Sejak SMA, jantung Yeslia Irawaty kerap berdebar kencang, sering kehabisan napas, dan kurus. "Saya juga sering gatal-gatal lalu sembuh tapi nanti gatal-gatal lagi," ujar perempuan berambut panjang ini. Tadinya, Yeslia menganggap hal ini wajar karena ia masih muda. "Puncaknya, bola mata saya makin menonjol dan saya periksa ke dokter jantung lalu direferensikan ke dokter spesialis penyakit dalam," paparnya.
Saat didiagnosis, Yeslia baru tahu kalau ia mengidap kelebihan produksi hormon tiroid atau hipertiroid grave's disease. "Saya melakukan pengobatan selama empat tahun dan terus-menerus meminum obat. Keadaan saya membaik, saya menikah, dan hamil," ucapnya. Saat buah hatinya lahir, ia langsung melakukan screening untuk bayinya. "Hasilnya baik-baik saja," ujar Yeslia. Hingga hari ini, Yeslia masih disiplin menjalani pengobatan meski kondisinya sudah normal.
Mungil tapi Krusial
Di konferensi pers Sosialisasi Bahaya Tiroid dalam rangka 10th Asia and Oceania Thyroid Association Congress (AOTA) yang diselenggarakan PT Merck Tbk dan PERKENI (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia) di Bali, Prof. DR. dr. H. Achmad Rudijanto, SpPD, KEMD, FINASIM., mengungkapkan pentingnya kelenjar tiroid yang berada di leher bagian tengah ini. "Tugas utama kelenjar tiroid adalah membuat dan menyalurkan hormon tiroid ke seluruh tubuh," ujar pria yang akrab dipanggil Rudi ini.
Orang normal memiliki kelenjar tiroid yang kecil dan hampir tak teraba. Tetapi, kelenjar tiroid ini bekerja atas perintah otak untuk menghasilkan dua jenis hormon tiroid yaitu T4 dan T3. Fungsinya, mengatur metabolisme tubuh termasuk lemak, karbohidrat, dan protein. Hormon ini juga berpengaruh pada kecerdasan dan pergerakan usus, denyut jantung, dan kekuatan otot.
Secara spesifik, hormon T4 dan T3 juga mengatur suhu badan. Saat tubuh kedinginan, misalnya, kita tidak akan membeku karena hormon tiroid akan menggerakkan mekanisme menghangatkan tubuh. "Hebatnya kalau hormon tiroid diproduksi berlebihan, dia akan mengerem pekerjaan otak supaya hormon-hormon yang merangsang produksi tiroid ini diturunkan. Kalau kurang, disuruh oleh otak kita untuk menghasilkan hormon," papar pria murah senyum ini.
Kurang Yodium
Salah satu penyebab kelainan hormon tiroid adalah kurangnya asupan yodium yang didapat dari makanan. Garam meja, demikian nama umumnya, memang sangat penting dan jumlahnya bervariasi sesuai usia. "Kalau kurang dari yang harusnya kita konsumsi, sangat mungkin akan berpengaruh pada produksi hormon tiroid," ujar Rudi.
Sayangnya, garam meja yang beredar di pasaran seringkali tidak memiliki kandungan yodium seperti yang tercantum dalam label. "Kami pernah survei garam beryodium. Ternyata, kandungannya tidak sesuai aturan dan begitu pula kemasannya," kata Rudi.
Padahal, regulasi garam meja ini ketat dan memiliki undang-undang tersendiri. "Di tingkat produksi, garam yodium masih bagus tapi di tingkat pasar susah diawasi. Garam yodium juga ada masa kedaluwarsa," ungkap Rudi. Maksudnya, bisa saja kemasan garam yodium mencantumkan kadar yodium sesuai aturan, akan tetapi barangnya sudah kedaluwarsa saat dipakai konsumen.
Lebih lanjut Rudi menjelaskan kebiasaan masyarakat Indonesia yang keliru di dapur. Misalnya, kita terbiasa menaburkan garam saat bahan makanan sedang dimasak. "Garam di rumah, sih, bagus. Tapi, hilang pas dimasak," cetus Rudi. Akan lebih baik, lanjut Rudi, bila kita mencontoh persiapan memasak dan makan di negara maju atau di hotel. "Preparasi garam dilakukan di atas meja. Maksudnya, biar garam tidak hilang dalam kemasannya. Jangan ditaburkan langsung pas masak," tegas Rudi.
Mata Menonjol
Bicara soal kelainan hormon tiroid, jika ditilik dari segi fungsi, jenis pertamanya adalah hipertiroidisme yang terjadi bila produksi hormon tiroid berlebihan.
Persis seperti yang dialami Yeslia, metabolisme penderita meningkat tajam sehingga jantung berdebar kencang dan mengeluarkan keringat berlebihan. Gejala lainnya, banyak makan tapi berat badan malah menurun, tremor. Khusus wanita, ia akan mengalami gangguan haid dan emosional.
Hipertiroid paling banyak disebabkan grave's disease dan nodular hyperthyroidism, "Ini menyertai adanya kelenjar gondok yang membesar." Hipertiroid lebih mudah dilihat kasat mata pasalnya mata penderita terlihat menonjol atau melotot. "Ekspresi wajahnya berbeda dengan hipotiroid yang seolah-olah mau tidur (mengantuk)."
Pelupa & Malas
Jenis kedua gangguan hormon tiroid adalah hipotiroidisme atau kekurangan produksi hormon tiroid. "Produksinya dipengaruhi kelenjar gondok dan otak. Penyebabnya banyak, primer jika kelainan di kelenjar gondok dan sekunder karena kinerja otak bermasalah hingga tidak merangsang kelenjar tiroid. Ada juga yang sementara, misalnya karena melahirkan," papar Rudi.
Kinerja otak yang bermasalah ini akhirnya menyebabkan kecerdasan Si Penderita menurun. "Mudah lupa, susah berpikir, memori loss, mengantuk padahal jam tidur sudah cukup, gerakannya lamban, dan tak tahan dingin," papar Rudi. Gejala utama lainnya adalah kram otot, suara berat dan parau.
Penderita hipotiroid juga kerap mengalami penurunan nafsu makan. Anehnya, berat badannya malah terus bertambah dan sering sembelit. Ciri lainnya yang terkait organ seksual adalah menorrhagia (pendarahan vagina) dan turunnya libido.
Astrid Isnawati / bersambung