Pekerjaan Kantor Dibawa ke Rumah?

By nova.id, Senin, 31 Oktober 2011 | 07:01 WIB
Pekerjaan Kantor Dibawa ke Rumah (nova.id)

Nah, memantau anak lewat telepon sebaiknya dilakukan sesekali saja. Saat sedang tugas ke luar kota, misalnya. Soalnya, kalau dijadikan kebiasaan, "Lama-lama anak akan mencari orang yang secara fisik lebih dekat dengannya. Entah pengasuh, pembantu, atau tetangga. Tinggal orang tuanya rela atau tidak si anak lebih dekat dengan orang lain?"

Masalah bisa tambah pelik jika anak terlanjur dekat dengan pengasuhnya lalu si pengasuh pindah kerja atau berhenti karena menikah. Rasa aman dan nyaman anak pun terganggu. "Penting diingat, di bawah usia balita, anak sedang membentuk ikatan emosi dengan seseorang."

SUAMI HARUS TAHU

Jadi, sekali lagi, kalau memang tugas kantor terpaksa dibawa pulang karena dikejar deadline, "Masih oke. Tapi sedapat mungkin beri perhatian buat anak terlebih dahulu." Misalnya, usai main dengan anak atau menemaninya belajar, barulah mengerjakan tugas kantor.Tanpa pembagian waktu serta perhatian yang jelas, satu saat pasti anak atau suami bakal protes.

Yang tak kalah penting, pesan Ratna, sebelum membawa pekerjaan ke rumah, sebaiknya bicarakan dulu dengan suami dan anak. "Suami, kan, belum tentu bisa terima kalau di rumah sang istri masih disibukkan pekerjaan kantor. Misalnya, dia ingin mengajak mengobrol istri atau malah mengajaknya ke bioskop." Beda jika sudah dibicarakan sebelumnya, "Saya lagi banyak kerjaan, nih. Boleh, kan, ya, sebagian diselesaikan di rumah.Kalau sudah selesai semua, kita bisa ajak anak-anak jalan-jalan. Mungkin 1-2 minggu ini saya tak cukup banyak waktu buat anak-anak. Tolong dimaafkan, ya?"

Tapi, ingat Ratna, "Usahakan menepati janji. Jangan nanti ada proyek besar lagi, lalu bikin janji lagi tanpa realisasi. Ini bisa menghancurkan kepercayaan keluarga kepada kita." Apalagi kalau ayah dan ibu sama-sama sibuk terus. Bisa jadi, tambah Ratna, rumah akan menjadi seperti hotel saja. "Harus kembali pada niat dulu waktu membentuk keluarga. Apa, sih, yang diinginkan?" Kalau gara-gara kelewat sibuk lalu hubungan antar keluarga jadi renggang, segeralah lakukan evaluasi. Buat suasana yang menyenangkan. Memasakkan kue kesukaan anak, misalnya. Atau menyediakan waktu khusus bagi mereka seperti berenang bersama dan lainnya. "Yang penting ada kebersamaan melakukan suatu kegiatan. Bukannya sama-sama ada di suatu tempat, tetapi masing-masing punya kegiatan berbeda."

Satu hal lagi, jangan hanya piawai mengagendakan jadwal kegiatan di kantor. "Sebaiknya, agendakan juga acara bersama keluarga. Catat dalam buku atau agenda dengan tinta merah. Buatlah sama pentingnya dengan janji bertemu klien atau meeting!"

Erni