Namun Boyke mengingatkan, ibarat makanan berkolesterol tinggi, di balik kenikmatannya, selingkuh memiliki dampak negatif yang sangat merugikan. Tidak hanya bagi kenyamanan anggota keluarga itu sendiri, tapi juga bagi kesehatan fisik dan mental si pelaku.
CERMATI DAMPAK NEGATIF
Lebih lanjut, ginekolog yang juga mendalami seksologi ini merinci dampak perselingkuhan:
1. DEPRESI
Ini terjadi karena adanya perasaan bersalah dalam diri si pelaku. Setidaknya, ia merasa berdosa karena telah mengkhianati pasangannya. Terlebih jika pasangan hidupnya setia menemani, tulus mencintai dan menyayanginya sepenuh hati. Sementara tingkat keimanan yang bersangkutan juga ikut memengaruhi kadar perasaan bersalahnya. Semakin tinggi tingkat keimanannya, semakin besar pula rasa bersalah yang dialaminya. Perasaan ini muncul karena ia merasa telah melanggar nilai-nilai luhur agama yang dianutnya.
Demikian juga dengan toleransi lingkungan. Lingkungan yang permisif dan serbabebas ikut membangun suasana kondusif bagi si pelaku untuk menurutkan keinginannya. Namun, jika lingkungan pelaku sangat mengecam perselingkuhan maka tingkat perasaan bersalahnya akan sangat tinggi. Sanksi keras dari masyarakat bisa saja menyebabkan depresi. Selanjutnya, kondisi depresi akan memunculkan dampak perselingkuhan berikutnya yang tak kalah fatal.
2. KEMATIAN AKIBAT SERANGAN JANTUNG
Ini sama sekali bukan untuk menakut-nakuti. Faktanya memang mengatakan bahwa perselingkuhan amat potensial menyebabkan kematian mendadak. Data yang dikutip dari sebuah penelitian di Jerman menyebutkan, pria tak setia lebih besar risikonya meninggal akibat serangan jantung saat berhubungan seks ketimbang pria setia. Tim peneliti dari Centre for Forensic Medicine di Frankfurt mencoba meneliti catatan kematian dari 30.000 orang yang hidup dalam 3 dekade terakhir. Dari data tersebut disebutkan, ada 60 kasus pria yang meninggal saat melakukan aktivitas seksual. Sebanyak 56 kasus, diketahui meninggal akibat serangan jantung saat berhubungan intim. Empat kasus sisanya, meninggal saat melakukan masturbasi.
Nah, dari 56 kasus kematian pria akibat serangan jantung kala berhubungan seks, ternyata hanya 4 pria yang saat itu tengah berintim-intim dengan pasangan resminya. Sisanya, meninggal saat berasyik-masyuk dengan teman selingkuh atau pekerja seks. Bagaimana dengan di Indonesia? Setali tiga uang! Perhatikan saja koran-koran yang banyak memberitakan pria meninggal akibat serangan jantung kala berselingkuh.
Menurut Boyke, kematian itu disebabkan adanya tekanan depresi, juga umumnya karena pelaku mengonsumsi obat kuat, suplemen tertentu dan minuman perangsang. Pada orang sehat atau normal, suplemen tadi boleh jadi tidak mendatangkan masalah. Akan tetapi tidak demikian halnya dengan orang-orang yang mengidap gangguan kesehatan seperti penyakit jantung. Mengonsumsi zat-zat tersebut sangat mungkin menimbulkan masalah, termasuk kematian mendadak.
Kenapa harus minum obat kuat segala sih? Tak lain karena yang bersangkutan butuh pengakuan bahwa ia masih perkasa. Selain karena dorongan untuk mendapat kepuasan sekaligus memuaskan pasangan gelapnya. Pria seperti ini baru merasa dirinya perkasa kalau mampu berlama-lama berhubungan disamping berpikir bahwa ia sudah membayar "mahal" kekasih gelapnya. Jadi, sayang rasanya kalau hanya "dipakai" sebentar.