Tabloidnova.com -- Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto ditangkap Jumat (23/1) kemarin saat sedang mengantarkan anak bungsunya sekolah. Ia juga ditemani oleh anak kedua saat penangkapan berlangsung. Kasus yang dituduhkan padanya, adalah tentang sengketa Pilkada di Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, tahun 2010 lalu.
Seperti yang ditulis dari Kompas.com, Bambang Widjojanto menceritakan sejumlah detail dalam penangkapan tersebut. Setelahnya, diungkapkan pula bahwa Bambang merasa terintimidasi dengan perlakuan penyidik. Berikut 3 hal yang tak diterima Bambang saat penangkapan.
1. Tentang Surat Penangkapan
Bambang mengatakan, saat penyidik menemuinya, mereka menunjukkan surat penangkapan dan penggeledahan kepadanya. Namun, menurut dia, penyidik hanya memberikan waktu yang singkat baginya untuk membaca surat tersebut. Lalu, para penyidik mencoba untuk memborgol tangannya."Setelah diberikan, mereka tidak memberikan kesempatan untuk membaca lebih lagi. (Surat penangkapan) ditunjukkan, lalu cepat-cepat diambil."
2. Tentang Borgol
"Tangan saya mau diborgol, saya menolak untuk diborgol ke belakang. Saya protes, kenapa saya diborgol," ungkapnya setelah menjalani shalat dzuhur di masjid depan rumahnya, Sabtu.
Setelah itu, Bambang mengaku sempat melihat sekelilingnya. Selain para penyidik, dia melihat mobil Brimob Polri dan petugas bersenjata laras panjang serta kamera yang menyorot momen penangkapannya tersebut.
"Ini seperti sudah dipersiapkan, ada kamera, ada mobil Brimob. Saya merasa seperti disergap gitu, lho, padahal saya merasa belum pernah dipanggil sekali pun. Saya melawan ketika saya diperlakukan tidak sepantasnya dengan mau diborgol ke belakang. Saya kasih tahu ke anak saya, ini tidak benar. Akhirnya mereka borgol tangan saya di depan. Saya ikut saja," tuturnya.
3. Tentang Plester
Hal lain yang menurutnya tidak bisa diterima adalah saat dirinya menjelaskan kepada anaknya mengenai prosedur penangkapan tersangka. Saat dia menjelaskan, lanjut Bambang, salah satu penyidik menyela. "Salah satu penyidik bilang, 'ada plester enggak?' Ini terorism," tekannya.
4. Tentang Teror
Selain itu, ada seorang penyidik di dalam mobil yang mencoba mengajaknya mengobrol. Namun, menurut Bambang, ini semacam teror bagi dirinya. "Begitu masuk, ada yang bilang 'Mas Bambang lupa ya sama saya. Mas Bambang ini supaya tahu saja, perkaranya banyak'. Ini saya anggap sebagai sebuah teror. 'Jangan bicara soal perkara', kata saya, 'nanti kalau sudah diperiksa saja'," ucapnya sambil mengingat suasana di dalam mobil.