Siapapun yang sedang kelelahan akibat segudang aktivitas pasti mengidamkan pijatan. Tubuh yang "dibungkus" kulit (reseptor terluas dalam tubuh manusia) memang dapat melancarkan peredaran darah dan memompa energi ketika diberikan pijatan. Akibatnya, badan dan pikiran lebih tenang dan segar. Itulah mengapa pijat dianggap dapat membuat badan lebih fit.
Efek ini, menurut Hesti Ariyanti, AMF., fisioterapis dari Klinik Fisioterapi Sasana Husada, disebabkan adanya gelombang oksigen yang banyak dikirim ke otak dan seluruh organ tubuh lainnya berkat pijatan yang tepat. Oleh karena itu, agar tubuh mencapai kebugaran yang maksimal, pijatan tentu tidak dapat dilakukan sembarangan.
"Dalam fisioterapi, ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika memberi massage (pijat, Red.), di antaranya arah pijatan harus sesuai dengan sirkulasi darah dan disesuaikan dengan bentuk atau karakter otot," papar Hesti. Jika pijatan dilakukan tanpa mengikuti prosedur, dikhawatirkan bakal terjadi dampak lebih buruk daripada sekadar pegal-pegal. Contohnya, anggota tubuh menjadi memar.
Telentang Jika Hamil
Para pekerja yang bekerja sembari duduk dalam waktu lama sering merasa pegal di bagian punggung, leher, atau pinggang. Maka tak heran jika pekerja tipe ini kerap merasa membutuhkan pijatan di anggota badan.
Menurut Hesti, tak masalah bila memijat tubuh untuk menghilangkan rasa pegal dilakukan kapan saja. Pasalnya, memberikan pijatan ketika Anda merasa lelah setelah beraktivitas dapat membuat tubuh lebih relaks karena otot yang mengencang perlahan-lahan kendur, ditambah sirkulasi darah yang kian lancar.
Rasa pegal juga kerap terjadi pada ibu hamil. Di sisi lain, tak sedikit perempuan yang khawatir pijatan akan memengaruhi kesehatan kandungan. Padahal, pijatan pada ibu hamil sama sekali tidak berbahaya. Asalkan pijatan dilakukan dalam posisi telentang atau miring ke salah satu sisi dengan memberikan sandaran di bawah perut.
"Posisi ini membuat kandungan tidak tertekan karena perut tidak dijadikan penumpu berat badan ibu. Di samping itu, ada pula area yang harus dihindari, misalnya jika anggota tubuh seperti pergelangan kaki atau belakang lutut terkena varises," tambah Hesti.
Kemudian, apabila usia kandungan kurang dari tujuh bulan, pijatan di area punggung pun harus dikurangi tekanannya untuk menghindari dorongan yang berpotensi menghambat pertumbuhan janin.
"Selain itu, meski pemilihan minyak atau losion ketika pijat sebenarnya tidak berpengaruh pada penyembuhan karena hanya berfungsi membuat kulit licin dan mudah dipijat, tapi memberikan aroma tertentu dapat berkhasiat untuk menambah ketenangan," paparnya.
Cedera Hingga Bell's Palsy
Pijat juga bermanfaat sebagai salah satu faktor yang membantu penyembuhan penyakit tertentu. Khususnya penyakit yang berhubungan dengan stretching alias peregangan. "Penyakit dapat dibantu dengan pijat jika keluhan bersumber dari saraf, otot, atau yang diakibatkan cedera. Fungsi pijat di sini untuk menenangkan serta mengendurkan bagian yang tegang," papar Hesti.
Tentunya, tindakan ini harus disertai rujukan dan telah menempuh proses pemeriksaan secara medis. Sebutlah keluhan seperti cedera ketika olahraga (sport injury), nyeri karena otot terjepit, atau bell's palsy. "Pada bell's palsy, kita melakukan pijatan untuk mengembalikan rehabilitasi saraf tepi dan merangsang otot agar tidak menjadi kencang," ujarnya.
Lalu, kapan saat yang tepat untuk memberikan terapi pijat? Ternyata, meski sakit terdeteksi, tak berarti kita dapat segera mendapat penanganan. Untuk kasus sport injury, misalnya, pasien harus menunggu hingga bengkaknya hilang sebelum mendapat terapi pijat.
"Lain dengan kasus otot tegang yang dapat langsung diberi pijatan ketika keluhan datang. Asalkan diberi pemanasan terlebih dahulu. Sementara untuk bell's palsy, harus didiamkan dulu selama satu minggu karena saat itu terjadi perbaikan saraf," kata Hesti.
Pijat Bayi Harus Sesuai Usia
Siapa sangka pijatan pada bayi dapat menjadi stimulasi yang membantu mengoptimalkan tumbuh kembang motorik anak. Tak hanya itu, pijat pada bayi juga bermanfaat untuk melancarkan fungsi pencernaan, menjaga keseimbangan berat badan, meningkatkan daya tahan tubuh, dan membuat tidur anak lebih lelap. Di lain sisi, proses pemijatan yang lembut pun dapat mempertebal ikatan anak dan orangtua.
"Bayi sudah dapat dipijat sejak ia dilahirkan. Namun saat baru lahir hingga berusia satu bulan, pijatan yang diberikan hanya gerakan halus yang lebih menyerupai usapan. Ketika ia berusia satu sampai tiga bulan, Anda dapat memberikan tekanan ringan dalam waktu singkat. Sementara untuk usia tiga bulan ke atas, tekanan dan durasi dapat ditambah lagi," papar Hesti.
Sebaiknya, pemijatan untuk bayi Anda dilakukan pada pagi dan malam hari sebelum tidur. Sebelumnya, pastikan bayi dalam keadaan sehat dan tidak dalam kondisi terlalu kenyang. "Lumuri kulit bayi dengan baby oil terlebih dahulu agar tidak terjadi gesekan kasar di kulitnya, lalu lakukan massage mulai dari telapak kaki, jari kaki, tempurung kaki, betis, hingga paha, lalu naik ke perut, dada, tangan, muka, dan punggung," jelas Hesti.
Annelis Brilian / bersambung