5 Tetap menjalin komunikasi
Kemampuan berkomunikasi yang prima merupakan alasan utama suami istri untuk menikmati kehidupan seks yang memuaskan. Ingat-ingat kembali janji sebelum menikah bahwa Anda berdua akan sungguh-sungguh terbuka membicarakan apa saja dengan suami.
Selain berbicara, memang tak ada cara lain untuk memahami apa yang diinginkan pasangan, apa yang dibutuhkan, dan apa disukainya. Jadi, jangan pernah mengandalkan asumsi belaka! Boleh jadi Anda akan sangat terkejut begitu mengetahui bahwa apa yang Anda pikirkan ternyata merupakan bukti kebodohan yang sesungguhnya tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Jadi, simpan saja percakapan-percakapan berdasarkan asumsi tadi hanya untuk konsumsi selagi Anda berdua tak berintim-intim. Kendati begitu, dalam momen-momen tertentu, jangan segan-segan untuk angkat bicara menyuarakan berbagai penyesuaian-kecil di antara berdua. Kalau ini bisa Anda lakukan, kenikmatan hidup perkawinan Anda pasti akan terpelihara. Tentu saja Anda tetap harus menjunjung tinggi nilai kepatutan dan kesantunan, hingga apa yang Anda kemukakan tidak malah menimbulkan luka di hati suami.
6 Tidak memberi toleransi terhadap segudang alasan
Segudang alasan kerap dikedepankan agar yang bersangkutan terhindar dari "keharusan" berintim-intim. Entah itu alasan sakit kepala, sakit perut, stres, kelelahan, ataupun berbagai omong kosong sebagai sederet alasan tepat untuk tidak menempatkan seks dalam prioritas suami istri. Padahal patut diingat bahwa kehidupan seks yang sehat berperan menyembuhkan rasa sakit, meredakan stres, membuat kita lebih cepat tertidur pulas, sekaligus memotivasi diri untuk secepatnya menyelesaikan perbedaan pendapat.
Jadi, waspadai membiarkan diri terbiasa melontarkan berbagai alasan semata-mata untuk kepentingan pribadi. Capek mengurus anak? Bukankah anak tak selamanya bayi yang sepenuhnya menggantungkan diri pada Anda? Sibuk di dapur? Coba hitung kembali berapa jam waktu yang Anda habiskan di dapur. Sempatkan bicara berdua untuk mencari solusi agar sesibuk apa pun tetap tersedia waktu untuk berintim-intim. Lelah? Usahakan tidur lebih awal. Tak punya cukup waktu? Berpikirlah kreatif bagaimana menyiasati menit demi menit, bahkan detik demi detik yang Anda miliki.
Akan tetapi jika akar masalah dari kebiasaan mencari-cari alasan ini tidak bisa lagi diperbaiki dengan sejumlah perubahan praktis, cobalah selidiki diri. Bukan tidak mungkin kebiasaan mencari-cari alasan tadi sebetulnya merupakan cerminan dari setumpuk masalah atau amarah yang hendak disembunyikan. Nah, jika demikian ada baiknya Anda segera mencari bantuan ke terapis.
7 Saling percaya satu sama lain
Kita patut memuji seseorang yang berani berterus terang mengenai petualangan cintanya di masa lalu kepada istri/suaminya. Karena untuk sampai pada keberanian semacam itu tentu butuh proses panjang yang dilandasi kepercayaan. Sementara seks yang hebat pada dasarnya merupakan sebuah refleksi dari seluruh penilaian dan komunikasi yang Anda miliki dalam keluarga.
Untuk memiliki rasa saling percaya ini dengan pasangan, Anda harus selalu mencoba membangun kepercayaan tersebut. Bukan hanya sebatas urusan ranjang, tapi juga mencakup hal lain di luar urusan seks. Kalau Anda mengatakan atau melakukan sesuatu yang dianggap penting ataupun yang tidak mengenakkan kepada pasangan di siang hari, besar kemungkinan ia akan menolak bertelanjang diri dan mencoba posisi baru dengan Anda di malam harinya.
Kepercayaan, rasa nyaman, dan kelegaan satu sama lain akan muncul bila Anda mampu membina relasi dengan mendengarkan secara aktif. Artinya, Anda harus berbuat berdasarkan apa yang Anda dengar dari pasangan. Di sini, mendengarkan bukan hanya dengan telinga, tapi juga dengan melibatkan empati, serta membalasnya dengan menaruh hormat sekaligus memegang kepercayaan yang diberikannya, dan tidak semata-mata menuruti perasaan Anda sendiri. Begitu Anda berdua merasakan semua hal tersebut, bisa dipastikan kalau kehidupan seksual Anda akan terasa lebih jujur dan tentu saja diharapkan senatiasa lebih hangat membara.
8 Peduli pada penampilan dan kesehatan
"Kami tetap mengutamakan bagaimana penampilan kami satu sama lain," begitu yang selalu diucapkan oleh mereka yang sukses membina keluarga bahagia. Tak bisa dipungkiri kalau mempertahankan bentuk tubuh dan menaruh perhatian pada penampilan akan sangat membantu Anda dan pasangan menjaga mood agar tak surut ke batas minimum.
Tentu saja ini bukan semata-mata menyenangkan mata pasangan. Peduli pada diri sendiri akan membuat Anda merasa nyaman dengan diri sendiri.
Bukan hanya itu. Gairah seksual Anda pun tergantung pada derajat kesehatan tubuh Anda secara keseluruhan. Saat Anda merasa kurang sehat, lelah, dan serasa kurang tenaga, bisa dipastikan kalau Anda pun tak termotivasi untuk menjalin hubungan dalam aktivitas seksual seperti halnya ketika kesehatan Anda prima. Jadi, jika perlu berlatihlah secara teratur di gym. Saat menunggu suami pulang kantor, segera tanggalkan daster butut Anda lalu kenakan busana yang pantas dan berdandanlah meskipun Anda tak berniat pergi ke mana-mana. Lakukan apa saja yang membuat Anda merasa seksi. Bisa dipastikan suami pun akan menikmati dan menghargai usaha Anda.
Paskaria