekadar pertanda ajakan berintim-intim tapi harus mengandung makna yang lebih dalam lagi. Pasalnya, hubungan intim bagi suami-istri merupakan suatu bahasa pemberian diri sekaligus menerima orang lain. "Jadi, hubungan intim itu merupakan puncak penyerahan diri secara total."