Pertanyaan Seks Paling "Memalukan" (2)

By nova.id, Senin, 26 September 2011 | 05:27 WIB
Pertanyaan Seks Paling Memalukan 2 (nova.id)

5"Saya sering kelewat cemas kalau-kalau organ kewanitaan saya menyebarkan bau tak sedap. Bagaimana, ya, saya bisa tahu kalau bau tak sedap tadi masih normal atau malah sudah tergolong infeksi yang harus dicurigai?"

Diakui atau tidak, hampir setiap perempuan mencemaskan aroma tak sedap yang menyebar dari organ intimnya. Pasalnya, sewaktu di sekolah menengah, teman-teman pria kerap mengejek dengan mengatakan kalau perempuan bau amis. Tentu saja aroma tak sedap yang kelewat menyengat merupakan tanda adanya infeksi. Sementara yang Anda cemaskan selama ini hanyalah aroma alamiah yang keluar dari tubuh setiap orang. Sayangnya, masyarakat kita terlanjur dibanjiri aneka pewangi, sehingga aroma alami justru kerap dianggap sebagai bau tak sedap yang mengganggu.

Namun kalau tetap cemas, cobalah amati dengan saksama aroma yang muncul dari organ kewanitaan Anda. Infeksi yang disebabkan bakteri, Gardnerella, biasanya ditandai dengan bau amis atau bau amoniak (bau seperti kencing) yang menyengat. Apalagi bila disertai lendir atau darah. Lendir yang mengandung bakteri E.coli, yang disertai infeksi jamur, atau bahkan bercampur sisa air seni akan menempel di kulit terluar vagina Anda. Sebetulnya ada cara mudah untuk mengetahui apakah vagina Anda terjangkit infeksi atau tidak. Saat tangan dalam keadaan bersih, colek sedikit vagina menggunakan ujung jari, kemudian ciumlah. Dari vagina yang sehat akan tercium sedikit bau asam.

6"Sewaktu masih mahasiswa, saya pernah sekali melakukan hubungan seksual tanpa memakai pelindung. Kini setelah bertahun-tahun kemudian saya tetap dihantui kecemasan kalau kejadian tersebut membuat saya tertular penyakit kelamin. Iya, sih, selama ini saya tidak memperlihatkan gejala-gejala yang mencurigakan. Sebaiknya saya menjalani tes HIV atau tidak, ya?"

Seandainya Anda mengalami kasus serupa, tentu saja Anda tak harus dihantui ketakutan terus-menerus seperti itu.

Nah, agar pikiran tenang Anda sangat dianjurkan untuk mendatangi ginekolog guna menjalani tes untuk mengetahui apakah sudah tertular penyakit kelamin atau tidak, termasuk HIV. Mengapa? Tak lain karena begitu Anda berhubungan seksual tanpa pelindung, meski hanya sekali, peluang Anda untuk tertular penyakit kelamin sangat besar.

Pastikan pula Anda melakukan Pap smear. Soalnya, infeksi penyakit kelamin sangat mungkin tidak memperlihatkan gejala sama sekali selama bertahun-tahun. Klamidia, contohnya, adalah salah satu infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual. Infeksi ini secara diam-diam meninggalkan luka parut pada sistem reproduksi yang di kemudian hari menjadi salah satu penyebab ketidaksuburan.

Human papillomavirus (HPV) juga sangat menular. Virus yang bisa menyebabkan kutil pada alat kelamin ini, pada pemeriksaan Pap smear akan menyampaikan "pesan" sebagai ketidaknormalan. Virus ini juga meningkatkan risiko perempuan terkena kanker serviks yang bisa berujung pada kematian.Jadi, hentikan segala keluh kesah Anda dan segeralah memeriksakan diri.

7 "Apakah rongga mulut yang sedang terinfeksi herpes bisa menjadi media penularan bila melakukan seks oral? Dengan kata lain, apakah saya bisa menularkan radang tenggorokan yang tengah saya derita ke alat kelamin pasangan saya?"

Jawabannya "Ya", karena Herpes simplex virus (HSV) bisa ditularkan melalui ciuman, sama ampuhnya melalui seks, baik itu anal seks ataupun seks lewat vagina. Bahkan baru-baru-baru ini terbukti bahwa HSV-1 berasosiasi dengan radang tenggorokan atau rongga mulut, sementara HSV-2 terkait dengan luka-luka lepuh pada alat kelamin. Jangan salah, virus pun bisa menempel baik di wajah ataupun pada alat kelamin. HSV-1 dan HSV-2 sama-sama berpotensi menginfeksi daerah mulut, genital, maupun anus.

HSV-1 pada genital lebih tinggi prevalensinya, terutama di kalangan remaja yang melakukan oral seks sebagai pengganti persetubuhan. Guna mencegah penularan infeksi, penggunaan kondom sama pentingnya pada aktivitas seks oral maupun genital.

8 "Saya sangat merasa tidak nyaman melakukan oral seks, baik memberi maupun menerima. Normalkah ini? Bagaimana caranya agar saya bisa merasa lebih nyaman?"