Hobi Curhat di Dunia Maya (1)

By nova.id, Selasa, 4 Oktober 2011 | 23:57 WIB
Hobi Curhat di Dunia Maya 1 (nova.id)

Pernahkah Anda membaca wall anak di Facebook dan menemukan ia sedang bermesraan dengan pacarnya dengan cara yang tidak pantas? Pernyataan "What's on your mind..." yang terdapat di wall Facebook memang memancing anak untuk menuliskan apa yang sedang dirasakan dan dipikirkan. Dan, tidak sedikit dari pernyataan anak itu yang memancing reaksi teman-teman lain. Ada yang positif dan bahkan ada yang sampai menimbulkan pertengkaran.

Jika hal ini terjadi pada anak Anda, lakukanlah hal berikut:

1 Menyadarkan anak bahwa media sosial bersifat terbuka. Caranya, Anda bisa menegur halus menggunakan simbol tertentu (smile icon atau lainnya) atau memberi komentar netral sekadar untuk menandakan kehadiran Anda tanpa menyinggung perasaan dan harga diri anak. Harapannya anak sadar kalau orangtuanya "Hadir" di dunia tersebut dan ke depannya anak bisa menjadi lebih berhati-hati.

2 Saat anak sedang saling memaki dengan seseorang di media sosial, orangtua bisa tiba-tiba hadir di antara mereka dan berpura-pura tidak mengerti (playing dumb) apa yang terjadi. Misalnya, orangtua ikut berkomentar dengan berpura-pura tidak menangkap maksud pembicaraan Si Anak dan temannya. "Wah, ada apa dengan dunia, ya?" Ini juga bisa dijadikan orangtua sebagai teguran halus kepada anak.

3 Jika sudah terlalu berisiko, orangtua dapat melakukan teguran langsung yang sifatnya personal melalui pesan singkat (SMS) atau telepon. "Tadi Mama baca wall kamu, kamu sedang memaki-maki orang. Kok, kamu begitu sih, sayang? Memangnya ada apa?" atau "Dek, jangan 'sayang-sayangan' sama pacar di Facebook kayak begitu, ah. Enggak pantas dibaca orang. Kamu, kan, gadis baik-baik, memang kamu enggak malu?" Pesan langsung orangtua itu diharapkan bukan sesuatu yang menghakimi, tapi lebih bersifat bertanya atau mengklarifikasi.

4 Dalam kehidupan sehari-hari, terus ingatkan anak kalau dunia maya itu bersifat umum dan hal-hal yang bersifat pribadi atau sesuatu yang kasar tidak pantas disebarkan di media sosial.

5 Selalu membangun situasi yang nyaman pada saat ingin memberikan masukan pada anak. Oleh karena itu, bicaralah pada waktu yang tepat.

6 Ajarkan untuk meregulasi emosinya. Misalnya relaksasi ketika marah atau tidak melakukan apapun ketika sedang emosi, karena hasilnya pasti negatif.

Arahkan Anak

Arahkanlah anak untuk memanfaatkan media sosial dengan cara yang positif, misalnya bergabung dalam grup hobi atau klub yang sesuai dengan mata pelajarannya (misalnya, klub matematika). Dengan begitu, ketika mereka berselancar di dunia maya, pikiran mereka hanya berpusat pada hal-hal positif.

Nah, banyak anak remaja yang menorehkan namanya di media sosial bukan dengan nama sebenarnya. Ketika mengetahui hal ini, orangtua jangan lantas memarahinya. "Kenapa kamu menamai namamu di Facebook seperti itu?", misalnya. Pertanyaan ini bisa menjadi momen bagi Anda untuk lebih mengenal perilaku, sifat, karakter, dan harapan anak lebih dalam. Intinya, jangan terlalu membatasi anak. Karena media sosial adalah salah satu cara menunjukkan ekspresi, jati diri, dan kreativitas mereka.

 Ester Sondang / bersambung